Memahami dan Mengobarkan Karunia Rohani | Pdt. Hartono Wijaya

Puji Tuhan warga Kerajaan Allah atas anugerah-Nya, kita diberikan kesehatan memasuki tahun 2023. Setiap orang percaya perlu mengetahui kebenaran bahwa karunia rohani itu diberikan untuk membangun sesama tubuh Kristus dan ingatlah bahwa kita harus mengobarkan karunia Allah itu. Di dalam I Korintus 12:1 dikatakan “Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya” dan di 2 Timotius 1:6 karunia Roh harus dikobarkan supaya kita terus-menerus menyala-nyala melayani Tuhan. 

 

Apakah Karunia Rohani itu?

Karunia rohani adalah suatu kemampuan yang diberikan kepada orang percaya oleh ROH KUDUS untuk menunjang pelayanan. Karunia rohani itu merupakan pemberian istimewa untuk setiap orang percaya, dikerjakan oleh Roh Kudus sendiri sesuai kehendak-Nya, dan untuk tujuan melayani Tuhan dan sesama manusia.

 

Apa bedanya Talenta dan Karunia Roh?

Ketika manusia lahir secara jasmani, Tuhan memberikan talenta khusus yang berbeda-beda pada tiap orang, yang tujuannya adalah untuk kehidupan manusia. Sedangkan ketika manusia mengalami kelahiran baru oleh Roh Kudus, maka manusia mendapatkan karunia Roh yang tujuannya untuk melayani sesama tubuh Kristus. 2 Timotius 1:6 ditulis “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.” Jadi, karunia Roh harus dikobarkan, bahasa aslinya yaitu αναξωπυρεω (anazopureo) yang artinya meradangkan pikiran atau memantik supaya ada dampak/berdampak bagi sesama.

 

Mari kita kenali karunia-karunia dasar yang dikaruniakan Tuhan kepada kita, yang tertulis dalam I Korintus 12:7-10 yaitu berkata-kata dengan hikmat, berkata-kata dengan pengetahuan, karunia iman, karunia menyembuhkan, kuasa mengadakan mujizat, karunia bernubuat, karunia membedakan bermacam roh, karunia berkata dengan berbahasa Roh, dan karunia menerjemahkan bahasa Roh. Karunia-karunia itu memperlengkapi orang percaya dalam pekerjaan pelayanan. Dalam Efesus 4:11-14, mengatakan “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

 

Karunia Roh merupakan anugerah yang diberikan secara cuma-cuma dan harus dikobarkan. Untuk mengenali karunia yang diberikan, kita perlu tahu ‘passion’ kita, untuk mempelajari karunia yang Dia berikan, kita perlu mentor, lalu kita harus melatih karunia yang Dia berikan dengan cara bertindak. Seringkali untuk mengenali karunia diri sendiri, kita dipaksa oleh suatu kejadian sehingga muncullah karunia dari dalam diri kita.

 

 

Apakah Tujuan Tuhan dalam Pemberian Karunia?

Untuk Memuliakan Sang Raja

I Korintus 10:31

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

I Petrus 4:11 “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus.”

Untuk Melayani Sesama

I Korintus 12:7 “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama” dan Roma 12:4-5 “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama. Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama. Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

Marilah kita bertindak pada tempat dan waktu yang tepat sesuai karunia yang kita terima sehingga terjadi harmonisasi dan Nama Allah dimuliakan. Agar bermakna bagi sesama, berpikirlah pada hal-hal yang bermakna pada tujuan Tuhan Yesus supaya setiap orang diselamatkan.

 

Karunia adalah titipan yang harus dipertanggungjawabkan.  Dalam I Petrus 4:10, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.”  Kata “pengurus” adalah Oikos (rumah) dan Nomos (mengatur) artinya dipercaya mengatur rumah (bait). Karunia Roh tidak dapat dibeli tetapi dipercayakan untuk memuliakan-Nya. Kisah Para Rasul 8:20, “Tetapi Petrus berkata kepadanya: “Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.” Jika karunia Roh terus-menerus dikobarkan/dikembangkan maka akan makin lama makin besar. Mari tanya kepada diri sendiri, “Dapatkah kita dipercaya?” Ingatlah Tuhan rindu kita semua menjadi terang dunia dan garam dunia.

 

Bagaimana cara mengobarkan karunia?

2 Timotius 1:7-8, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.” Mari miliki keberanian, andalkan kekuatan Tuhan (dunamis), miliki kedisiplinan/ketertiban (penguasaan diri), artinya kita harus berani bayar harga. Matius 12:20, “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.” BIARLAH ROHMU MENYALA NYALA DAN LAYANILAH TUHAN! (RJ)