Markus: Pribadi Yang Bangkit Dari Kegagalan | Pdt. Christine Here

Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas — tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu – (Kolose 4:10

Kita mengenal Markus sebagai penulis kitab Injil Markus. Markus adalah orang yang pernah terpuruk dalam kegagalan. Namun dalam kegagalannya, Markus bangkit dan menjadi berkat.

Tema Firman Tuhan bulan ini adalah TRAIN, artinya dididik, diajar, dilatih lalu diuji. Ketika seseorang diuji maka orang bisa berhenti, maju, atau mundur. Mari kita belajar dari kehidupan Markus. Siapakah Markus?

Markus adalah seorang yang dididik dan diajar dalam keluarga.

Dari ayat di Kisah Para Rasul 12:!2 kita dapat mengetahui kondisi keluarga Markus. Ketika Petrus di penjara, akan dipancung dan dibunuh oleh Herodes, maka Malaikat Tuhan melepaskan Petrus dari penjara. Lalu Petrus pergi ke rumah Maria yaitu ibu dari Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.  Rumah Markus cukup besar karena bisa menampung banyak orang untuk berdoa. Di sana berkumpul pemimpin-pemimpin hebat termasuk rasul-rasul seperti Petrus. Markus adalah keponakan dari Barnabas. Barnabas tercatat pernah memberikan sebidang tanah dan dipersembahkan di kaki para rasul untuk membantu pekerjaan Tuhan pada waktu itu.

Kita tahu bahwa Markus dididik, diajar dalam satu keluarga yang cinta Tuhan, yang membuka pintu rumahnya untuk menerima orang-orang yang datang untuk berdoa, termasuk di dalamnya hamba-hamba Tuhan yang luar biasa. Dari keluarga inilah maka Markus melihat, memperhatikan, dan mendengarkan kesaksian Petrus yang baru keluar dari penjara dengan pertolongan Tuhan. Semua pengalaman ini, menjadi sebuah didikan, ajaran dan kesaksian bagi Markus sehingga membuat Markus berubah dan mengambil keputusan untuk percaya kepada Yesus Tuhan.

Segala sesuatu yang kita lakukan dalam keluarga, dalam komsel dan mezbah keluarga, bukanlah hal yang biasa-biasa saja, tetapi dapat membawa perubahan bagi orang-orang di sekitar kita. Memang perubahan tidak terjadi secara instan, tetapi didikan, pengajaran dan keteladanan hidup kita, punya pengaruh yang kuat. Seperti yang dialami oleh Markus. Lakukan bagian kita yaitu mendidik, mengajar, menjadi teladan dan berdoalah untuk yang kita pimpin, agar pelayanan dan hidup mereka lebih baik dari kita.

Markus Terjun Dalam Pelayanan

Pengalaman dalam keluarga membuat Markus mengambil keputusan untuk terjun dalam pelayanan. Markus diajar, dididik lalu Markus dilatih oleh Saulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kis. 12:24-25). Dalam pelayanan, Markus hanya menjadi pembantu. Kondisi seperti Markus ini, kadang-kadang belum bisa diterima oleh anak-anak Tuhan karena menganggap diri sudah berpengalaman dan merasa lebih pintar dari pemimpin. Mereka merasa tidak diberi kesempatan, hanya menjadi pembantu seperti angkat barang, mencuci, memasak, disuruh kerja serabutan. Markus yang ikut dalam pelayanan hamba Tuhan besar ini, merasa dirinya tidak dihargai dan tidak diberi kesempatan lebih, merasa direndahkan, hanya diberi tugas sebagai pembantu. Padahal Markus sedang diajar, dididik, dilatih untuk belajar dari nol.

Ketika dilatih, kita perlu merendahkan diri, taat, dan sabar menanti waktu Tuhan. Sama seperti Daud yang membutuhkan waktu 10 tahun, dari diurapi sampai menjadi raja, itupun masih dikejar-kejar akan dibunuh oleh Saul.  Saudara-saudara, jangan mengomel, mengeluh, dan mengkritik pemimpin. Mari kita belajar sabar menunggu waktu Tuhan yang terbaik.

