Lalang Di Antara Gandum | Pdt. Joshua Gunawan Handojo

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya:
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. (Matius 13:24)

Benih yang baik berasal dari bahasa Yunani ‘kalos sperma’. Arti kata ‘sperma’ dalam bahasa Yunani secara harafiah adalah benih, namun dapat juga memiliki arti anak, keturunan, keluarga atau suku.

Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. (Matius 13:25)

Musuh dalam bahasa Yunani ‘ekhtros’ berasal dari kata ‘ekhto’ yang memiliki arti membenci atau membentuk oposisi.

Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? (Matius 13:26-27)

Lalang dalam bahasa Yunani: ‘zizanion’ dan dalam bahasa Ibrani: ‘zunin’ adalah gulma atau tanaman pengganggu yang tumbuh di antara biji-bijian, khususnya gandum. Saat baru bertumbuh, benih lalang terlihat mirip dengan benih gandum. Selanjutnya benih lalang akan merusak benih yang baik, dimana akar lalang akan membelit akar gandum. Dalam sebuah komunitas selalu ada orang yang ‘susah melihat orang senang, dan senang melihat orang susah’. Ini adalah sebuah contoh benih ilalang. Benih gandum maupun benih lalang ada dalam komunitas gereja.

Lalang:

  • Menurut Halakhah (bagian dari hukum-hukum Perjanjian Lama bagi orang Yahudi) dinyatakan bahwa gandum dan lalang merupakan ‘kilayim’ (campuran), adalah larangan dalam hukum Yahudi soal pencampuran benih tumbuhan atau hewan (Imamat 19:9)
  • Menurut Talmud (catatan diskusi para rabi Yahudi), diperoleh pandangan bahwa lalang disebut ‘zunin’ karena hasilnya adalah ‘gandum mezannot’ (‘melakukan perzinahan’), yakni mengubah sifat-sifat gandum menjadi lalang, karena gen lalang lebih kuat dari gen gandum.
  • Daun lalang mirip sekali dengan gandum, tapi perbedaannya menyolok jika keduanya dibiarkan tumbuh sampai musim menuai. Lalang & gandum tingginya berkisar 50-100 cm.
  • Pekerjaan yang membosankan untuk memizahkan zizanion dari gandum merupakan tugas kaum perempuan dan anak-anak Israel.
  • Lalang sangat akrab bagi orang Palestina yang disebut ‘darnel berjanggut’, buahnya beracun karena mengandung sejenis narkotik yang bisa membuat ‘fly‘ dan ketergantungan. Zizanion sering digunakan untuk makanan ayam tetapi tidak boleh terlalu banyak, karena membuat ayam menjadi mabuk bahkan mati.

Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.  Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku. (Matius 13:28-30)

Gandum dalam bahasa Yunani ‘sitos’. Dalam bahasa Ibrani ‘khitah’ atau pluralnya ‘khitim’ juga disebut ‘dagan’, adalah jenis padi yang hasilkan biji-bijian yang sangat penting sebagai makanan manusia. Yesus berkata agar gandum dan lalang dibiarkan tumbuh bersama sampai tiba waktu menuai.

Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: “Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Ia menjawab, kata-Nya: “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;  ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.  Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.  Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.  Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.  (Matius 13:36-41)

Kata percaya dalam bahasa Latin: ‘fiducia’, dalam bahasa Yunani: ‘pisteuo’ memiliki arti mempercayakan diri sepenuhnya kepada pribadi Kristus, mengikuti dan mengerjakan semua yang menjadi perintah dan kehendak-Nya. Kata ‘kuasa’ dari kata Yunani ‘exousia’ yang memiliki arti kuasa, hak istimewa, privilege.

Ada empat hal penting (fasilitas) untuk bisa diakui sebagai anak-anak Allah:

  1. Penebusan
  2. Roh Kudus
  3. Firman Allah
  4. Penggarapan Intensif Allah.

Keempat fasilitas di atas diberikan kepada orang-orang yang mengasihi Dia, sehingga menjadi anak-anak Allah yang BERKODRAT ILAHI. Iman bukanlah sebuah titik, tetapi sebuah garis panjang. Teruslah belajar untuk beriman percaya kepada Allah, jika gagal bangkit dan belajar lagi. Karena iman itu bersifat fluktuatif sampai dengan DNA Tuhan ada dalam diri kita (menunjukkan kualitas Allah ada dalam diri kita). Dalam proses ini lalang dapat berubah menjadi gandum, menjadi anak-anak Allah yang berkodrat Ilahi.

Sebagai anak-anak Allah kita harus menabur hal-hal yang baik, bukan hal-hal yang buruk seperti hoaks dan sebagainya. Perkataan-perkataan kecil kita bisa menghidupkan orang lain. Masalah-masalah kehidupan selalu ada tapi anak-anak Allah akan tetap bersinar.  Hal yang perlu diperhatikan adalah: lalang ketika berbuah akan semakin tegak, sebaliknya gandum semakin berisi semakin menunduk (lemah lembut dan rendah hati) karena sadar bahwa tidak ada satupun yang bisa kita lakukan tanpa pertolongan Tuhan.

Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.  Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Matius 13:36-43)

Ayat 41-43 adalah pemisahan terakhir yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan malaikat-malaikatnya. Pada akhirnya, akan ada dukacita karena ditolak dan dibuang selama-lamanya ke dalam neraka, dan ada sukacita karena diterima dalam Sorga yang kekal.  Amin. (VW)