LIVING SELFLESSLY (HIDUP TANPA PAMRIH)
Bacaan Setahun:
Kis. 14, Yos. 22, Ayub 31
“Dengan inilah kita mengenal kasih, yaitu bahwa Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Jadi, kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” (1 Yohanes 3:16 – TB2)
Welcome May 2025. Tema renungan bulan Mei 2025 adalah Living Selflessly yang memiliki arti Hidup Tanpa Pamrih. Dalam kehidupan ini, kita diajak untuk meneladani kasih Kristus melalui hidup tanpa pamrih. Sebagaimana tertulis dalam 1 Yohanes 3:16 yang mengajarkan bahwa pengorbanan dan kasih tulus merupakan landasan untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama, maka kita hendaknya hidup tanpa pamrih. Mari kita belajar empat hal tentang Living Selflessly.
Pertama, Altruisme – Filipi 2:3-4. Altruisme merupakan kebalikan dari egoisme. Altruisme merupakan sikap yang mendasari tindakan kita untuk selalu peduli pada kesejahteraan orang lain. Melalui altruisme, kita dapat memahami bahwa setiap tindakan yang kita lakukan hendaknya tidak hanya mencari keuntungan pribadi, melainkan juga memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Tindakan ini mencerminkan nilai-nilai kasih Kristus yang tanpa pamrih. Sudahkah kita peduli dengan kehidupan orang lain?
Kedua, Kemurahan Hati – 2 Korintus 9:7. Kemurahan hati berarti memberi dengan hati yang lapang dan tanpa mengharapkan balasan. Sikap kemurahan hati ini mengajarkan kita untuk mau membuka tangan dan hati dalam membantu sesama yang membutuhkan. Dengan berbagi apa yang kita miliki, sebenarnya kita turut membagikan berkat dan kasih Kristus yang tak terbatas. Sudahkah kita memiliki kemurahan hati kepada orang lain?
Ketiga, Pengorbanan – 1 Yohanes 3:16. Pengorbanan merupakan wujud nyata dari komitmen kita untuk meletakkan kebutuhan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Seperti Kristus yang rela menyerahkan nyawa-Nya, maka kita pun harus siap mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya demi kebaikan bersama. Pengorbanan ini menumbuhkan rasa solidaritas dan kebersamaan dalam komunitas kita. Sudahkah kita memiliki kerelaan untuk berkorban bagi orang lain?
Keempat, Belas Kasihan – Kolose 3:16. Belas kasihan merupakan kemampuan untuk merasakan dan memahami penderitaan orang lain. Dengan belas kasihan, kita tidak hanya memberi empati dan simpati, melainkan juga turut berpartisipasi dalam mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Sikap ini memperkuat ikatan kemanusiaan dan menginspirasi kita untuk saling mengasihi. Sudahkah kita memiliki belas kasihan kepada orang lain?
Dengan menerapkan keempat nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka kita dapat menciptakan lingkungan yang penuh kasih, belas kasihan dan kepedulian. Hidup tanpa pamrih bukan hanya sebuah pilihan, melainkan sebuah keputusan dalam menanggapi panggilan untuk meneladani kasih Kristus dalam setiap langkah kita. Sudahkah kita melangkah untuk menjalani kehidupan tanpa pamrih? Memang sulit kata sebagian besar orang, namun tiada yang mustahil bagi yang mau meneladani kehidupan Kristus. Stay blessed. (DW)
Questions:
1. Apakah mustahil memiliki kehidupan tanpa pamrih di masa kini?
2. Bagaimana cara memiliki kehidupan tanpa pamrih?
Values:
Seorang Warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau berkomitmen untuk menjalani kehidupan tanpa pamrih setiap hari.
Kingdom’s Quotes:
Salah satu kunci mengatasi egoisme adalah meneladani kehidupan Kristus.