KNOWING THE END TIMES | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. (Hosea 4:6 )

Pada tanggal 26 Desember 2004, ada seorang gadis cilik bernama Tilly Smith memberikan peringatan kepada ayahnya tentang ciri tsunami yaitu surutnya air laut secara mendadak di pantai Mai Khao di Thailand. Ia teringat akan pelajaran ilmu bumi bagaimana ciri-ciri akan terjadinya tsunami. Ayahnya bergumul mengenai hal ini, haruskah hal ini disampaikan kepada pihak terkait atau tidak, tetapi ayahnya mengambil sebuah respon yang benar dengan menyampaikan peristiwa ini kepada penjaga pantai yang ada. Karena pengetahuan seorang anak bernama Tilly Smith seluruh pengunjung pantai diselamatkan. Knowledge is power, but knowing is more powerful (Pengetahuan adalah kekuatan, tetapi mengetahui/mengenal lebih kuat). Knowledge (pengetahuan) diperoleh dari belajar, membaca atau mengikuti kelas, tetapi mengetahui/mengenal adalah sebuah kepastian yang berasal dari pengalaman, kontemplasi, dan refleksi.

Nabi Hosea menuliskan bahwa umat Allah akan binasa karena tidak mengenal Allah yang benar, yaitu Allah Israel, Allah Abraham, Ishak dan Yakub yang disembah turun temurun. Kita ditebus oleh darah Tuhan Yesus untuk dijadikan umat kepunyaan Allah sendiri, bangsa yang kudus dan Imamat yang Rajani. Jika kita menolak pengenalan akan Allah maka Ia menolak kita sebagai imamNya yang kudus serta jika kita melupakan ajaranNya maka Ia juga akan melupakan anak-anak kita. Tidak ada dari pada kita yang mau binasa dan dilupakan oleh Tuhan. Jadi milikilah pengenalan yang sungguh-sungguh akan Tuhan dan FirmanNya.

(31) Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku (32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:31-32)

Kata mengenal di dalam bahasa Yunani adalah ginosko yang artinya adalah mengenal (knowing) bukan hanya sekedar pengetahuan (knowledge), bahkan pengenalan yang intim seperti hubungan suami dan istri.

(31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan. (32)  Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak. (Daniel 11:31-32)

Allah yang kita sembah adalah Allah yang kudus, kita dipilih untuk menjadi bangsa yang kudus, jadi untuk menghancurkan umat Tuhan adalah dengan kenajisan. Tempat kudus adalah benteng perlindungan kita. Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad, tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak. Jadi kunci agar hidup kita senantiasa berkemenangan kita harus mengetahui dan mengenal Allah yang benar dan FirmanNya.

Hari-hari ini kita sudah berada pada akhir zaman, tanda-tanda kedatangan Tuhan sudah semakin dekat dan nyata, tetapi jika kita mengenal siapa Tuhan kita maka kita tidak akan takut dan goncang. Didalam Injil Lukas 21 yang menerangkan tentang akhir zaman, ada sebuah kisah yang sepertinya di luar konteks, yaitu mengenai persembahan seorang janda miskin. Yesus memuji janda miskin tersebut karena mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.

Firman Tuhan mengatakan bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, kepada Allah dan kepada Mamon. Orang yang menyembah mamon akan senantiasa hidup di dalam kekuatiran. Mamon adalah kekayaan yang membawa orang kepada tipu daya kekuatiran di akhir zaman ini.  Janda miskin yang rela memberikan seluruh nafkahnya pada hari itu sebab ia memiliki iman akan pemeliharaan Tuhan pada hari itu. Janda miskin ini berani memberikan seluruh nafkahnya sebab ia benar-benar mengenal Tuhan Allahnya. Oleh sebab itu agar hidup kita tidak dikuasai oleh tatanan dunia baru janganlah hidup kita dikuasai oleh mamon, tidak mencari kesuksesan dunia melainkan hidup yang berbuah.

Mengapa kita tidak perlu kuatir? Karena kita memiliki Firman Tuhan dan tahu apa yang akan terjadi menurut apa yang tertulis di dalam FirmanNya. Firman Tuhan menuliskan berbagai nubuatan yang telah dan akan tergenapi secara tepat. Jika kita membaca Injil Lukas 21 dan Matius 24, pada waktu itu murid-murid bertanya kepada Yesus mengenai akhir zaman, yaitu kapan hal itu akan terjadi? Apakah tanda waktu kedatangan Tuhan yang kedua kali dan apakah tanda dari akhir dunia ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada lima bahaya di Akhir Zaman yaitu: penyesatan (Lukas 21:8), penganiayaan (Lukas 21:12), pemurtadan (Lukas 21:19, Matius 24:10), pengkhianatan (Lukas 21:16) dan pesta pora (Lukas 21:34).

Semuanya itu sudah ada didepan kita dan sedang kita hadapi. Ide untuk menyatukan dunia ini melalui satu agama saja (One World Religion), satu sistem ekonomi (One World Economic System) dan satu pemerintahan dunia (One World Government) sudah didepan mata kita. Dampaknya akan terjadi lima bahaya tersebut sebab orang percaya memiliki hukum kerajaan yang sangat bertentangan dengan sistem dunia, tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat. Kita harus memiliki ketekunan dan iman. Jagalah diri kita dari supaya hati kita jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh seperti suatu jerat (Lukas 21:34).

Untuk akhir zaman ini kita belajar dari kehidupan Musa, yang karena iman setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena  mereka tidak takut akan perintah raja. Setelah dewasa, Musa menolak disebut anak puteri Firaun, ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka. Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga. Hidup adalah pilihan dan mesir adalah gambaran dunia. Seberapa dekat kita dengan Tuhan maka kita akan semakin jauh dari dunia dan demikian pula sebaliknya.

Jadi dari kisah ini kita belajar bagaimana menghadapi akhiz zaman adalah dengan mengetahui sudut pandang Tuhan (Know God’s Perspectives), mengetahui Firman Tuhan (Know God’s Word), mengetahui janji-janji Tuhan (Know God’s Promises) dan berjalan di jalan-jalannya Tuhan (Know God’s Ways). Amin.  (RCH)