MELAYANI BUKAN DILAYANI
Bacaan Setahun:
Ayb. 36-37 ,Mzm. 29 ,Rm. 5
“sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:28)
Berapa banyak dari kita yang dulu waktu kecil bercita-cita menjadi pelayan? Bukan ‘pelayan’ dalam arti hamba Tuhan atau pejabat pemerintahan, yang memahami diri harus ‘melayani’ orang lain, tetapi tetap menempati strata sosial yang lumayan tinggi. Kelihatannya tidak ada dari kita yang pernah bercita-cita mengantar pesanan, membersihkan kotoran, dan lain-lain. Pekerjaan seperti ini tak bergengsi, penghasilannya pun pas-pasan. Namun justru pekerjaan seperti ini diacu oleh kata-kata Tuhan Yesus di ayat ini.
Yesus mengawali pengajaran-Nya dengan menyodorkan konsep Mesias yang berbeda dari pandangan orang Israel pada umumnya (Matius 20:18-19). Yesus menyatakan bahwa Mesias harus menderita. Pernyataan ini berbeda dari gambaran umum tentang Mesias yang mulia, hebat, dihormati, ditinggikan, dan akan menjadi raja dunia. Yesus mengubah dan meruntuhkan pemahaman para pengikut-Nya. Mesias datang untuk melayani, bukan untuk dilayani. Ia datang bagi orang lain, umat manusia; Ia mengorbankan diri-Nya, memberikan hidup-Nya (ay.25-28). Untuk menjadi orang besar, maka pengikut Yesus harus menjadi pelayan dan menjadi hamba satu sama lain. Menjadi hamba berarti siap untuk selalu berkorban bagi kepentingan dan kebaikan orang banyak. Mengorbankan orang lain demi diri sendiri memang sangat mudah dilakukan. Sebaliknya, memberi diri bagi orang lain amatlah sulit. Namun, itulah panggilan setiap orang yang mengaku diri sebagai murid Kristus, yaitu mengikuti teladan yang sudah dilakukan oleh Yesus bagi orang banyak; memberi diri-Nya, mengorbankan hidup-Nya, agar orang-orang yang percaya kepada-Nya menerima hidup yang kekal.
Matius 20:28 ini menggugat kita, apakah kita siap melayani dalam arti menjadi hamba bagi sesama tanpa menuntut penghargaan? Mungkin kita sudah melakukan pelayanan yang tepat, tetapi itu tidak cukup. Kita harus memiliki motivasi yang benar, karena sangatlah gampang seorang Kristen terperangkap jebakan duniawi berupa melayani demi/asal dihargai. Pelayanan yang diakukan tanpa sikap hati yang merendahkan diri dan mau melayani, justru menistakan teladan Yesus.
Sebelum bisa melayani keluar, memberi diri untuk kepentingan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, kita perlu belajar melayani seama kita. Omong kosong melayani orang dunia, kalau di gereja kita masih memperebutkan posisi, kehormatan dan kuasa. Marilah kita periksa diri kita masing-masing, apakah kita sudah menjadi orang-orang yang bersedia untuk memberi diri bagi kebaikan sesama, ataukah kita justru ‘mengambil’ hidup orang lain demi diri sendiri? (AU)
Questions:
1. Apakah Anda sudah memutuskan untuk menjadi pelayan untuk melayani orang lain? Apa yang Anda lakukan?
2. Apakah Anda lebih suka dilayani dari pada melayani? Diskusikan!
Values:
Setiap warga Kerajaan dipanggil untuk melayani sesama, bukan sekedar memuaskan keinginan egonya sendiri.
Kingdom’s Quotes:
Layanilah satu dengan yang lain tanpa memperhitungkan untung ruginya, tetapi karena keteladanan Kristus.