LEGACY (WARISAN ROHANI)

Bacaan Setahun: 
Yeh. 12-14 
Why. 7 

LEGACY (WARISAN ROHANI) 

“Budak yang berakal budi akan berkuasa atas anak yang membuat malu, dan akan mendapat bagian warisan bersama-sama dengan saudara-saudara anak itu” (Amsal 17:2).

Warisan rohani (legacy) seorang ayah adalah keteladan hidupnya dan bukan hanya mewariskan hartanya. Secara kenyataan tidak semua ayah bisa memberikan warisan berupa uang, tetapi sudah seharusnya seorang ayah memberikan keteladan yang baik kepada putra-putrinya. Seorang kepala gangster di Hongkong bertobat gara-gara sebuah pertanyaan dari seorang pendeta yang bertanya: “Kebaikan apa dari dirimu yang ingin dikenang oleh anak-anakmu?” Walau ia seorang penjahat ternyata ia tidak ingin dikenang anaknya sebagai penjahat yang sukses, ia tidak ingin anaknya berprofesi sebagai gangster. Ia bertobat dan tidak lagi menjadi gangster. Ada cerita di Perjanjian Lama tentang seorang imam di Silo yang bernama Imam Eli. Imam ini sangat terkenal karena melalui didikannya nabi Samuel dibesarkan. Namun demikian sikap Imam Eli yang lemah dan memanjakan anaknya sendiri yang bernama Hofni dan Pinehas berakibat ia mendapat teguran dari Allah. Teguran yang terakhir justru teguran Allah yang berbicara lewat Samuel anak asuhnya (1 Sam. 2)

“Eli telah sangat tua.

Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan, berkatalah ia kepada mereka: “Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu? Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran” (1 Samuel 2:22-24). Imam Eli, tidak pernah mendisiplin anaknya ketika anaknya berbuat kejahatan. Ia hanya “menghimbau” dan tidak pernah menghukum anak- anaknya yang sebagai anak seorang Imam telah menyalahgunakan persembahan bakaran dan sering mencemarkan bait Allah. Ironisnya Samuel yang ada di bawah pengasuhannya berhasil menjadi nabi karena didikannya, tetapi anak-anak kandungnya sendiri justru bermain-main dengan dosa dan tidak menghormati kekudusan bait Allah dan ini berakibat tragis.

Pelajaran bagi kita sebagai orang tua: disiplinkan anak-anak kita dan berikan teladan yang baik. Jangan justru anak orang lain yang kita asuh menerima “legacy” tetapi anak kita sendiri yang kita manjakan dengan harta dan kemewahan akhirnya bertindak ceroboh dan menyia-nyiakan hidupnya. (DD)

Questions:
1. Apa arti legacy sesungguhnya?
2. Bagaimana kita bisa mewariskan legacy kepada anak-anak kita?

Values:
Sebagai warga kerajaan, Sang Raja tidak selalu mengabulkan doa sesuai keinginan kita, karena Sang Raja ingin menurunkan legacy, bukannya berkat jasmani.

Kingdom Quote:
Keteladan yang baik bagi orang tua adalah warisan abadi yang tak akan pernah habis.