Living as Change Agent | Pdt. Eluzai Frengky Utana

Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. (Kisah Para Rasul 20:24)

Agen adalah seseorang yang diberi wewenang untuk bertindak atas nama atau menggantikan orang lain. Kita bisa belajar dari peristiwa perpisahan Rasul Paulus dengan para penatua di Efesus, sebagai bagian dari proses penting yaitu regenerasi. Di tengah segala aniaya dan kesengsaraan yang dialami, Rasul Paulus tetap konsisten hidup dalam kebenaran. Dan agar  bisa menjadi agen perubahan, maka hidup kitalah yang terlebih dahulu harus berubah.

Bagaimana agar kita bisa menjadi agen perubahan?

Tidak menghiraukan nyawa sedikitpun.

Tidak menghiraukan nyawa sedikitpun artinya berlatih agar mempunyai kemauan untuk mematikan keakuan dan kedagingan. Latihan ini harus dilakukan setiap saat secara terus menerus  sampai akhir hidup kita. Jika hari ini kita bersemangat melayani Tuhan, belum tentu semingggu lagi kita memiliki semangat yang sama. Kita harus terus memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, karena di usia lanjut mungkin saja kita mengalami hambatan fisik dan tidak berdaya.

Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
(Kisah para Rasul 20:22-23)

Dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus.

Mencapai garis akhir hanya dapat terjadi jika seseorang mempunyai tujuan hidup. Mempunyai tujuan hidup artinya memahami arti mati dan hidup dalam Tuhan. Panjang umur bukanlah sekedar soal angka, tapi soal memiliki hidup yang bernilai, yaitu menjadi berkat bagi orang lain dan ada generasi penerus yang dihasilkan. Generasi penerus ini akan menghasilkan anak cucu yang melanjutkan nilai-nilai yang baik. Mengerti tujuan hidup akan membuat roh kita tetap menyala-nyala dalam melayani Tuhan.

Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. (Roma 14:8)

Kita juga harus memulai dan mengakhiri dengan iman kepada Raja di atas segala raja. Iman adalah pemberian Tuhan, namun sebagaimana otot harus dilatih agar menjadi besar dan kuat, maka imanpun harus terus dilatih secara teratur.  Tuhan tidak ingin kita hanya duduk di gereja sekadar menjadi pengikut atau penggembira, namun Ia menghendaki agar kita menjadi murid yang bersedia terus menerus belajar. Murid yang sejati akan menjangkau jiwa yang terhilang, memuridkan mereka sehingga hidup mereka dipulihkan, selanjutnya merekapun menghasilkan murid-murid yang baru.

Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. (Kisah Para Rasul 20:32)

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. (2 Timotius 4:7)

Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. (Roma 12:3)

Memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

Agar menjadi agen perubahan, kita harus memiliki hati untuk memuridkan. Tuhan tidak menghendaki kita sekedar mengejar kuantitas namun yang terlebih penting adalah kualitas. Di hari Natal tahun ini, mari kita membawa satu jiwa yang terhilang kepada Tuhan dan selanjutnya menjadikan mereka murid Kristus.

Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. (Kisah Para Rasul 20:20-21)

Mari kita terus hidupi nilai-nilai ini, agar hidup kita dipakai Tuhan menjadi agen perubahan. Amin. (VW)