Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yakobus 1:4)
But let patience have its perfect work, that you may be perfect and complete, lacking nothing.
(James 1:4)
Hari ini kita akan belajar dari kitab Yakobus, di mana kitab Yakobus ini dituliskan kepada dua belas suku Israel yang sedang berada dalam perantauan dan juga kepada seluruh umat Tuhan yang sedang mengalami penganiayaan. Perantauan di sini bukan untuk mencari keadaan yang lebih baik, tetapi mereka terdiaspora karena penganiayaan yang dialaminya. Dari kitab Yakobus ini kita akan belajar bagaimana kita menghadapi situasi yang terjadi hari-hari ini. Salah satunya adalah dengan memberi nama atas masalah dan persoalan yang sedang kita hadapi sehingga musibah bisa berubah menjadi muhibah dan kesempitan menjadi kesempatan. Pada ayat kedua surat Yakobus pasal satu dikatakan bahwa anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kita jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Perkataan menganggap berarti tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi kita memiliki pola pikir untuk merubahnya menjadi suatu kebahagiaan.
Orang yang menang adalah orang yang tahu kehendak Tuhan dalam hidupnya. Sebab ujian terhadap iman itu menghasilkan ketekunan dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kita menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Dalam hidup kita dibutuhkan tidak hanya Intelligence Quotient (kepandaian), tetapi juga Emotional Quotient (kesabaran), Spiritual Intelligence (hikmat) dan Adversity Quotient (ketahanan) sehingga semuanya itu membuat seseorang menjadi sempurna dan utuh, tak kekurangan suatu apapun. Apabila di antara kita ada yang kekurangan hikmat, hendaklah kita memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit –, maka hal itu akan diberikan kepadanya (Yakobus 1:5).
Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. (Yakobus 4:17)
Kita akan menghadapi penyesatan, penganiayaan, pemurtadan dan penghianatan, tetapi banyak pemberitaan yang mengatakan bahwa jika kita mengikut Tuhan maka kita akan mengalami kesuksesan, kemakmuran dan promosiDunia sedang menawarkan kepada kita kemewahan dan kenikmatan, oleh sebab itu kita harus waspada karena kekayaan sudah busuk, dan pakaian telah dimakan ngengat serta emas dan perak sudah berkarat (Yakobus 5:1-3)
Menghadapi setiap tantangan dan penganiayaan yang ada di depan kita maka kita harus diperlengkapi dengan beberapa hal, yaitu:
KEBENARAN (DIKAIOSYNE – “RIGHTEOUSNESS”)
Kebenaran merupakan kekuatan moral bagi kehidupan orang percaya. Setiap umat Tuhan harus hidup di dalam kekudusan. Jemaat mula-mula, memiliki kehidupan yang berbeda dengan bangsa Romawi sehingga mereka bersedia mengorbankan nyawanya demi iman percayanya kepada Yesus bahkan berdoa bagi orang-orang yang menganiaya mereka.
KUASA (DYNAMIS – “SPIRITUAL POWER” )
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
(Kisah Para Rasul 1:8)
Roh Kudus diberikan kepada murid-murid dan kita semua untuk diperlengkapi dengan kuasa bersedia menjadi martir yaitu saksi yang bersedia mati bagi Kristus.
KESABARAN (MAKROTHYMIA – “LONGSUFFERING”)
Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. (Yakobus 5:7)
Kita belajar gaya hidup seorang petani, sebab orang-orang yang sederhana kehidupannya lebih berbahagia dan sukacita. Pelajari Firman Tuhan dari sudut pandang agraris, sebab segala sesuatu membutuhkan proses dan jika kita menabur maka kita akan menuai pada waktunya. Menghadapi keadaan saat ini maka kita akan belajar menanti.
KETEKUNAN (HYPOMONE – “PATIENCE”)
Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
(Yakobus 5:11)
Teladan ketekunan dapat kita pelajari dari kehidupan Ayub, dia adalah seorang yang saleh dan jujur; takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Melalui setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupnya maka ia belajar suatu hal yang sangat berharga dalam hidupnya, yaitu pengenalan secara pribadi dengan Tuhan.
KETAHANAN (HYPOMENO – “ENDURANCE”)
Ayub adalah seorang yang memiliki ketahanan dan ketabahan menghadapi setiap penderitaan yang dihadapinya sehingga pada akhirnya ia menikmati apa yang telah Tuhan sediakan baginya. Apa yang hilang daripadanya Tuhan kembalikan dua kali lipat dalam hidupnya. Kita akan mampu bertahan dengan pengharapan bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat.
KONTADIKSI (ANTILOGIA – “CONTRADICTION”)
Orang percaya yang hidup benar akan menghadapi perlawanan dan tidak banyak orang yang suka atas kebenaran yang dihidupinya. Oleh sebab itu kita harus hidup dengan bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik (Titus 2:11-14).
Banyak orang yang ingin sukses menurut ukuran dunia, tetapi menurut ukuran Tuhan selalu ada resiko dalam mengabarkan Injil Kerajaan. Tidak banyak orang yang mau menderita bagi Kristus, tetapi kita harus bangkit sebab hanya orang yang bertahan sampai akhir yang akan memperoleh mahkota kehidupan Tuhan. Dia telah memperlengkapi kita sebab itu bersiaplah menyambut kedatangan-Nya yang sudah semakin dekat. Amin. (RCH).