KRISTUS YANG MEMBERI KEKUATAN

KRISTUS YANG MEMBERI KEKUATAN 

Bacaan Setahun: 
Yes. 38-40 , Luk. 15 

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13)

Dalam kehidupan manusia, kita mengalami berbagai keadaan atau perkara, ada yang menyenangkan dan ada yang menyakitkan. Saat sepasang pengantin hendak menikah, ikrar pernikahan menyatakan bahwa pasangan harus setia, menghadapi segala perkara, baik senang maupun susah, kaya atau miskin, sehat atau sakit.

Saat kita hidup dalam iman kepada Kristus, kita juga tidak terlepas dari pergumulan hidup seperti semua orang. Firman Tuhan mengajarkan bahwa kehidupan orang Kristen harus disiapkan untuk berkorban bagi orang lain, memikirkan kepentingan orang lain lebih dari diri sendiri. Meskipun tidak sesuai dengan standar dunia, kehidupan ini adalah panggilan untuk meringankan penderitaan orang lain dan mengutamakan kepentingan sesama.

“Sebab itu, sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya, hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.” (Filipi 2:2-3)

Cara hidup Kristen menunjukkan perbedaan dengan cara hidup manusia pada umumnya. Teladan pengorbanan Kristus di kayu salib adalah cara hidup yang termulia. Namun, apakah kita mampu mengadopsi gaya hidup seperti Kristus? Jawabannya terletak pada perkataan Rasul Paulus, “didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Paulus mengakui bahwa tanpa kekuatan Kristus, dia tidak mampu menanggung segala perkara. Dengan kekuatan Kristus yang bekerja dalam hidupnya, dia dapat hidup berkat dan berkorban untuk orang lain.

Bagaimana dengan kita? Dengan keyakinan yang sama, kita dapat mengatakan, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Dengan demikian, kita akan menerima sumber kekuatan sejati dari Tuhan untuk menanggung segala perkara dalam Kristus yang memberi kekuatan kepada kita. Amin (DD)

Questions:
1. Benarkah hidup kita harus memikirkan orang lain?
2. Bagaimana kita dapat ‘menanggung segala perkara ini’?

Values:
Sang Raja mengajarkan memikul Salib, artinya hidup kita juga harus bermanfaat bagi orang lain.

Kingdom’s Quotes:
Kepuasan dan rasa penuh dalam batin kita tidak terjadi karena apa yang kita ‘serap’, tetapi karena apa yang kita berikan kepada orang lain