(19) Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, (20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. (EFESUS 2:19-20)
Tema kita bulan ini adalah foundation (fondasi). Seberapa dalam fondasi yang kita bangun akan menentukan seberapa tinggi bangunan yang akan kita dirikan. Tuhan mau setiap dari kita membangun fondasi kehidupan kita di atas dasar yang kokoh dan teguh yaitu di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Fondasi kehidupan kita mulai dibangun dari dalam keluarga di mana kita bertumbuh dan dibesarkan. Hidup kita bukan sekedar menghidupi apa yang ada, tetapi hidup kita adalah untuk memuliakan nama Tuhan. Kita tidak perlu kuatir sebab Tuhan kita adalah gembala yang baik yang akan membimbing dan memelihara kita.
Apa yang kita putuskan hari ini menentukan masa depan kita di dalam kekekalan, oleh sebab itu mari kita bangun hidup ini di atas dasar yang teguh. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, dalam Tuhan. Firman Tuhan sebagai dasar yang teguh yang telah diletakkan Allah dan dimeteraikan oleh pengenalan Allah kepada umatNya dan barangsiapa yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan (2 Timotius 2:19). Tinggalkan kebiasaan-kebiasaan yang merugikan dan berlarilah kepada panggilan sorgawi sehingga hidup kita mengalami peningkatan dan pertumbuhan di dalam Tuhan.
Sebagai keluarga Kerajaan Allah, fondasi-fondasi yang akan kita bangun adalah:
MEMBANGUN IMAN PRIBADI
Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. (YUDAS 1:20)
Orang yang membangun imannya secara pribadi adalah orang yang datang kepada Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya serta melakukannya. Tuhan Yesus menyamakan orang yang demikian dengan seseorang yang mendirikan rumahnya dengan menggali dalam dan meletakkan dasarnya di atas dasar batu, sehingga ketika air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun (Lukas 6:47-48). Cara membangun iman pribadi adalah melalui beribadah, karena ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang (1 Timotius 4:7-9).
MENJADI TELADAN DI DALAM KELUARGA
sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
(2 TIMOTIUS 1:5 )
Dalam setiap perkataan dan tindakan yang kita lakukan harus menyatakan wujud Kristus. Kita harus menjadi teladan bagi orang-orang yang ada di sekitar kita sehingga kehadiran kita dapat dirasakan. Rasul Paulus memuji teladan dari Lois yang diturunkan kepada Eunike hingga kepada Timotius. Jadilah teladan dalam keluarga kita sehingga legacy yang benar kita wariskan kepada anak-cucu kita.
MENTORING / PENDAMPINGAN
Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Sesungguhnya sudah dekat waktunya bahwa engkau akan mati; maka panggillah Yosua dan berdirilah bersama-sama dengan dia dalam Kemah Pertemuan, supaya Aku memberi perintah kepadanya.” Lalu pergilah Musa dan Yosua berdiri dalam Kemah Pertemuan. (ULANGAN 31:14)
Sebelum kita bergerak ke luar, yang pertama kita muridkan adalah anggota keluarga. Ada banyak hal, kesaksian dan Firman Tuhan yang dapat kita bagikan bagi mereka. Percuma kita rajin melayani dan sibuk dengan pekerjaan Tuhan jika keluarga kita berantakan dan tidak terberkati dengan apa yang kita lakukan. Sesungguhnya pelayanan kita sudah gagal di mata Tuhan. Kehidupan Musa mengajarkan kepada kita bagaimana ia melakukan pendampingan kepada Yosua yang masih muda sehingga Yosua dipilih Tuhan menjadi pemimpin bangsa Israel untuk masuk ke tanah yang Tuhan janjikan. Dampingi anak-anak kita sehingga kuasa Tuhan bekerja dalam kehidupan mereka dan keluarga kita merasakan sorga di bumi serta anak cucu kita yang kita ajar beribadah pada Tuhan yang benar, akan bersaksi menceritakan kebaikan-kebaikan Tuhan kepada keturunan mereka, yaitu anak cucu mereka yaitu angkatan yang akan datang (Mazmur 22:31)
BERTUMBUH BERSAMA
(4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. (5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (YOHANES 15:4-5)
Pertumbuhan yang sama sangat perlu di dalam keluarga, tidak hanya suami, istri atau hanya anak-anak saja yang bertumbuh. Semua anggota keluarga harus bertumbuh bersama-sama di dalam pengenalan akan Tuhan. Orang tua harus mengajarkan kebenaran Firman Tuhan kepada anak-anaknya sehingga kehidupan kita seperti pokok anggur yang menghasilkan buah-buah dan buahnya itu tinggal tetap.
Ada dinamika di dalam hubungan keluarga, terkadang ada gesekan-gesekan, saling menegur dan memberi semangat. Tetapi jika kita memiliki tujuan yang sama untuk bertumbuh maka apapun tantangan yang kita hadapi maka segala sesuatunya dapat dikomunikasikan dengan baik sehingga tujuan pertumbuhan bersama dapat dicapai. Untuk mencapai pertumbuhan yang sama, setiap anggota keluarga juga harus memiliki visi, komitmen dan pelayanan yang sama.
Sebuah bangunan yang tinggi menjulang dimulai dari sebuah fondasi yang di tanam dengan kuat. Marilah kita bangun hidup kita dengan berakar di dalam Dia dan bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan serta melimpah dengan syukur. Amin. (RCH).