Dari Paulus, seorang hukuman karena Kristus Yesus dan dari Timotius saudara kita, kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus, teman seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu: (Filemon 1:1-2)
Rasul Paulus adalah seorang Kingdom Influencer yang sangat luar biasa. Sebelum menjadi murid Kristus, Paulus adalah seorang yang sangat extrim dengan keyakinannya sebagai penganut agama Yahudi yang menganiaya para pengikut Kristus pada zaman itu. Rasul Paulus adalah seorang warga negara Roma. Jika kita pergi ke gereja Santo Petrus di Roma, kita melihat sebuah patung Rasul Paulus yang di tangan kanannya memegang pedang karena dia seorang tentara dan di tangan kirinya memegang perkament. Sebuah tulisan atau goresan pena akan lebih tajam dari pada pedang. Artinya, melalui tulisan-tulisan Rasul Paulus memiliki pengaruh yang luar biasa dan bisa dinikmati hingga saat ini. Rasul Paulus dikenal sebagai pemberita agama Kristen, sesungguhnya yang diberitakannya adalah Yesus Kristus Tuhan dan perjumpaannya dengan Kristus mengubah seluruh hidupnya.
Kita sudah berada pada akhir dari akhir zaman, oleh sebab itu hidup kita harus menjadi Kingdom Influencer. Pada zaman Kaisar Nero berkuasa, terjadi penganiayaan terhadap orang percaya. Orang percaya dibakar hidup-hidup dan dijadikan penerangan jalan, mereka juga diadu dengan binatang buas di arena gladiator sebagai hiburan, tetapi pengaruh Kerajaan Allah membuat mereka bertahan bahkan semakin meluas hingga saat ini. Pada abad ke-4 Kerajaan Romawi tunduk dan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Kita akan belajar bagaimana menjadi Kingdom Influencer dari kisah Filemon dan Onesimus dalam kitab Filemon. Kitab Filemon merupakan surat pribadi yang dikirimkan oleh Rasul Paulus dari penjara di Roma kepada Filemon. Dari nama-nama yang disebutkan oleh Rasul Paulus dalam surat ini menunjukkan bahwa Filemon tinggal di Kolose dan menjadi anggota gereja di sana. Filemon bertobat di bawah pelayanan Rasul Paulus. Kehidupan kerohanian Filemon sangat bertumbuh sehingga dalam surat ini Rasul Paulus menyebutkan bahwa dia sangat bersyukur atas sikap Filemon kepada semua orang kudus dan tentang imannya kepada Tuhan Yesus. Filemon menunjukkan pengaruh Kerajaan Allah dalam dirinya dimulai dari rumahnya dan menyebar ke komunitas yang lebih luas. Filemon membuka rumahnya untuk pertemuan jemaat yang terus bertumbuh menjadi gereja yang membawa pengaruh.
Paulus mengirim surat ini bersama Onesimus, seorang budak yang melarikan diri dari Filemon dan kemungkinan telah mencuri dari tuannya sebelum melarikan diri (Filemon 1:15-18). Onesimus telah melarikan diri ke Roma dan di situ dia mengenal Rasul Paulus serta percaya kepada Kristus melalui pemberitaan Paulus. Menurut hukum Romawi, seorang hamba yang melarikan diri harus dihukum mati. Melalui surat ini Paulus menjadi perantara untuk Onesimus dengan Filemon dan memohon supaya Onesimus diterima kembali secara ramah bukan lagi sebagai budak tetapi sebagai saudara seiman dan sahabat Paulus dengan kasih yang sama sebagaimana dia menerima Paulus sendiri.
Paulus berperan sebagai bapa rohani bagi baik Filemon maupun Onesimus. la menyebut Onesimus sebagai “anaknya” yang dilahirkan di dalam penjara (Filemon 1:10), hal ini menunjukkan hubungan yang sangat dekat. Sebagai bapa rohani, Paulus tidak hanya membimbing pertobatan dan pertumbuhan iman Onesimus tetapi juga menasihati Filemon, menunjukkan kasih yang sama kepada mereka berdua. Hubungan ini memperlihatkan bagaimana seorang Kingdom Influencer memainkan peran penting dalam mendampingi dan membimbing orang-orang dalam perjalanan rohani mereka. Filemon digambarkan sebagai seorang yang penuh kasih dan berpengaruh di komunitasnya. Namanya berarti “yang penuh kasih sayang,” mencerminkan karakter dasarnya. Ia dikenal karena kasihnya kepada sesama orang percaya (Filemon 1:5). Imannya kepada Kristus menjadi fondasi tindakannya dalam menjadi pembawa pengaruh Kerajaan (Kingdom Influencer).
Melalui Surat Filemon ini kita dapat belajar bagaimana kuasa pengampunan yang diberikan oleh Filemon kepada Onesimus mampu men-transformasi kehidupan Onesimus yang dulunya “tidak berguna,” kini menjadi “sangat berguna”. Ini adalah gambaran pengampunan yang diberikan Kristus kepada kita, sehingga hidup kita benar-benar diubahkan. Dorongan Paulus kepada Filemon untuk menerima Onesimus sebagai saudara, bukan budak, menunjukkan bahwa berita Injil mampu meruntuhkan hambatan sosial dan adanya kesetaraan di dalam Kristus. Sebagai “Kingdom Influencer,” kita dipanggil untuk membawa pengaruh positif melalui kasih dan integritas dalam tindakan sehari-hari. Surat Filemon, meskipun singkat, memberikan pelajaran yang penting tentang kehidupan Rasul Paulus sebagai bapa rohani, menunjukkan bahwa kepemimpinan dan bimbingan rohani dapat membawa transformasi dan perubahan sejati dalam masyarakat, mencerminkan kasih dan pengampunan Kristus. (RCH).