MEMPELAJARI TUHAN VS MENGALAMI TUHAN

Bacaan Setahun:
Hos. 7
Rm. 11
Mzm. 145

“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” Ayub 42:5

Di depan sebuah kampus sekolah teologi yang terkenal, ada sebuah mobil yang sedang menjajakan tumpukan buku-buku rohani dan literatur bekas yang dijual secara obral. Banyak mahasiswa teologi bergerombol mencari dan memilih buku dan literatur yang mereka butuhkan. Seorang mahasiswa memilih sampai enam buku, ketika akan membayar ia bertanya kepada si penjual buku obral ini, dari mana kamu mendapat buku-buku bekas ini? Si penjual menjawab, ada seorang doktor teologi di kota ini yang berubah menjadi atheis dan menjual semua koleksi buku literatur dan buku-buku teologinya. Mendengar jawaban ini si pemuda ini kemudian tertegun, lalu ia membatalkan membeli tumpukan buku yang telah dipilihnya.
Arti teologia secara sederhana adalah ilmu ketuhanan atau ilmu yang mempelajari, siapa, apa dan bagaimana eksistensi Tuhan. Di dalamnya juga diajarkan bagaimana Alkitab ditulis dan dikanonisasi. Namun ada perbedaan antara mempelajari Tuhan dan mengalami Tuhan. Itu sebabnya seorang yang hanya belajar tentang Tuhan tanpa mengalami Tuhan bisa kehilangan kepercayaan akan Tuhan. Karena itu pengalaman “ bersama Tuhan“ atau mengalami Tuhan sangatlah penting.
Kisah Ayub, adalah kisah tentang seorang yang taat kepada Tuhan namun tidak mengalami Tuhan. Di dalam hidupnya Ia mengalami sengsara yang diijinkan Tuhan, yaitu kisah tragedi dramatis yang tiada duanya, di mana ia kehilangan harta, kesehatan dan keluarga. Bahkan setelah ia mengalami ujian yang paling pahit pun, secara perbuatan sebenarnya ia tetap taat, namun tidak di hatinya, ia protes, ia merasa mengalami ketidakadilan dari Tuhan. Namun pada akhirnya melalui ujian ini “ia mengalami Tuhan“, ia merasakan keberadaan dan kehadiran Tuhan, dan setelah ia mengalami Tuhan baru ia dipulihkan Tuhan keadaan secara jasmani yaitu kesehatan keluarga dan juga bisnisnya. “Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.” (Ayub 42:10)
Kesimpulannya adalah belajar tentang Tuhan atau belajar teologia tidak salah, taat kepada perintah Firman Tuhan dengan harapan hidup diberkati Tuhan juga tidak salah, karena itu semua adalah kebutuhan jiwa dan kebutuhan jasmani kita, tetapi yang terpenting di dalam hidup kita adalah kehidupan rohani, yaitu ketika kita bisa melihat Tuhan atau mengalami Tuhan. Namun mengalami Tuhan sering terjadi melalui ujian di jalan yang sempit dan pahit, dan “mengalami Tuhan” sebenarnya adalah tujuan sejati di dalam hidup ini. Anda mengerti? (DD)

Questions :
1. Menurut Anda, bisahkah kita mengalami Tuhan hanya dengan cara belajar tentang Tuhan (Teologia)?
2. Bagaimana caranya kita bisa mengalami Tuhan?

Values :
Ketaatan seharusnya digerakkan oleh Kasih, krena taat dengan harapan diberkati adalah transaksi.

Ketaatan belum tentu membuat orang mengalami Tuhan, namun dengan mengalami Tuhan dipastikan seseorang akan taat kepada Tuhan.