Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan asal usulnya, karena dilarang oleh Mordekhai. Tiap-tiap hari berjalan-jalanlah Mordekhai di depan pelataran balai perempuan itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Ester dan apa yang akan berlaku atasnya. (Ester 2:10-11)
Bagaimana kita bisa mendapatkan generasi yang unggul?
TELADAN HIDUP
Setiap kita dipercayakan orang-orang untuk dipimpin, dimulai dari keluarga kita, yaitu anak-anak kita. Sebagai pemimpin jangan kita mengabaikan orang-orang di bawah kita. Ester adalah seorang anak yang punya potensi untuk hidup dalam kekecewaan, karena ia berada dalam pembuangan dan yatim piatu. Namun di bawah pengaruh Mordekhai, Ester bisa terlepas dari sakit hati dan kekecewaan. Usia bukanlah penghalang untuk kita memberikan pengaruh yang baik. Sebagai kakek dan nenek, kita harus tetap mengambil bagian dalam mendidik generasi muda dan menjadi teladan bagi mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh nenek dari Timotius.
Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. (2 Timotius 1:5-6)
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. (Filipi 3:17)
Rasul Paulus menjadi teladan bagi Timotius dan ia memerintahkan Timotius untuk menjadi teladan bagi jemaat sekalipun Timotius masih muda. Ini perlu kita jadikan contoh, apakah kita sudah menjadi teladan dalam perilaku hidup kita. Apakah kita mengeluarkan kata-kata yang membangun atau merusak, apakah kita hanya melihat hal-hal negatif dalam diri seseorang atau kita berusaha menggali hal-hal positif dalam dirinya.
Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (1 Timotius 4:12)
TETAP FOKUS KEPADA TUJUAN ILAHI
Sebelum Ester mengikuti kontes pemilihan ratu bagi raja Ahasyweros, tentu Mordekhai mengalami pergumulan, karena seorang perempuan Yahudi seharusnya tidak menikah dengan orang yang bukan Yahudi. Namun akhirnya ia mengizinkan Ester, karena ia tahu bahwa ini akan menjadi tempat bagi Ester untuk bersinar dan memuliakan Allah.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:16)
Ester memahami panggilannya untuk tetap bersinar di manapun ia berada, karena itu ia tidak hanya memperhatikan penampilan luar, tetapi menjaga sikap dan perilakunya sehingga orang-orang di sekitarnya menyukainya. Ia menjaga dirinya agar tidak bersikap sombong, dan menjaga perkataannya agar tidak ketus, melainkan lemah lembut dan ramah kepada semua orang. Pada akhirnya sang raja pun menyukainya.
Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai. (Ester 2:7)
JANGAN LUPA DIRI DAN KOBARKANLAH KARUNIA ROHANI
Pada saat Ester telah menjadi ratu, maka Mordekhai mengingatkan Ester agar tidak lupa diri, dan Ester tetap mengasihi Allah, serta mengingat dan mengasihi bangsanya. Mordekhai juga mengingatkan bahwa ada Allah yang berkuasa dan Allah memiliki rencana yang khusus bagi dia.
Maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: “Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.” (Ester 4:13-14)
Hal yang sama dilakukan Rasul Paulus kepada Timotius, yaitu mengingatkan bahwa Allah memiliki rencana yang khusus dalam diri Timotius dan Allah memberikan karunia rohani untuk memperlengkapinya. Karunia tersebut harus dikobarkan dengan kekuatan dari Roh Kudus.
Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
(2 Timotius 1:6-7)
TETAPKAN SYARAT PADA DIRI
Untuk menggenapi rencana Tuhan dan mengalami hidup yang berkemenangan, maka kita harus mencari dan mengutamakan Tuhan. Ada harga yang harus dibayar, sebagai komitmen atau syarat yang ditetapkan pada diri sendiri untuk dilakukan. Pada saat itu Ester menetapkan sebuah syarat untuk berpuasa selama 3 hari, dan ia mengajak segenap bangsanya untuk mengambil bagian.
Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya. (Ester 4:15-17)
Ketika Ester dan bangsanya membuat sebuah komitmen untuk berpuasa dan melakukannya, ini merupakan sebuah wujud kehidupan yang mencari dan mengandalkan pertolongan Tuhan. Maka Tuhan ada di pihak mereka, sehingga tidak ada yang dapat melawan, akibatnya Ester dan bangsanya mengalami kemenangan yang gemilang.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)
Apa yang dilakukan Mordekhai terhadap Ester adalah untuk mempersiapkan sebuah generasi yang unggul. Terlepas dari situasi dan masa lalu Ester yang sulit serta berpotensi menghasilkan sakit hati dan kekecewaan, Mordekhai tetap berusaha mendidik dan menjadi teladan bagi Ester. Ia tetap melakukannya dalam cara-cara Tuhan, sehingga Ester menjadi generasi unggul yang membawa kemenangan. Amin. (VW).