MEMBERI TELADAN

MEMBERI TELADAN 

Bacaan Setahun: 
Kej. 7-8; Ef. 4 

“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” (Yohanes 13:14-15)

Seorang penjahat tak mungkin ingin keturunannya juga jadi penjahat, artinya seburuk  apapun seseorang sebenarnya ingin meninggalkan legacy yang baik kepada keturunannya. Itu sebabnya seringkali orangtua menasehatkan hal yang baik kepada anaknya walaupun dirinya sendiri melakukan hal yang tak terpuji.

Namun sebenarnya kita tahu tanpa memberi teladan yang baik kita tak akan menuai hal yang baik. Misalnya kita tak bisa dan tak berhak melarang anak kita merokok seandainya ia tahu kalau kita adalah seorang perokok. Tetapi jika kita bukan perokok tanpa nasihatpun anak kita akan mencontoh kita dan ia dengan sendirinya juga tidak merokok.

Itu sebabnya ada quote yang mengatakan ‘keteladanan berdampak lebih kuat dibanding perintah’. Rasul Petrus pun memahami kekuatan teladan lebih dari perintah, sehingga Ia menasehatkan para gembala jemaat untuk lebih baik memberi teladan daripada memerintah,

“Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.” (1 Petrus 5:3)

Hal yang sama, yaitu kekuatan memberi teladan juga dimengerti oleh Rasul Paulus, sehingga kepada Titus muridnya, ia pun menekankan untuk tidak hanya memberi nasihat, tetapi ia harus memberi teladan kepada para anak-anak muda yang dipercayakan kepadanya.

“Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,” (Titus 2:6-7)

Yang menjadi persoalan bagi kita adalah sebagai pemimpin seringkali kita kurang percaya diri jika harus memerintahkan orang yang kita pimpin untuk menuruti teladan kita. Kalau kita melihat keberanian Rasul Paulus untuk meminta muridnya mengikuti teladannya, tentu keengganan kita tidak tepat. Seharusnya selain memberi teladan kita juga dengan percaya diri berani berkata ikutilah teladanku, contohlah cara hidupku. Kita harus dengan percaya diri dapat berkata seperti Rasul Paulus berkata ‘ikuti teladanku’, dan juga berani berkata: Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. Anda setuju? (DD)

Questions:
1. Mengapa kita harus memberi teladan?
2. Beranikah kita berkata ikutilah teladanku? Mengapa kita enggan?

Values:
Layaknya sang raja seharusnya, kita warga Kerajaan harus siap memberi teladan.

Kingdom’s Quotes:
Teladan baik lebih efektif daripada anjuran baik yang disampaikan dalam kotbah.