LEARNING from CHRIST’S HUMILITY (BELAJAR KERENDAHAN HATI dari YESUS)

LEARNING from CHRIST’S HUMILITY (BELAJAR KERENDAHAN HATI dari YESUS) 

Bacaan Setahun:

Mat. 27:32-66
Ul. 7-8
Ayub 7

“Hendaklah Saudara bersikap seperti Yesus Kristus, yang tidak menuntut dan tidak tetap berpegang kepada hak-hak-Nya sebagai Allah, meskipun sebenarnya Dia Allah. Ia mengesampingkan kuasa serta kemuliaan-Nya dan mengambil kedudukan rendah seorang budak dan dilahirkan sebagai manusia. Ia lebih merendahkan diri-Nya lagi, bahkan sampai mati di kayu salib seperti seorang penjahat.” (Filipi 2:5-8 – FAYH)

Tema minggu pertama bulan April 2025 adalah Learning from Christ’s Humility, yang berarti Belajar Kerendahan Hati dari Yesus. Pribadi Yesus merupakan teladan yang sempurna dalam kerendahan hati. Dia adalah Allah, tetapi memilih untuk menjadi manusia, melayani, dan bahkan rela mati di kayu salib untuk menebus dunia. Sebagai pengikutNya dan murid-Nya, kita dipanggil untuk memiliki sikap yang sama: hidup dengan rendah hati, bukan mencari penghormatan, tetapi melayani dengan kasih dan penuh belas kasihan kepada orang lain. Mari kita belajar tiga hal tentang Learning from Christ’s Humility.

Yang pertama, Miliki Sikap dan Karakter Yesus. Kerendahan hati bukan hanya tindakan, tetapi sikap hati yang sejati. Yesus tidak mencari pujian manusia, tetapi selalu melakukan kehendak Bapa-Nya (Yohanes 6:38). Kita pun dipanggil untuk memiliki karakter Kristus, yaitu rendah hati, penuh kasih dan belas kasihan, serta setia dan taat kepada Tuhan. Mari kita meneladani sikap dan karakter Yesus serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Yang kedua, Belajarlah Merendahkan Diri seperti Yesus. Dunia mengajarkan kita untuk meninggikan diri, tetapi Yesus mengajarkan kebalikannya, yaitu merendahkan diri. Dunia mengajarkan untuk mengutamakan diri sendiri, tetapi Yesus mengajarkan agar kita mengutamakan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Dia membasuh kaki murid-murid-Nya (Yohanes 13:14-15) sebagai contoh bahwa kebesaran sejati ada dalam kerendahan hati dan pelayanan. Kita perlu terus belajar menundukkan diri di hadapan Tuhan dan sesama. Kerendahan hati membuka pintu kesempatan, pengampunan, pemulihan hubungan, kesembuhan, dan berkat berlimpah.

Yang ketiga, Jadilah Orang yang Rendah Hati. Kerendahan hati adalah perjalanan seumur hidup. Kita harus selalu waspada terhadap godaan kesombongan, karena “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yakobus 4:6). Iblis selalu berusaha agar kita haus pujian, bermegah diri, dan pada akhirnya menjadi sombong. Dengan kerendahan hati, kita membuka diri untuk dipakai Tuhan lebih lagi.

Mari terus belajar dari Yesus, merendahkan diri, dan hidup dalam kerendahan hati sejati. Sebab, hanya dengan kerendahan hati kita dapat mencerminkan kasih dan kemuliaan Kristus kepada dunia. Sebagai duta besar Kerajaan Allah, sikap dan karakter kita diperhatikan oleh banyak orang. Oleh sebab itu, mari kita hidup dalam kerendahan hati sehingga setiap orang yang berjumpa dengan kita mengalami perjumpaan dengan Yesus. (DW)

Questions:

1. Mengapa kita harus meneladani sikap dan karakter Yesus?
2. Bagaimana cara untuk melayani orang yang buruk sikap dan karakternya?

Values:

Seorang Warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau meneladani sikap dan karakter Yesus dalam kehidupannya.

Kingdom’s Quotes:

Kerendahan hati membuka pintu kesempatan, pengampunan, pemulihan hubungan, kesembuhan dan berkat berlimpah.