Bacaan Setahun:
Rat. 4-5
Mzm. 85
“Karena demikian inilah firman Tuhan Hua, Yang Mahasuci orang Israel: Oleh tobat dan duduk diam-diam bolehlah kamu terpelihara; dalam berdiam diri dan menaruh harap adalah kuatmu, tetapi kamu sudah enggan!” Yesaya 30:15
The heaviest burdens that we carry are the thoughts in our head. Beban terberat yang kita bawa adalah segala pikiran dalam kepala kita. Bahwa beban terberat itu bukanlah virus atau hal lain, tetapi segala pikiran dalam kepala kita; yang mungkin terjadi, tapi besar kemungkinan itu tidak terjadi. Hal itu membuat kita sulit untuk tenang, sulit untuk berdiam diri di hadapan Allah.
Saat ini, Tuhan mengingatkan kita tentang kisah kehidupan Ayub. Ayub adalah seorang tokoh yang diijinkan Tuhan mengalami penderitaan. “Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.” (Ayub 2:13) Alkitab mencatat, saat Ayub sedang melewati penderitaannya, tiba-tiba sahabat Ayub datang dan mencoba menghibur dan menguatkan Ayub. Tetapi dikatakan: “selama tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya”. Ayub dan teman-temannya memilih diam tidak berkata sepatah kata.
Sebagai orang yang benar, saleh, jujur dan takut akan Tuhan, Ayub sebenarnya punya banyak alasan untuk tidak diam. Dia punya alasan untuk bertanya kepada Tuhan, bisa complain dan berkeluh-kesah; tetapi Ayub memilih untuk diam. Bukan hanya itu saja, bahkan teman-temannya pun punya alasan untuk berkata-kata memberi penghiburan dan kekuatan untuk Ayub, tetapi mereka memilih untuk diam, karena mereka melihat bahwa terlalu berat penderitaannya Ayub.
Mungkin banyak di antara kita yang seperti Ayub saat ini, Tuhan ijinkan melewati banyak hal. Tetapi Tuhan ingatkan kita untuk diam. Ketika kita putuskan untuk diam, ketahuilah bahwa kita bukan menyerah. Dalam keputusan itu, sesungguhnya kita sedang melihat Tuhan berperang bagi kita. Dalam Ulangan 20:3-4, dituliskan “Dengan berkata kepada mereka: Dengarlah, hai orang Israel! Kamu sekarang menghadapi pertempuran melawan musuhmu; janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu.” Ingatlah, bahwa ketika kita diam dan tenang, di situ terletak kekuatan kita (Yesaya 30:15) Soli Deo Gloria. (JB)
Questions :
1. Bagaimana saat ini keadaan Anda? Masihkah bisa berdiam diri dan mendengar suara Tuhan secara pribadi?
2. Langkah terbaik apa yang Anda lakukan untuk bisa tetap tenang menghadapi segala sesuatu?
Values :
Tuhan ingatkan kita untuk diam. Ketika kita putuskan untuk diam, ketahuilah bahwa kita bukan menyerah. Dalam keputusan itu, sesungguhnya kita sedang melihat Tuhan berperang bagi kita.
Saat tidak ada penjelasan dari situasi yang tidak kita mengerti, satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah berdiam dekat TUHAN.