Kuasa Kematian dan Kebangkitan | Pdt. Ronny Daud Simeon

Kuasa Kematian

Kata ‘mati’ pertama kali disebutkan di taman Eden, taman tempat kehadiran Tuhan. Tuhan sendirilah yang pertama kali menyebutkan kata ‘mati’. Kematian tidak diciptakan oleh iblis, tapi Tuhan.

“Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. ” (Kejadian 2;17)

Sebelum manusia jatuh dalam dosa, di Taman Eden, kematian memiliki sifat seperti lebah tanpa sengat.  Kematian tidak memiliki kuasa apapun atas hidup manusia. Sejatinya kematian diciptakan tanpa kuasa, namun dosalah yang membuat kematian berkuasa atas manusia.

Adam sebagai seorang suami seharusnya menegakkan fungsi sebagai imam, nabi dan raja dalam keluarga. Ketika Adam tidak melakukan fungsi tersebut, maka kematianpun berkuasa atas dirinya, keluarganya, bahkan atas seluruh umat manusia. Iblis menjadi berkuasa atas kematian. Akibatnya kematian menjadi ketakutan terbesar manusia. Tidak ada yang mampu mengendalikan, melawan ataupun menghindari kematian. Semua agama berusaha menemukan jawaban tentang kematian dan  menjadikan kematian sebagai isu utama pembahasannya.

Ketika manusia memakan buah yang dilarang, maka Tuhan berkata bahwa manusia akan mati. Dalam pandangan ahli teologi Barat, kata ‘mati’ di sini diartikan sebagai putusnya hubungan roh manusia dengan Tuhan. Sedangkan dalam pandangan Yahudi, kata ‘mati’ berarti ‘hutang darah’.

Mengapa saat itu Adam tidak langsung mati? Karena dalam kemurahan-Nya telah terjadi pertukaran, dimana pakaian yang dibuat Adam dari daun pohon ara digantikan dengan kulit binatang yang mati disembelih mengeluarkan darah. Tuhan membantu menyelesaikan ‘hutang darah’ dengan mengadakan kurban binatang, yaitu binatang yang disembelih agar kulitnya bisa diberikan kepada manusia untuk menutupi ketelanjangan mereka.

Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.(Kejadian 3:21)

Pakaian yang dibuat Adam dari daun pohon ara adalah gambaran dari agama, yaitu usaha-usaha manusia untuk menyelesaikan masalah dosa, yang tidak akan pernah berhasil. Kurban binatang yang diambil kulitnya, menggambarkan hukum Taurat yang juga tidak bisa sepenuhnya menghapuskan dosa manusia.

Sampai kapan kuasa kematian ini menguasai manusia? Bagaimana kuasa maut dihancurkan?

Hanya Tuhan Yesus yang bisa menghancurkan iblis dan kuasa maut, melalui kematian-Nya.

Kejadian 3:15 adalah penginjilan atau berita kabar baik yang pertama (Proto Evangelism), yaitu bahwa seorang keturunan manusia akan menghancurkan kuasa maut.

“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.“(Kejadian 3:15)

Dosa asal yang dilakukan manusia pertama, yaitu Adam, tidak bisa dibereskan dengan darah kurban binatang. Dosa asal yang dilakukan seorang manusia haruslah dibereskan dengan darah kurban seorang manusia juga. Dan Allah menyediakan kurban yang terbaik, yaitu putra-Nya sendiri yang datang sebagai manusia, menjadi kurban penebus dosa bagi seluruh umat manusia. Ibrani 9:27-28 adalah ‘Tukar Guling’ untuk pemberesan ‘hutang darah’.

Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia. (Ibrani 9:27-28).

Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (Ibrani 2:14-15).

Tuhan tidak mungkin membatalkan perkataan-Nya, sehingga harus ada pertukaran. Yesus lahir menjadi manusia sebagai inkarnasi dari benih Roh Kudus. Ia datang untuk menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan dosa bagi umat manusia, namun Ia juga berkuasa untuk mengambil-Nya kembali, dan bangkit dari kematian.

“Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.” (Yohanes 10:17b, 18)

Yesuslah Kebangkitan dan Hidup

Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (2 Korintus 5:21)

Yesus mati untuk menebus dosa kita. Lima kali Tuhan Yesus mengeluarkan darah untuk pertukaran. Ia mati dan dikuburkan agar ‘hutang darah’ umat manusia dihapuskan. Namun Ia tidak hanya mati untuk menebus dosa, tetapi juga bangkit dari kematian. Kebangkitan Kristus dari kubur adalah suatu pagi hari yang memalukan dunia kematian. Iblis adalah penipu yang tertipu. Kebangkitan Kristus dari kematian membuktikan bahwa kematian tidak lagi memiliki hak untuk memerintah atas umat manusia.

Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Yohanes 11:25-26)

Kematian bagi orang-orang yang  di luar Kristus adalah ‘DEATH’, yaitu:

Desperate (keputusasaan)

End of everything (akhir dari segalanya),

Agony (penderitaan yang mendalam),

Terror (kengerian),

Hell (neraka).

Sebaliknya kematian dan kebangkitan Kristus telah mengubah kematian (‘DEATH’) menjadi:

Daddy’s home (rumah Bapa),

Everlasting life (hidup kekal),

Absolute salvation (keselamatan yang mutlak),

Treasure (kita menjadi milik yang berharga),

Heaven (sorga).

Kiranya perayaan Paskah mengingatkan kita akan kematian Kristus yang telah menebus segala ‘hutang darah’ kita dengan sempurna. Dan kebangkitan-Nya mengingatkan kita akan kuasa-Nya yang tak terbatas, yang telah dilimpahkan-Nya bagi kita. Amin. (VW).