(10) Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada saudara-saudara seiman kita (Galatia 6:10)
Ketika mendengar kata Gereja, seringkali kita sebagai orang Kristen mengira bahwa yang dimaksudkan adalah sebuah gedung atau lembaga organisasi. Padahal, dari makna kata Gereja bukanlah merujuk kepada bangunan melainkan Gereja adalah perhimpunan umat Allah dari berbagai latar belakang yang beragam yang terwujud nyata melalui kehidupan persekutuan. Singkatnya, Gereja adalah kita.
PANGGILAN GEREJA
Gereja memiliki panggilan dan panggilan Gereja tertuang dari arti Gereja itu sendiri. Etimologi kata Gereja (bahasa Yunani: ἐκκλησία / Ekklesia) jika diperhatikan dalam tatanan Bahasa Yunani EK – KELUAR dan KLESIA dari kata Memanggil yang berarti dipanggil keluar – melepaskan diri – dari gelap kepada Terang Kristus.
BAGAIMANA MEMIMPIN SEBAGAI PEMBERI PENGARUH DALAM GEREJA ?
Sebagai orang Kristen, kita harus mengakui identitas diri kita adalah sebagai Gereja Tuhan. Maksudnya adalah kita hendaknya memiliki pola pemikiran yang konsisten bahwasannya Gereja berbicara soal pribadi kita sebagai milik kepunyaan Tuhan.
GEREJA MILIK KRISTUS
Sebagai orang Kristen, kita harus mengakui identitas diri kita adalah sebagai Gereja Tuhan. Maksudnya adalah kita hendaknya memiliki pola pemikiran yang konsisten bahwasannya Gereja berbicara soal pribadi kita sebagai milik kepunyaan Tuhan.
(18) Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
(Matius 16:18)
Atas dasar pengakuan Rasul Petrus terhadap Kristus sebagai Mesias, Anak Allah yang Hidup, maka Kristus mendirikan Gereja-Nya. Uraian pada 3 kata dalam ayat tersebut adalah sebagai berikut:
Batu Karang
Batu Karang yang teguh adalah Kristus, hal ini berarti bahwa Tuhan Yesus hendak membawa Gereja untuk melekat kepada-Nya melalui hubungan yang intim dan akrab dengan diri-Nya secara konsisten. Sebagai kekasih Kristus, Gereja memiliki tempat yang istimewa sebagai satu-satunya mempelai-Nya.
Jemaat-Ku
Jemaat (Gereja) Ku memiliki arti bahwa Tuhan Yesus hanya memiliki satu-satunya Gereja dan tidak ada yang lain. Kasih, kebaikan, kemurahan dan perhatian Tuhan terarah kepada Gereja-Nya dengan setia. Ketika Kristus memanggil kita dengan kata “Gereja-Ku” maka menjadi petunjuk bagi kita bahwa Allah memenuhi kebutuhan hidup jemaat-Nya sehingga kita tidak merasa khawatir akan apapun juga.
Alam Maut
Sebagai jaminan, Tuhan Yesus bersabda bahwa Kasih-Nya tidak dapat lepas atau dipisahkan dari Gereja-Nya oleh apapun bahkan Alam Maut sekalipun sebab Kristus adalah Kepala Gereja yang berkuasa atas Gereja-Nya dan melindungi-Nya dari segala ancaman.
GEREJA TEMPAT KUDUS TUHAN
(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:, (10) “Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya., (22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.” (Keluaran 25:1,10,22)
Tuhan memerlukan tabut dan tempat kudus untuk berbicara kepada umat-Nya. Kitalah umat pilihan Allah yang telah dikuduskan-Nya, sebagai tabut dan tempat kudus-Nya, Allah hendak berbicara kepada kita.
(16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? (19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? (1 Korintus 3:16,19)
Mengapa Allah memerlukan tempat yang kudus ? sebab Allah adalah Kudus dan kita sebagai Bait-Nya dilayakkan dan dikuduskan sehingga Allah berdiam dalam diri kita melalui kekudusan-Nya.
MEMBERI PENGARUH CARA BERIBADAH DALAM GEREJA
Beribadah Dengan Cara Yang Berkenan Kepada Allah
(28) Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. (Ibrani 12:28)
Umat Tuhan hendaklah mengekspresikan citra Ibadah melalui mengucap syukur dan menyembah dengan hati yang tulus dan penuh hormat, sebab penyembahan adalah wujud kasih kepada Allah.
Ibadah Yang Sejati
Ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, artinya:
Memiliki Ketergantungan pada Allah dan kehendak- Nya.
Menyerahkan diri kepada Allah untuk dituntun menurut kehendak-Nya.
Mengendalikan lidah untuk tidak mengucapkan kata-kata yang tidak sopan, tidak berguna, dan tidak munafik.
Menyangkal diri dengan berusaha hidup sesuai kehendak Tuhan Yesus Kristus.
Ibadah Yang Murni
(27) Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. (Yakobus 1:27)
Melayani saudara seiman (Matius 25:31-40).
Melayani sesama manusia (Lukas 10:27-31).
Melayani adalah wujud kasih dan memenuhi hukum Kristus (Galatia. 6:2)
Tuhan Yesus pemberi pengaruh terbaik dalam Gereja, maka Gereja juga dapat menjadi pemberi pengaruh kebaikan kepada semua orang, terutama kepada saudara seiman melalui ibadah yang sejati dan murni di hadapan Tuhan. (AH)