(7) sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. (8) Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.
(1 Tesalonika 1:7-8)
Berbicara mengenai budaya, tidak terlepas dari yang namanya gaya hidup (role model) yang menjadi suatu bentuk kebiasaan yang harus mempengaruhi dari generasi ke generasi. Manifestasi budaya dapat dilihat secara nyata dalam berbagai aspek, seperti norma sosial, sikap, moral, prioritas, standar, perilaku dan lain sebagainya yang menunjukkan suatu kualitas budaya. Kualitas budaya ialah mengenai pertumbuhan dalam suatu lingkungan tertentu, baik di gereja, komsel, keluarga, karir dan di manapun Tuhan menempatkan kita sehingga menjadi sebuah nilai-nilai yang dianut di dalam hidup kita.
Nilai-nilai yang dianut untuk dijadikan fondasi adalah nilai yang bersumber pada kebenaran firman Tuhan dan secara seksama orang-orang memperhatikannya serta ditunjukkan melalui kualitas dari sudut pandang kualitas budaya Kerajaan Allah.
NILAI-NILAI KEBUDAYAAN KERAJAAN ALLAH YANG PERLU DIMAJUKAN
PENGHARAPAN YANG TEGUH
(2) Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. (3) Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. (1 Tesalonika 1:2-3)
Pesan dari dua ayat tersebut berbicara soal budaya yang perlu diasah dan dipertajam sehingga di manapun kita berada, hal itu menjadi pengaruh bagi banyak orang dan memberikan pengharapan yang teguh. Orang yang memiliki pengharapan yang teguh adalah orang yang tidak memandang pengharapan pada dirinya (kekuatan, kepintaran dan kedudukannya) tetapi memandang pada sang Sumber Pengharapan yaitu Kristus Tuhan. Kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam kita. Di tengah situasi yang tidak pasti yang kita alami, tetaplah percaya bahwa masih ada pengharapan dalam Tuhan.
MENGHARGAI PILIHAN TUHAN
(4) Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. (5) Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu. (1 Tesalonika 1:4-5)
Banyak yang terpanggil namun sedikit yang terpilih, bukan soal Tuhan pilih kasih, melainkan dari pihak manusia yang tidak menanggapi atau merespon panggilan dari Allah. Orang yang menghargai pilihan Tuhan senantiasa mengingat karya dan keajaiban yang Tuhan perbuat dalam dirinya sejak dalam kandungan. Apabila orang percaya mengingat karya Tuhan, maka hal tersebut menjauhkan kita dari sifat kesombongan. Sebagai biji mata Tuhan dan umat kesayangan-Nya, sudah sepantasnya kita selalu mengucap syukur kepada Tuhan atas pilihan-Nya dalam hidup kita.
MENGHIDUPI FIRMAN DALAM SEGALA SITUASI
(6) Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, (7) sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. (1 Tesalonika 1:6-7)
Segala kesulitan, masalah dan tantangan dapat dilalui dengan bertindak berdasarkan kebenaran firman Tuhan. Apabila budaya menghidupi firman dalam segala situasi senantiasa dilakukan, maka semakin hari kita merasakan suara Tuhan dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan di tengah badai kehidupan. Cara terbaik untuk menjaga hati dalam segala situasi adalah dengan membaca, merenungkan, memperkatakan dan menghidupi firman Tuhan.
KEHIDUPAN YANG BERBUAH
8) Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu, (9) Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, (1 Tesalonika 1:8-9)
Bergema yang dimaksud pada ayat tersebut adalah kehidupan yang berbuah. Berbuah dalam pertobatan, pelayanan dan karakter. Kehidupan yang berbuah perlu dilanjutkan bagi generasi mendatang. Tuhan berkehendak agar kita bertumbuh seumpama pohon yang berbuah lebat dan buahnya tetap. Jika kita tidak memiliki benih yakni firman Tuhan, maka kita tidak dapat bertumbuh seumpama pohon yang berbuah.
SETIA SAMPAI AKHIR
(10) dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang. (1 Tesalonika 1:10)
Kesetiaan adalah syarat dari Tuhan dan berbuah adalah pahala dari Tuhan. Tidak ada orang besar dan orang kecil dalam kerajaan Allah, sebab yang ada hanyalah orang yang setia dan orang yang tidak setia. Tuhan mencari orang yang setia sampai akhir dan bukan mencari orang yang sempurna. Budaya setia sampai akhir dimulai dalam hidup yang benar dalam kebenaran Tuhan dan mengakhiri dalam kebesaran Tuhan untuk memerintah bersama-Nya dalam kerajaan seribu tahun.