MENENDANG KE GALAH RANGSANG

Bacaan Setahun: 
Amos 5-7 
Kis. 14 

MENENDANG KE GALAH RANGSANG 
“Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kau aniaya itu.”Kisah Para Rasul 26:14-15

Beberapa tahun lalu ada pasukan ISIS, yaitu pasukan yang dibentuk untuk pendirian negara Irak – Siriah, mereka menyiksa dan membunuh orang Kristen di Siriah dan Irak, mereka memaksa orang Kristen untuk pindah agama.
Saya jadi ingat cerita tentang Saulus yang ikut menggagas pembunuhan Stevanus (Martir pertama) dan melakukan penyiksaan kepada orang-orang Kristen. Saulus dari Tarsus adalah salah satu dari orang-orang brilian pada zamannya. Tidak perlu diragukan lagi bahwa ia adalah tamatan dari Universitas Tarsus, universitas Yunani terbesar pada zaman itu. la juga adalah murid profesor Gamaliel, sarjana Ibrani tersohor, la dididik dalam detail-detail agama Yahudi. Namun ia belum mengenal Yesus Kristus secara pribadi, la begitu menentang Kristus sehingga ia menganiaya, memfitnah dan membinasakan setiap orang Kristen.
Kemudian di suatu hari pada perjalanannya menuju Damsyik dengan membawa surat kuasa yang mengijinkannya untuk menganiaya orang-orang Kristen, suatu cahaya dari langit bersinar terang menyinari dirinya dan ia jatuh ke tanah. Kemudian ia mendengar suara Yesus yang sedang berkata kepadanya dalam bahasa Ibrani: “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.” (Kisah Para Rasul 26:14-15). Kisah selanjutnya adalah kisah pertobatan Saulus, yang kemudian menjadi rasul yang paling militan dan berganti nama menjadi Paulus. Ada satu kalimat di ayat ini yang ditulis “Sukar bagimu menendang ke galah rangsang”. Apa arti galah rangsang? Galah rangsang adalah tongkat pengait yang dipakai gembala agar domba tidak bisa melawan, jika ia melawan maka domba akan semakin kesakitan.
Paulus adalah seorang pencari kebenaran, namun tanpa sadar ia melawan “kebenaran yang sebenarnya”, ia ibarat domba melawan gembalanya, la terus berontak namun tongkat gembala yang berkait (galah rangsang) akhirnya mengakhiri perlawanannya, ia tak mungkin bisa menendang lagi. Pasukan ISIS yang menyiksa orang Kristen, sebenarnya sedang melawan Sang Gembala Agung, pada saatnya mereka akan bernasib sama seperti Paulus, tak bisa lagi menendang ke galah rangsang dan mereka akan disadarkan dan bertemu dengan Sang Gembala yang akan mengubah arah hidup mereka. Amin (DD)

Questions:
1. Apakah arti menendang ke galah rangsang?
2. Mengapa kita sukar menendang ke galah rangsang?

Values:
Sang Raja tak mungkin terkalahkan, kebaikan-Nya tak mungkin terkalahkan. Hanya sementara saja kejahatan sepertinya dibiarkan menang.

Kejahatan sepertinya selalu menang, padahal bagaimanapun akhirnya kebaikan akan menang.