Markus Gagal Dalam Ujian

Medan pelayanan yang sangat berat dan merasa diri diperlakukan sangat rendah, membuat Markus tidak sabar menunggu waktu yang terbaik dari Tuhan, maka akhirnya Markus gagal dalam ujian.  Latar belakang Markus yang berasal dari keluarga mampu/cukup kaya, bisa jadi Markus tidak biasa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang rendah. Markus, seorang tuan muda yang dimanja dan semua kebutuhannya ada, tetapi dalam pelayanan Markus justru hanya jadi pembantu. Markus melayani di belakang layar, tidak dikenal, tidak pernah disebut namanya dan tidak dianggap. Banyak orang yang masuk dalam pelayanan ingin tampil, supaya dipuji dan dihargai. Ada banyak orang yang pelayanannya tidak terlihat di depan tetapi memiliki peranan yang sangat penting agar pelayanan yang nampak dapat berjalan dengan baik. Contoh Ester yang menjadi permaisuri raja, ada Mordekhai di belakang Ester yang berjasa. Dalam posisi apapun kita saat ini dalam pelayanan, kita tidak boleh lupa bahwa semua itu karena Tuhan. Pelayanan dan jabatan ini hanya sementara dan oleh anugerah Tuhan.

Markus memilih pulang ke Yerusalem (Markus 13:13). Sikap Markus yang tidak mau melanjutkan pelayanan membuat perselisihan antara Paulus dan Barnabas. Ketika akan melakukan perjalanan penginjilan yang kedua, Barnabas menerima Markus, tapi Paulus menolak Markus dengan tegas. Akhirnya terjadi perpisahan pelayanan antara Paulus dan Barnabas (Kis. 15: 37-40). Sebenarnya Paulus pernah ditolak dalam pelayanan oleh rasul-rasul ketika kembali ke Yerusalem, Paulus pulang ke Tarsus, saat itu Barnabas-lah yang mencari Paulus. Paulus dibawa kembali ke Yerusalem dan Barnabas bersaksi kepada rasul-rasul agar Paulus bisa diterima oleh rasul-rasul. Seharusnya Paulus ingat bahwa dia pernah seperti Markus yang tidak diterima karena pernah membuat kesalahan. Tetapi Paulus lupa dan menolak dengan tegas Markus untuk ikut dalam pelayanan.

Ada dua model pemimpin: Paulus adalah tipe pemimpin yang menolak orang-orang yang dianggap gagal. Ada tipe pemimpin yang selalu mengintimidasi, terus-menerus melihat kekurangan dan kesalahan dari orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin seperti ini akan sulit membawa orang untuk bangkit dari kegagalan. Berbeda dengan Barnabas. Seorang pemimpin yang penuh dengan kasih. Pemimpin yang selalu memberi kesempatan kepada orang-orang yang gagal. Barnabas mencari, menerima, mendoakan, mengampuni Markus sehingga Markus mampu bangkit. Sebagai pemimpin, mari kita belajar dari Barnabas. Tidak ada orang yang sempurna, kita juga penuh kekurangan dan kesalahan dalam hidup kita. Kalau kita masih bisa menjadi pemimpin itu hanya oleh anugerah Tuhan. Milikilah hati seperti Barnabas, yang mau mencari, mengampuni, menolong, mendoakan, menerima, memotivasi orang-orang yang gagal.

Markus Bangkit

Markus lalu bangkit kembali dalam pelayanan (II Tim. 4:11) Hubungan Paulus dan Markus juga dipulihkan. Markus menjadi hamba Tuhan dan menjadi orang yang sangat penting bagi Paulus. Paulus menganggap Markus menjadi teman sekerja (Filemon 1:24), bukan lagi sebagai pembantu. Paulus akhirnya bisa menerima Markus dengan segala kekurangannya.  Paulus malah mengatakan terimalah Markus kepada jemaat di Kolose (Kol. 4:10), artinya Paulus merekomendasikan Markus sebagai orang yang baik. Sebagai pemimpin jangan hanya melihat kekurangan anak-anak atau orang-orang yang kita pimpin, tetapi belajar menerima mereka dengan segala kekurangan dan mengajak berbicara dari hati ke hati.

 

Petrus dan Markus juga memiliki hubungan yang sangat baik, Petrus menganggap Markus sebagai anak, seperti hubungan bapa dan anak (I Petrus 5:13). Hubungan Petrus dan Markus begitu dekat, Markus menjadi anak rohani dari Petrus. Ada yang menulis, bahwa ketika Petrus di penjara, Markus bersama-sama dengan Petrus. Lalu Markus menerjemahkan dan menulis segala ajaran dan kesaksian Petrus tentang Tuhan Yesus, sehingga lahirlah Injil Markus.

 

Kalau kita dapat membaca Injil Markus sekarang ini, kitab ini ditulis oleh Markus, seorang pribadi yang pernah gagal dalam ujian namun dia bangkit dari kegagalan. (RJ)