MEMANDANG TANGAN TUANNYA

MEMANDANG TANGAN TUANNYA 

Bacaan Setahun: 
Yeh. 7-9 , Wahyu 3 

“Lihat, seperti mata para pelayan laki-laki memandang tangan tuannya, seperti mata para pelayan perempuan memandang tangan nyonyanya, begitu juga mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, hingga Dia berbelaskasihan kepada kita” (AYT – Mazmur 123:2)

emazmur dalam ayat ini menyatakan dirinya sebagai seorang hamba yang tunduk di Phadapan Tuhannya. Gambaran ini menunjukkan sikap kerendahan hati dan penghormatan yang sangat dalam. Bukan hanya penghormatan, namun juga adanya rasa ketergantungan dan harapan yang besar kepada Tuhan. Seperti halnya seorang hamba yang mengamati tangan tuannya, pemazmur juga mengamati tangan Tuhan.

Gestur ini mengingatkan kita pada narasi Alkitab tentang Maria, yang duduk di hadapan Tuhan Yesus sambil mendengarkan ajaran-Nya (Luk. 10). Maria memilih untuk mendekat dan mendengarkan firman Tuhan, dan ini adalah pilihan yang terbaik. Begitu pula, dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, memperhatikan firman Tuhan dan bergaul karib dengan-Nya adalah cara yang terbaik untuk membangun keintiman dengan Tuhan.

Namun, pertanyaan muncul, mengapa pemazmur memandang tangan Tuhan? Sebenarnya ini adalah tindakan yang menyiratkan harapan besar. Dalam pemahaman figuratif, pemazmur merindukan tangan Tuhan yang terulur untuk memberikan belas kasihan. Ini adalah ekspresi dari harapan dan ketergantungan penuh kepada Tuhan. Pemazmur menyoroti bahwa satu-satunya harapannya adalah kepada Tuhan sendiri.

Jika kita merasa dalam situasi yang serupa dengan pemazmur, dimana kita merindukan belas kasihan Tuhan dalam kehidupan kita, maka Mazmur 123:2 mengingatkan kita untuk terus memandang kepada tangan Tuhan. Inilah tindakan iman dan munculnya harapan yang sungguhsungguh. Kita dapat berdoa dengan kata-kata seperti, “Tuhan, aku tak akan berhenti memandang kepada tangan-Mu sampai Tangan-Mu bergerak menolongku. Aku tak berhenti memandang kepada tangan-Mu sampai belas kasihan-Mu Kau curahkan kepadaku. Amin.”

Dalam doa ini, kita menyatakan iman dan harapan kita kepada Tuhan, mengakui bahwa hanya Dia yang bisa memberikan pertolongan dan belas kasihan sejati dalam hidup kita. Sebagai orang percaya, kita diajarkan untuk bergantung sepenuhnya pada Tuhan, mempercayakan hidup kita kepada-Nya, dan terus memandang kepada-Nya dalam segala situasi. Saat memandang tangan Tuhan, kita menemukan penghiburan, harapan, dan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup. (DH)

Questions:
1. Bagaimana kita bisa mengadopsi sikap kerendahan hati dan ketergantungan yang sama seperti yang dinyatakan oleh pemazmur dalam Mazmur 123:2?
2. Bagaimana kita dapat mengaktifkan iman dan harapan sejati saat kita merindukan belas kasihan Tuhan dalam hidup kita, seperti yang dinyatakan oleh pemazmur dalam doanya?

Values:
Memperhatikan firman Tuhan dan bergaul karib dengan-Nya adalah cara yang terbaik untuk membangun keintiman dengan Tuhan.

Kingdom’s Quotes:
Saat memandang tangan Tuhan, kita menemukan penghiburan, harapan, dan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup