Let Your Light Shine Before Others | Dr. Fred Toke, Psy.D

Seseorang bisa menjadi sangat depresi ketika semua orang menuduh dan menghakimi. Bahkan hal inipun bisa terjadi di gereja, ketika semua orang hanya menuduh dan menghakimi. Suara-suara tuduhan dan penghakiman itu akan terus terngiang-ngiang di telinganya dan kemudian dia berpikir bahwa satu-satunya cara untuk menghilangkan suara-suara tersebut adalah dengan mati.

Dalam kisah di Yohanes 8:3-11, para imam dan para polisi agama membawa seorang perempuan yang kedapatan berzinah ke hadapan Yesus. Saat itu Yerusalem sedang ramai karena menjelang hari raya Pentahbisan Bait Allah. Mungkin jika saat itu sudah ada sosial media, maka banyak yang memfoto perempuan itu dan diunggah di Facebook. Bayangkan besarnya rasa malu yang dialami oleh wanita ini. Mereka melemparkan wanita tersebut di kaki Yesus, dan meminta pendapat Yesus, namun Yesus menulis di tanah. Diperkirakan bahwa saat itu Yesus menggambar panah di tanah mengarah ke kaki para imam dan menulis daftar dosa mereka. Ketika Yesus meminta orang yang tidak mempunyai dosa untuk mulai melemparkan batu kepada wanita itu, tidak ada seorangpun yang berani melakukannya, karena semua orang sadar, merekapun penuh dengan dosa.

Ada dua hal yang penting yang kita pelajari dari peristiwa ini:

Yesus tidak pernah membenarkan perbuatan perempuan ini, karena Ia berkata “Jangan berbuat dosa lagi”.

Yesus tidak menghakimi perempuan ini.

Teladanilah Yesus dengan tidak membenarkan perbuatan dosa dan tidak menghakimi.

Peristiwa ini dilanjutkan dengan Yesus berkata “Akulah terang dunia”. (Yohanes 8:12).  Saat kita hanya fokus mencari-cari kesalahan, maka kita akan menemukan terang Tuhan.

Para imam pekerjaannya mencari-cari kesalahan orang lain. Mencari-cari kesalahan orang lain adalah kecenderungan kedagingan kita. Seharusnya dalam setiap masalah yang kita alami, jangan kita mencari kesalahan orang, tapi gunakan kesempatan itu agar terang Yesus bersinar melalui hidup kita.

Dalam Yohanes 9:2 murid-muridpun memiliki kecenderungan yang sama untuk mencari kesalahan orang lain. Mereka bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Murid-murid dan orang di sana tidak tertarik untuk mengetahui apa sebabnya orang tersebut buta, tapi lebih tertarik untuk tahu siapa yang melakukan kesalahan atau siapa yang bisa dijadikan kambing hitam.

Namun sekali lagi respon Yesus tidak dengan menghakimi siapapun, tetapi dengan berkata “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia”. (Yohanes 9:3) Kemudian sekali lagi Dia berkata di ayat 5 “Akulah terang dunia.”

Terang Yesus memiliki tiga ciri:

Tidak diskriminatif.

Jangan membedakan orang, besar atau kecil, tinggi atau rendah, atasan atau bawahan, pimpinan atau asisten rumah tangga, kaya atau miskin. Perlakukanlah semua sama.

Tidak menuduh/menghukum.

Tetap nyatakan perbuatan dosa, tapi jangan menuduh orangnya. Tindakan menghukum akan menghalangi terang Tuhan untuk bersinar.

Menyediakan petunjuk.

Beri arahan, apa yang harus dilakukan dan juga berikan peringatan tanda adanya bahaya. Ketika jantung kita berdegup lebih kencang dari biasanya, mungkin terang Tuhan sedang memberikan peringatan bagi kita. 

Apakah kita sudah punya terang Tuhan dalam hidup kita? Terang Tuhan hanya bisa kita dapatkan ketika menerima Yesus sebagai Tuhan, Juru selamat dan Raja dalam hidup kita.

Hari-hari ini ada begitu banyak orang yang mengalami tekanan mental. Menurut laporan WHO di masa pandemi Covid 19, 1 dari 4 orang di dunia mengalami depresi, 1 dari 6 orang mengalami kecemasan, setiap 3 detik 1 orang mencoba bunuh diri, bahkan setiap 40 detik ada 1 orang yang meninggal karena bunuh diri. Kita dipanggil untuk menjadikan terang Yesus bersinar melalui kehidupan kita (Matius 5:16).

Untuk bisa menjadi terang Tuhan, mari kita menjadi:

God Finder VS Fault Finder.

Berhentilah mencari-cari kesalahan orang, jangan complain, jangan mencari kambing hitam, tapi carilah Tuhan dalam setiap peristiwa. Mintalah Tuhan bersinar melalui kita.

Truth Tellers. Fact VS Fake.

Sebarkan hanya berita yang benar, jangan pernah sebarkan berita dusta (hoaks). Ambil kesempatan untuk berempati dan mintalah hikmat Tuhan untuk menyatakan kebenaran yang memerdekan orang yang dalam kegelapan (Yohanes 8:32).

Inspirers.

Jadilah inspirasi bagi orang lain, bukan hanya lewat perkataan, tapi melalui tindakan kita. Sebagai “Representative of Christ Kingdom”, apa yang kita lalukan untuk menginspirasi dunia?

Biarlah hidup kita bersinar dan memberikan pengharapan bagi dunia. Bawalah terang Tuhan sampai ke ujung bumi. Amin. (VW).