KU MAU DI SANA

KU MAU DI SANA 

Bacaan Setahun:
Matius 22:23-46, Bilangan 22:1-40, Kidung Agung  2:8-3:5

“Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari Sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara nyaring dari takhta itu berkata: “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. (Wahyu 21:2-3)

Sungguh sebuah hak istimewa yang Tuhan berikan kepada Rasul Yohanes untuk mendapatkan pewahyuan tentang hal-hal yang akan terjadi di akhir zaman dan sesudahnya. Namun, itu juga bisa menjadi sebuah ‘rintihan’ dalam roh seorang Rasul Yohanes saat menuliskan segala sesuatu yang ia lihat. Pasti ada pergulatan yang hebat, antara keinginannya agar apa yang ia tuliskan dapat sampai kepada setiap orang dan mendorong mereka segera mengambil langkah pertobatan, tetapi di sisi lain, ia juga menghadapi ancaman siksaan, deraan, penjara yang dingin, gelap, dan mencekam, bahkan dibuang serta diasingkan ke sebuah pulau yang jauh dari keramaian. Namun, Injil akan selalu menemukan jalannya untuk sampai kepada setiap jiwa yang belum bertobat, termasuk kepada kita yang membaca renungan hari ini

Bagi orang yang tidak mengenal kebenaran, hidup hanya sekali, tetapi kematian dua kali. Berbeda dengan kita yang sudah mengenal kebenaran, kematian hanya terjadi sekali, tetapi kehidupan berlangsung dua kali. Inilah pesan tersirat yang hendak disampaikan oleh Rasul Yohanes kepada kita. Kita harus percaya dan hidup dengan sungguh-sungguh agar dapat menikmati kehidupan selanjutnya. Kita juga harus memiliki kerinduan yang besar untuk bisa berada di sana suatu hari nanti. Yohanes melihat dalam pewahyuan tersebut ada kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari surga. Ini menegaskan bahwa benar adanya langit baru dan bumi yang baru, sebuah kota yang tidak tercemar oleh dosa, sama seperti ketika Adam dan Hawa pertama kali ditempatkan di Taman Eden, saat manusia belum mengenal dosa. Kota itu kudus karena Allah yang memerintah adalah kudus adanya.

Ketika kita mengalami kehidupan dalam kekekalan dan memerintah bersama Kristus, kita digambarkan seperti mempelai wanita yang berdandan untuk suaminya. Sebagai mempelai, tentu dandanan dan pakaiannya berbeda, persiapan yang dilakukan pun sangat spesial. Demikian pula saat kita mengalami kehidupan dalam kekekalan sebagai jemaat Allah, kehidupan kita akan dalam keadaan yang baru dan sempurna. Tidak ada cacat cela akibat dosa. Kita akan mengenakan tubuh kemuliaan yang baru dan berpakaian perbuatan-perbuatan benar orang kudus.

Mari refleksikan pertanyaan ini kepada diri kita masing-masing, “Benarkah aku ingin berada di sana?” Jangan sampai itu hanya menjadi isapan jempol, sementara kita tidak benarbenar mempersiapkan diri untuk berada di sana. Hari ini, jika Roh Kudus berbicara dalam hati nurani kita untuk hidup sungguh-sungguh dan meninggalkan kecemaran, maukah kita melangkah? Pastikan suatu hari nanti kita benar-benar berada di sana, di Yerusalem yang baru, kota mulia. (LA)

Questions:
1. Apakah Anda percaya ada kehidupan kedua bagi setiap warga Kerajaan-Nya?
2. Apakah Anda yakin ada di sana suatu hari nanti? Diskusikan!

Values:
Hidup di dalam pertobatan yang sungguh-sungguh dan menghidupi kebenaran yang memerdekakan, adalah sebuah simulasi di dunia yang sekarang untuk menikmati kehidupan kekekalan di masa mendatang.

Kingdom’s Quotes:
Bila persyaratan pemberkatan nikah kudus masing-masing mempelai harus hidup di dalam kekudusan sebelum pernikahan, maka betapa suci dan salehnya kita harus hidup untuk menjadi mempelai Kristus di kehidupan yang akan datang.