LEBIH DARI SEKADAR MELAYANI
Bacaan Setahun:
Zak. 12-14, Flp. 1
“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:28)
Dalam ayat ini, Yesus menggunakan gelar “Anak Manusia” untuk merujuk pada diri-Nya sendiri. Gelar ini memiliki makna yang kaya dan kompleks, menegaskan baik kemanusiaan Yesus yang penuh maupun peran mesianik-Nya yang unik.
Sebagai Anak Manusia, Yesus sepenuhnya mengidentifikasi diri dengan umat manusia. Ia mengalami kelemahan, godaan, dan penderitaan manusia. Namun, gelar ini juga mengacu pada visi Daniel tentang sosok surgawi yang menerima kekuasaan dan kemuliaan dari Allah (Daniel 7:13-14). Dengan demikian, Yesus menjembatani realitas manusia dan ilahi.
Yesus menyatakan bahwa Ia datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Ini adalah pembalikan radikal dari konsep kepemimpinan dan kebesaran duniawi. Anak Manusia, yang memiliki otoritas ilahi, memilih jalan kerendahan hati dan pengorbanan diri.
Lebih dari sekadar melayani, Yesus memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan. Konsep ini menggemakan tema penebusan dalam Perjanjian Lama, tetapi Yesus memberinya makna baru yang mendalam. Ia menjadi korban sempurna, menebus umat manusia dari dosa sekali untuk selamanya.
Gelar Anak Manusia juga menyiratkan otoritas Yesus. Meskipun Ia melayani dengan rendah hati, Ia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Markus 2:10) dan akan datang kembali dalam kemuliaan untuk menghakimi (Matius 25:31).
Dalam bukunya “The Human Christ,” Charlotte Allen menulis, “Gelar ‘Anak Manusia’ mungkin adalah cara Yesus untuk menyatakan identitas-Nya yang unik – sepenuhnya manusia namun juga lebih dari sekadar manusia – tanpa secara eksplisit mengklaim status ilahi.”
Bagi kita sebagai pengikut Kristus, teladan Anak Manusia ini mengajak kita untuk memikirkan kembali konsep kita tentang kebesaran dan tujuan hidup. Kita dipanggil untuk mengikuti jejak-Nya – melayani dengan tulus, rela berkorban demi orang lain, dan membawa nilai-nilai Kerajaan Allah ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dunia yang sering mendefinisikan nilai seseorang berdasarkan kekuasaan dan prestasi, kita diajak untuk menemukan arti hidup melalui pelayanan bagi sesama, mengikuti teladan Anak Manusia yang datang untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya bagi banyak orang. (DH)
Questions:
1. pengorbanan apa yang Anda rasa perlu Anda lakukan untuk melayani orang lain atau komunitas Anda?
2. Bagaimana gelar “Anak Manusia” mempengaruhi cara Anda memandang hubungan antara keilahian dan kemanusiaan Yesus? Diskusikan!
Values:
Menjadi manusia seutuhnya berarti menemukan kepenuhan dalam memberikan diri kita bagi orang lain, seperti Anak Manusia yang datang untuk melayani.
Kingdom’s Quotes:
Paradoks terbesar dari Anak Manusia adalah bahwa Ia yang memiliki segala kuasa memilih jalan pelayanan dan pengorbanan.