MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG BERMAKNA
Bacaan Setahun:
Kej. 26 ,Luk. 14:25-35,Mzm. 19
“Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” (Yakobus 1:19-20)
Pernikahan tidak hanya menyatukan dua pribadi dalam satu ikatan kudus, namun pernikahan juga menyatukan segala perbedaan yang ada di dalam diri kedua pribadi pasangan tersebut. Pasangan suami istri biasanya percaya bahwa setelah lama berumah tangga, keduanya akan sangat mengenal satu sama lain dengan baik. Hal tersebut membuat mereka berpikir bahwa pasangannya bisa langsung paham bagaimana isi hati dan pikirannya, bahkan tanpa harus diungkapkan secara lisan. Untuk itulah keterbukaan dari masing-masing pribadi memegang peranan penting dalam perjalanan pernikahan.
Setelah sekian lama menikah kita akan semakin mengenal pasangan kita, apa yang disukai dan tidak, apa yang menjadi kebiaaannya dan sebagainya, namun sampai kapanpun kita tidak akan bisa membaca isi hati dan pikirannya. Oleh sebab itu jika kita membutuhkan sesuatu dari pasangan, kita harus belajar mengungkapkannya dengan minta tolong, karena pasangan kita belum tentu peka seratus persen dengan apa yang kita mau. Kalau hanya menebak-nebak saja, maka hal itu akan menimbulkan asumsi dan memicu terjadinya kesalahpahaman.
Kita harus belajar membangun komunikasi yang baik dan bermakna dengan pasangan. Agar dapat membangun komunikasi yang baik dengan pasangan hal pertama yang harus kita latih adalah dengan belajar menjadi pendengar yang baik. Seringkali kita lebih cepat bereaksi dalam menghadapi pasangan yang tidak memahami apa yang kita mau. Kita lebih cepat berkatakata, mudah marah dan menyalahkan pasangan. Satu sama lain lebih ingin didengar dan banyak berbicara daripada bersikap mau lebih dulu dan lebih banyak mendengar. Kita mudah terpancing oleh ego, kesombongan, dan sikap tidak mau kalah dari diri kita. Kita merasa akan lebih menang jika kita bisa melancarkan kata-kata lebih banyak dan lebih cepat. Akhirnya, tidak ada titik temu untuk saling mengerti. Dengan banyak mendengar kita akan belajar untuk semakin mengenal pasangan kita. Ketika pasangan merasa didengarkan maka ia juga akan lebih bersedia mendengarkan kita. Cepat mendengar juga menunjukkan rasa hormat, kasih dan penerimaan kepada pasangan.
Hal kedua yang harus kita latih adalah adanya keterbukaan. Bersikap terbuka berarti rela mengungkapkan semua informasi yang relevan sehingga kita semakin mudah mengenal pasangan kita. Keterbukaan juga berkaitan erat dengan kepercayaan, semakin kita bisa terbuka dengan pasangan maka kepercayaan kita dengan pasangan juga akan semakin meningkat. Dengan keterbukaan kita belajar untuk mengungkapkan isi hati dan pikiran kita sehingga kita semakin peka dan memahami apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan pasangan kita serta saling melengkapi satu dengan yang lain. (RSN)
Questions:
1. Bagaimana kita dapat membangun komunikasi yang bermakna?
2. Bagaimana kita belajar memahami isi hati dan pikiran pasangan kita?
Values:
Komunikasi yang bermakna dibangun dengan menjadi pendengar yang baik dan mau terbuka dengan pasangan sehingga kita belajar semakin mengenal pasangan.
Kingdom’s Quotes:
Saling terbuka dengan pasangan kita membuat kita bisa semakin peka memahami kelebihan dan kekurangannya.