LIDAH YANG MEMATAHKAN SEMANGAT

LIDAH YANG MEMATAHKAN SEMANGAT 

Bacaan Setahun:

Kis. 4:1-22, Ul. 19-20, Ayub 13

“Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.” (Yakobus 3:4-5)

Seorang anak muda yang sedang belajar berusaha merasa gagal karena mengalami kerugian besar. Secara spontan, ia berkata, “Mati aku, aku benar-benar sial.” Sejak itu, ia mengalami trauma dan merasa bahwa dirinya tidak cocok menjadi pengusaha. Di sisi lain, seorang pengusaha muda lainnya juga mengalami kegagalan dalam usahanya. Ia gagal dalam usaha restoran, namun justru mengunggah kisah kegagalannya di TikTok. Sambil mengakui bahwa penyebab kegagalannya adalah kesalahan dalam memilih lokasi yang terlalu mahal untuk sebuah restoran yang hanya berjualan bakso. Awalnya, usahanya memang laris manis karena ia mengundang artis untuk makan di sana, tetapi kemudian usaha itu mulai meredup dan hanya bertahan selama enam bulan. Walaupun sedih, ia berkata, “Ini ‘uang sekolah’, pembelajaran yang mahal.”

Firman Tuhan dalam renungan hari ini mengajarkan kita untuk mengendalikan situasi hidup dengan respons yang benar, yaitu menggunakan lidah kita untuk mendeskripsikan situasi dengan tepat. Pemuda pertama panik dan langsung menggambarkan situasinya sebagai sesuatu yang sial, sebagai akhir kehidupan tanpa harapan. Sementara itu, pemuda kedua justru memanfaatkan kegagalannya sebagai konten TikTok sambil mengakui kesalahan yang bisa dijadikan bahan evaluasi.

Hal ini paralel dengan firman Tuhan yang berbicara tentang perkataan atau lidah kita. Lidah yang kecil diibaratkan seperti kemudi kecil yang mengarahkan kapal besar untuk menerjang gelombang. Ini menggambarkan betapa lidah dapat menentukan arah keberhasilan hidup kita. Namun, secara negatif, lidah kecil juga digambarkan sebagai api kecil yang mampu membakar hutan belantara yang luas. Artinya, lidah yang kecil dapat menghancurkan dan menghabiskan harapan sebesar apa pun.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam berbicara dan selalu mendeskripsikan situasi dengan kata-kata yang membangun harapan. Mengapa demikian? Karena jika kita kehilangan harta, sebenarnya kita belum kehilangan apa-apa secara mental. Bukankah kita dilahirkan tanpa membawa harta? Tetapi jika kita kehilangan harapan, kita telah kehilangan segalanya. Sebab, seluruh hidup kita bergantung pada iman dan pengharapan di dalam Tuhan. Maka, jangan pernah putus harapan. Sebaliknya, selalu ucapkan kebenaran firman Tuhan untuk membangkitkan iman dan pengharapan kita, serta mewujudkannya dalam karya nyata. (DD)

Questions:

1. Benarkah lidah kita berkuasa atas jalan hidup kita?
2. Bagaimana seharusnya kita memakai lidah kita?

Values:

Warga Kerajaan bukan tanpa kegagalan tetapi memakai kegagalan untuk memanfaatkan kekuatan Firman Sang Raja.

Kingdom’s Quotes:

Jika kehilangan harta kamu tidak kehilangan apa-apa. Jika kehilangan kesehatan kamu kehilangan sedikit. Jika kehilangan harapan kamu kehilangan semuanya.