MASIHKAH KITA PERCAYA TUHAN?

MASIHKAH KITA PERCAYA TUHAN? 

Bacaan Setahun: 
1 Taw. 8 
Yoh. 19 

“Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (Yohanes 6:29)

Salah satu attitude dasar yang Yesus tunjukkan kepada dunia adalah kepercayaanNya yang penuh kepada Bapa. Itulah sebabnya DIA juga ingin agar setiap kita percaya penuh kepadaNya. Kerapkali Yesus “memarahi” murid-muridNya bukan karena mereka kurang dalam ”performance dan skills”, melainkan sikap ketidakpercayaan.

Firman Tuhan yang kita baca saat ini menunjukkan saat Yesus ditanya orang banyak tentang pekerjaan atau pelayanan apa yang paling dikehendaki Allah? Yang menarik adalah Yesus tidak langsung menunjukkan serangkaian tugas (misi pelayanan) yang harus dilakukan, melainkan menjelaskan sebuah konsep mendasar yang sangat penting. Yesus pada ayat sebelumnya justru telah berbicara hal yang mendasar, yaitu motivasi yang benar. Hal itu disampaikan Yesus karena melihat orang banyak mengikut Yesus hanya karena ingin melihat demonstrasi kuasa Tuhan, dan bukan pada kerinduan melakukan rencana kekekalan Allah.

Rupanya pernyataan Yesus ini kemudian langsung ditanggapi orang banyak. Mereka dengan tekad dan semangat menggebu untuk bisa juga melakukan pekerjaan yang dikehendaki Allah. Alih-alih langsung memberi penugasan, Yesus justru menjawab dengan sebuah sikap paling dasar yaitu: Percaya kepada DIA. Yesus menjadikan sikap percaya sebagai motivasi paling dasar sebelum melayani aktivitas pekerjaan Tuhan. Pertanyaannya adalah: Apakah kita sungguh memiliki rasa percaya penuh kepada Tuhan? Apakah faktor-faktor yang paling sering menjadi sumber kekuatan rasa percaya kita kepada Tuhan? Sikap mempercayai berasal dari respon kita terhadap yang dilakukan pihak lain kepada kita. Sayangnya kita justru kerap membangun rasa percaya kita dengan melihat kondisi kita, dan apa yang bisa dilakukan kepada Tuhan. Itu sebabnya banyak orang kemudian merasa tidak bisa percaya kepada Tuhan saat kondisi sulit, keuangan menipis, usaha/pekerjaan sedang dalam masalah.

Rasa percaya kita yang benar harus didasarkan/bersumber bukan pada kemampuan dan kondisi kita yang berubah-ubah melainkan kepada sifat, kemampuan bahkan karya Allah. Apakah yang Allah mampu dan bahkan telah lakukan kepada kita? Allah hadir dalam setiap aspek hidup kita (Ibr 11:6), Allah itu baik dan selalu melakukan hal yang baik (Yer 31:3). Karena kasihNya DIA telah menebus dan mengampuni dosa kita (2 Kor 6:21), Allah menyediakan segala hal yang menjadi kebutuhan kita (Fil 4:19), Allah sanggup ubahkan kita dan memberikan kita identitas baru (2 Kor 5:17), Allah mau memakai kita menjadi alatNya menyatakan kasih dan kuasa. (Ef 1:19). Percayakah Anda? (HA)

Questions:
1. Apakah Anda mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati? Bagaimana Anda menghidupinya?
2. Sudahkah Tuhan memakai Anda sebagai alat KerajaanNya? Dalam hal apa?

Values:
Rasa percaya kita yang benar harus bersumber bukan pada kemampuan kita melainkan kepada sifat, kemampuan bahkan karya Allah.

Kingdom Quote:
Tingkat kepercayaan kita akan menentukan level penyembahan, pelayanan kita pada Allah.