MATEMATIKA ALLAH
Bacaan Setahun:
1 Sam. 22-23, Roma 15, Mzm. 117
“Lalu TUHAN berkata kepada Yosua: “Janganlah takut menghadapi mereka, sebab besok kira-kira waktu ini Aku menyerahkan mereka mati terbunuh semuanya kepada orang Israel. Kuda mereka haruslah kamu lumpuhkan dan kereta mereka haruslah kamu bakar dengan api” (Yosua 11:6)
Perintah Tuhan yang memerintahkan Yosua untuk melumpuhkan kuda dan membakar semua kereta musuh mungkin terlihat sulit untuk dilakukan. Kuda dan kereta memiliki nilai yang tinggi dan pasti akan sangat berguna dalam meningkatkan kekuatan militer bangsa Israel saa itu. Secara matematika, rasanya jauh lebih menguntungkan untuk merampas dan memanfaatkan kuda serta kereta tersebut.
Namun, Tuhan tidak menggerakkan rencana-Nya berdasarkan logika dan matematika manusia. Ia memiliki tujuan dan niat-Nya yang lebih tinggi. Melalui perintah ini, Tuhan ingin mengajarkan bangsa Israel untuk percaya dan mengandalkan-Nya dalam segala situasi, termasuk dalam peperangan melawan musuh yang kuat sekalipun.
Tuhan tidak hanya berkepentingan pada kekuatan dan kekayaan materi, tetapi lebih pada iman, ketaatan, dan ketergantungan manusia kepada-Nya. Dia ingin bangsa Israel mengerti bahwa kemenangan mereka tidak tergantung pada alat-alat perang yang mereka miliki, tetapi tergantung sepenuhnya pada kehendak dan kuasa Tuhan yang melindungi dan memimpin mereka
Daud memahami prinsip ini. Ia berkata di Mazmur 20:7 “Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita.” Ia menyadari bahwa banyak orang yang membanggakan kekuatan kuda dan kereta mereka, mengandalkan alat-alat manusia dalam peperangan. Namun, sebagai orang yang percaya, Daud menyatakan bahwa kebanggaan sejati mereka terletak dalam nama TUHAN, Allah mereka. Mereka memilih untuk mengandalkan kekuatan dan perlindungan Tuhan, bukan kekuatan manusia.
Percaya dan mengandalkan Tuhan bukanlah keputusan yang selalu mudah. Kadangkadang, itu mungkin terasa bertentangan dengan logika dan hitungan manusia. Namun, kita tetap dapat memilih untuk mempercayai Tuhan dan mengandalkan-Nya dalam segala hal, termasuk dalam situasi yang sulit dan penuh tantangan.
Dalam kasus Yosua, melumpuhkan kuda dan membakar kereta musuh adalah bentuk ketaatan kepada perintah Tuhan, walaupun terlihat tidak masuk akal secara manusiawi. Mereka percaya bahwa dengan mengikuti perintah Tuhan, mereka akan mengalami kemenangan yang jauh lebih besar dan lebih dalam daripada yang bisa dicapai melalui kekuatan dan kekayaan manusia.
Begitu juga bagi kita hari ini, ketika kita menghadapi tantangan dan keputusan sulit, kita dipanggil untuk mempercayai Tuhan dan mengandalkan-Nya sepenuhnya. Bukan kekuatan atau logika manusia yang akan membawa kita kepada kemenangan, tetapi iman yang teguh dan ketergantungan pada kuasa Tuhan. Dengan demikian, kita dapat membanggakan diri dalam nama TUHAN, Allah kita, dan mengalami kemenangan yang sejati dalam hidup kita. (DH)
Questions:
1. Apa yang menghalangi kita percaya kepada Allah?
2. Mengapa kita lebih memilih memakai kalkulator manusia daripada Allah?
Values:
Iman adalah pintu melihat keajaiban.
Kingdom Quotes:
Manusia yang terbatas bersama dengan Allah yang tak terbatas dapat menghasilkan keajaiban.