Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. (Kisah Para Rasul 20:24)
Untuk bisa menjadi agen perubahan pertama-tama diri kita sendirilah yang harus berubah. Seperti rasul Paulus dalam ayat di atas, Injil kasih karunia sudah dialaminya terlebih dahulu, baru dia membagikannya kepada orang lain.
MENDERITA UNTUK KRISTUS
Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.
(Kisah Para Rasul 5:41)
Sebagaimana rasul Paulus, kitapun harus membagikan Injil kasih karunia kepada orang yang membutuhkan kasih Yesus. Sekalipun orang-orang tersebut kadang tidak mengerti sehingga menyakiti kita, mendiskreditkan kita, tapi teladanilah rasul Paulus yang tidak menghiraukan nyawanya sendiri, asalkan bisa mencapai garis akhir. Dia berani menderita bagi Kristus, bahkan justru bergembira karena dianiaya oleh karena nama Yesus. Dia memiliki pikiran dan perasaan yang sama dengan Kristus.
TABAH DAN SETIA
Dalam penderitaan karena Kristus, kita harus tabah dan setia, tidak undur tetapi bertahan sampai kesudahannya. Mengarahkan pandangan hanya kepada panggilan yang Tuhan telah berikan dalam hidup kita.
Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup. (Ibrani 10:39)
MELEPASKAN SEGALANYA
Semua materi dan hal-hal lain yang ada pada kita sebenarnya adalah milik Tuhan Yesus dan kita hanyalah pengelola. Jika dikelola dengan baik sesuai dengan kehendak Tuhan dan kita setia dalam perkara kecil, maka akan dipercayakan perkara besar. Saat ini situasi dunia penuh dengan ketidakpastian, mungkin saja akan terjadi perang dunia ke-3, tapi yang penting kita sungguh-sungguh mengikut Yesus, melepaskan diri dari ikatan materi, berjaga-jaga, menjaga hati, mempersiapkan agar roh, jiwa dan tubuh kita kedapatan sempurna saat kedatangan Yesus yang kedua kali.
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus. (Filipi 3:7-8)
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. (1 Tesalonika 5:23)
PENGORBANAN DIRI
Setelah melepaskan segala yang dimiliki, selanjutnya kita harus berani mengorbankan diri, seperti rasul Paulus yang berani mati bagi nama Yesus dan tidak lagi mementingkan nyawanya. Setiap kita memiliki tugas untuk menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Yesus. Masing-masing diberikan tugas yang unik, misalnya berkotbah, bermain musik, menginjil, berdoa, membantu yang berkekurangan, sebagai pebisnis, ibu rumah tangga, dan sebagainya. Dalam setiap tugas tersebut, kita perlu memiliki pengorbanan diri.
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. (Kisah Para Rasul 20:24)
PENYELESAIAN
Rasul Paulus rela mengalami apapun, bahkan ia rela mati. Imannya tidak goyah, sekalipun yang diharapkannya belum terjadi. Iman artinya percaya bahwa Tuhan menyertai dalam setiap situasi apapun yang kita alami, baik ataupun buruk.
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. (2 Timotius 4:7)
Ladang di sekitar kita sudah menguning, tuaian-tuaian besar sudah siap, apalagi di tengah situasi dunia yang tidak baik. Tetapi kita tidak usah kuatir karena kita punya Tuhan yang selalu berkemenangan dan menjadikan kita umat yang lebih dari pemenang.
Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. (Yohanes 4:34-36)
KAUM KRISTIANI
Dalam pertandingan lari kita tidak bisa berlari seenaknya, tetapi harus fokus agar memperoleh mahkota juara. Sebagai warga Kerajaan Allah, kita ada dalam pertandingan iman. Teruslah berlatih untuk menyangkal diri, berlatih memikul salib setiap hari dan mengikut Dia.
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! (1 Korintus 9:24)
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibrani 12:1-2)
KEMATIAN ORANG BENAR
Kita menjadi benar bukan karena berusaha untuk hidup benar, tapi karena kita menerima Yesus, dan darah-Nya yang kudus yang tercurah di kayu salib telah membenarkan kita, dan menjadikan kita milik Kristus.
Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. (Roma 14:7-9)
Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka. (Wahyu 14:13)
KERASULAN PAULUS
Di awal penciptaan, melalui Adam dan Hawa Tuhan ingin Kerajaan-Nya ada di muka bumi. Namun Adam dan Hawa gagal, sehingga hubungan Allah dan manusia terputus, kemudian Allah memakai nabi-nabi untuk memulihkan hubungan tersebut namun tidak berhasil. Akhirnya Ia memberikan Anak-Nya untuk menjadi korban tebusan serta untuk mengajar dan membawa umat manusia kembali ke dalam hubungan yang benar dengan Allah. Paulus sadar bahwa iapun adalah anak Allah, warga Kerajaan Allah, yaitu sebagai duta Kerajaaan untuk membawa Kerajaan surga ke bumi. Kitapun adalah duta-duta Kerajaan Alllah. Kita harus mengikuti undang-undang Kerajaan Allah yaitu Firman Tuhan sehingga bisa menjadi agen perubahan. Sekalipun undang-undang Kerajaan Allah ini kadang bertentangan dengan hati dan pikiran kita, misalnya ketika dianiaya harus mengalah, harus memberkati orang-orang yang menjengkelkan kita.
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. (Roma 1:1)
Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku. (1 Korintus 9:2)
INJIL
Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus. (1 Korintus 9:12)
Tujuan Paulus menjadi rasul adalah untuk memberitakan Injil Kerajaan. Semestinya ia berhak menerima persembahan untuk pelayanan peginjilannya, tetapi ia tidak mengambil persembahan tersebut, malah sebaliknya ia justru bekerja dengan tangannya sendiri, membuat tenda untuk mendapatkan penghasilan, sehingga bisa membiayai hidupnya dan pelayanannya.
Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. (Matius 4:23)
Kita juga diberi kuasa dan hikmat melalui Roh Kudus dalam diri kita. Sekalipun kadangkala kita masih ragu, tetaplah menjadi pelaku Firman dan mengajarkan nilai-nilai Kerajaan Allah. Beranilah tampil beda untuk memberikan pengaruh yang baik, melayani orang-orang yang berkekurangan, yang lemah, sakit dan terhilang, sehingga hidup kita menjadi agen perubahan. Amin. (VW).