KINTSUGI

Bacaan Setahun:
Hos. 8-11
Rm. 12

“Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.”Yeremia 18:4

Ketika kita membaca mengenai kisah seorang tukang periuk yang sedang bekerja dengan Ktanah liat di tangan dan penjunannya, ia berhak atas tanah liat yang sedang dikerjakannya itu. Namun, apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu rusak, maka tukang periuk itu akan mengerjakannya kembali dan dibentuk kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Bersyukur jika hidup kita masih ada di tangan Sang Penjunan, Tuhan akan membentuk kita kembali menurut apa yang baik menurut pemandangan-Nya.
Cerita ini akan berubah ketika tanah liat yang telah dibuatnya itu sudah menjadi sebuah bejana yang indah kemudian pecah dan hancur. Kita seringkali berfikir bahwa jika sebuah bejana atau periuk yang sudah jadi lalu pecah dan hancur tidak akan mungkin bisa diperbaiki lagi. Ketika seseorang yang sudah aktif melayani Tuhan, tapi karena kebodohannya dia jatuh, dan seolah-olah dunianya hancur serta tidak bisa diperbaiki lagi. Di Jepang, ada sebuah cabang seni yang cukup unik yaitu bukan membuat kerajinan tangan, tetapi cabang seni ini justru memperbaiki kerajinan tangan yang rusak dengan cara yang tak biasa. Cabang seni ini adalah kintsugi. Biasanya barang pecah belah entah itu bejana atau periuk yang retak atau pecah direkatkan kembali dengan lem dan semakin samar bekas retakannya akan semakin baik. Kintsugi justru menggunakan emas atau perak yang dicampur resin untuk merekatkan keretakan atau bagian bejana atau periuk yang pecah agar pola retakan semakin kentara dan bejada itu terlihat indah.
Jika hari ini kita masih berfikir bahwa hidup kita sudah hancur dan sepertinya tidak ada harapan lagi. Tuhan Yesus adalah Sang Maestro yang mampu mengerjakan kinstugi dalam hidup kita. Darah-Nya yang mahal akan merekatkannya kembali setiap kepingan hidup kita sehingga hidup kita menjadi berharga dan semakin indah. Sebuah bejana atau periuk yang pecah tidak lagi ada harganya, tetapi emas dan perak yang digunakan untuk merekatkan kembali itulah yang sangat berharga. Sehingga bejana itu kembali menjadi indah. Seburuk dan sekelam apapun masa lalu kita atau seberapa hancur hidup kita. Tuhan akan menunjukkan bahwa di tangan-Nya hidup kita sangat berharga. Darah-Nya yang mahal dan sangat berharga akan merekatkan kembali kepingan hidup kita sehingga hidup kita kembali bernilai.
Apapun masa lalu dan kehidupan kelam wanita Samaria yang seolah-olah sudah hancur berkeping-keping, ketika bertemu dengan Yesus, Yesus mampu merekatkannya kembali dan merubah hidupnya menjadi seorang pemberita kabar baik yang memenangkan seisi kotanya dan kisahnya tercatat alam kitab Injil sehingga menjadi teladan buat kita. Datang pada Yesus dan Ia akan memembalikan keadaan kita. Kehancuran yang seolah-olah memalukan akan menjadi pengalaman berharga bahwa kasih-Nya sangat besar bagi kita. (RSN)

Questions :
1. Masihkah kita terintimidasi akan masa lalu kita yang kelam?
2. Sudahkan kita datang kepada Yesus yang akan memulihkan hidup kita?

Values :
Mungkin kita tidak bisa menghapuskan betapa kelam hidup kita dahulu, tetapi darah Yesus mampu merekatkan tiap kepingan itu menjadi suatu yang sangat berharga, dan Dia sangat mengasihi hidup kita.

Tuhan kita selalu memberikan kesempatan kedua karena Dia adalah Sang Maestro yang mampu merubah hidup kita yang hancur menjadi bernilai.