MANADO, KOTA DENGAN GEREJA BER-TOA
Bacaan Setahun:
Yos. 22-23
Mzm. 115
Kis. 14
“Yesus menjawab, “Percayalah! Kalau mereka diam, batu-batu ini akan berteriak.” Lukas 19:40
Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi kota ini dan tinggal hampir sebulan dan menyaksikan ada sesuatu yang berbeda. Ibukota propinsi Sulawesi Utara ini mayoritas penduduknya beragama Kristen dan cukup relijius. Hampir setiap kelurahan ada gedung gereja, dan yang menarik adalah dari gereja-gereja ini setiap subuh berkumandang puji-pujian dan renungan singkat memakai toa sebagai pengeras suara. Ya, toa dan dari toa ini hampir setiap hari ada pengumuman kegiatan keagamaan seperti ibadah kaum bapa, kaum ibu, anak-anak, paduan suara atau kegiatan lainnya. Hal yang umum disaksikan hampir setiap sore ada saja ibadah di rumah-rumah jemaat, atau rumah-rumah menyiarkan lagu-lagu rohani melalui alat _sound system_. Bahkan tidak jarang, kendaraan umum semacam angkot juga memperdengarkan lagu-lagu rohani dengan suara yang sangat keras. Dan setiap menjelang paskah atau natal, maka jalan-jalan umum di daerah pemukiman dipasangi asesoris seperti salib dan sebagainya.
Tapi yang paling menarik dari semua ini, kota yang relijius ini sekarang justru dipimpin oleh walikota non-Kristen. Di pilkada lalu, berhasil memenangkan kepercayaan rakyat dengan perolehan suara cukup signifikan, padahal selama ini, walikota selalu beragama Kristen. Memang selama ini banyak keluhan warga yang tidak pernah berhasil diselesaikan seperti banjir, kemacetan dan masalah sosial lainnya. Nah sekarang yang berbeda adalah keluhan warga berkurang drastis. Dengan moto mengutip Deng Xiaoping ‘Tidak peduli kucing hitam atau putih yang penting bisa menangkap tikus’, walikota yang berlatar belakang pengusaha ini bekerja secara profesional. Pejabat yang hanya pandai beretorika digantikan dengan yang cakap bekerja tidak masalah hitam atau putih. Dengan demikian tidak menunggu lama, beberapa sarana dan prasarana mulai bermunculan serentak di seantero kota seiring dengan munculnya harapan dan kepuasan warga Manado.
Jadi sekarang, jika kita percaya bahwa tidak ada pemerintahan yang tidak diangkat Tuhan, maka jelas, bahwa Tuhan tidak tergantung kepada atribut manusia seperti agama atau apapun, bahkan batu-batupun bisa dipakai. Oleh karena itu kita tidak boleh sombong, seolah-olah akan muncul masalah jika tanpa kita. Tuhan bisa memakai siapapun tanpa perlu persetujuan manusia, bahkan orang-orang terbuang, _second class_, siapapun dapat menjadi alat di tangan-Nya. Puji Tuhan. (LS)
Questions:
1. Apakah anda merasa punya posisi tawar dengan Tuhan dalam menjalani hidup anda?
2. Apakah ada kontribusi positif anda kepada kehidupan orang lain? Saksikan!
Values:
Tuhan bisa memakai siapapun tanpa perlu persetujuan manusia, bahkan orang-orang terbuang, siapapun dapat menjadi alat di tangan-Nya.
Kingdom Quote:
Masih bisa melayani Tuhan adalah kehormatan, karena itu berbahagialah