MEMBANGUN HIDUP UNTUK MENJADI BERKAT | Pdt. Eluzai Frengky Utana

Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. (1 Korintus 3:10-11)

Saat membangun rumah, kita harus melakukannya dengan perencanaan, strategi dan tujuan yang jelas. Demikian juga dengan hidup kita, yang kita bangun untuk menjadi berkat dan tidak sekedar diberkati. Jika kita bertumbuh, itu hanya untuk kepentingan diri sendiri, tapi saat kita berbuah, kita hidup bagi orang lain. Untuk membangun, kita harus bekerja secara tim. Kita membutuhkan pertolongan orang lain. Dan dasar yang kokoh untuk membangun adalah pengenalan akan Yesus Kristus Tuhan yang akan menumbuhkan kerendahan hati, kemurnian dan iman yang sepenuhnya kepada Dia.

BAGAIMANA KITA MEMBANGUN HIDUP YANG MENJADI BERKAT?

Bright Future (Masa Depan yang Cerah)

Kematian Kristus di kayu salib menjamin masa depan yang cerah, penuh harapan, tujuan, berkat, dan kemenangan kita. Namun pada kenyataannya banyak umat Tuhan yang tidak menikmati masa depan yang cerah, karena hidupnya tidak dibangun dengan ketulusan dan kejujuran.

Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan; (Mazmur 37:37)

Orang yang suka damai pasti hidup dalam ketulusan dan kejujuran, karena menyadari bahwa Raja Damai ada di dalam dirinya. Jadilah cerdik seperti ular, yaitu memiliki pengetahuan, namun juga tulus seperti merpati, yaitu memiliki karakter, karena karakter menjadi dasar dalam membangun kepercayaan. Kita perlu membangun karakter ketulusan yang akan diuji dengan kekuasaan, kedudukan, dan uang. Apakah kita bisa bersukacita melihat keberhasilan orang lain tanpa iri hati?  Karakter yang kuat bisa mengubah kepahitan hidup menjadi kemenangan dan karakter muncul melalui kondisi-kondisi kritis dalam kehidupan. Selain ketulusan yang perlu dibangun adalah kejujuran. Kejujuran membebaskan jiwa kita dari belenggu, sebaliknya kebohongan mengakibatkan kita hidup dalam belenggu kemunafikan.

Useful (Berguna)

Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. (Roma 14:19)

 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.
(1 Korintus 6:12)

Kita perlu membangun hal-hal yang berguna agar hidup kita diberkati dan menjadi berkat. Libatkanlah Tuhan untuk mengelola kekayaan, mengelola kesehatan, dan mengelola waktu istirahat kita. Di dalam Perjanjian Baru tidak ada lagi soal halal dan haram, tetapi tentang apa yang berguna bagi hidup kita. Jangan biarkan diri kita berada di bawah ikatan makanan, hobi, atau pekerjaan. Bangunlah apa yang berguna dan yang membuat hidup kita menjadi berkat.

Inner Self (Manusia Batin)

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. (2 Korintus 4:16)

Kata manusia batin dalam bahasa Inggrisnya adalah ‘inner self’. Ini bukan tentang ‘casing’ atau hal-hal yang agamawi, hal-hal yang diluar, tetapi tentang esensi, yaitu siapa yang ada di dalam kita.  Jika manusia batin kita kuat, maka apapun guncangan yang terjadi diluar kita, tidak akan menghancurkan kita. Kegagalan pun bisa menjadi pijakan untuk kita semakin dekat dengan Tuhan. Karena itu kita perlu terus membangun manusia batin kita. Manusia batin yang lemah akan cenderung menyerah, namun manusia batin yang kuat akan berkata “bersama Tuhan tidak ada yang mustahil”. Tetaplah berpengharapan, karena kita Firman mengatakan, “Allah mengasihi kita”.

Likeness (Keserupaan)

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
(Kejadian 1:26)

Ingatlah akan karya Kristus di kayu salib, dimana segala kutuk, dosa, kegagalan dan ketidaklayakan kita telah ditanggung-Nya. Kita menerima hidup yang diberkati dalam keserupaan dengan gambar Tuhan. Jalan sesulit apapun akan kita lewati dengan penyertaan dan perlindungan-Nya yang tidak pernah lepas dari hidup kita, karena kita adalah gambar-Nya. Kita adalah ‘hand made’, bukan produksi massal dan setiap kita diberi potensi yang khusus. Selagi kita masih hidup, mari terus bergerak mewujudkan potensi yang telah diberikan.

Dreams (Impian-impian)

Inilah hidup yang kekal itu: mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar. Dan mereka mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3)

Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”
(Yohanes 12:50)

Kita perlu membangun impian yang benar, yaitu memimpikan keberhasilan hidup yang membawa orang untuk mengenal Tuhan Yesus melalui kesaksian hidup kita. Bangunlah impian yang berisi pribadi Yesus dan perintah-perintah-Nya. Bermimpilah tentang menyampaikan Firman dan bersaksi sehingga banyak orang dibawa kepada Yesus.

Bangunlah hal-hal di atas, agar semakin hari hidup kita menjadi berkat dan nama Tuhan semakin dipermuliakan. Amin. (VW).