MENGAJAR DENGAN OTORITAS
Bacaan Setahun:
Rut 3-4, Roma 4, Mzm. 32
“Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh-Nya yang kudus kepada kamu” (1 Tesalonika 4:7-8).
Hanya selama 3 tahun, popularitas Tuhan Yesus melebihi para ahli Taurat dan imam- imam kepala. Apa yang membuat popularitas Yesus melebihi mereka? Matius memberikan laporan, “Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka” (Mat. 7:28, 29). Kuasa! Itulah yang membedakan Tuhan dengan ahli-ahli Taurat. Yesus mempunyai otoritas dan kuasa untuk menyampaikan firman Allah.
Satu poin penting lagi lainnya, Yesus tidak pernah bermaksud mencari popularitas dan hormat bagi diri-Nya sendiri. Yesus sendiri berkata, “Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya” (Yoh. 7:18). Yesus tidak mau merampas kemuliaan yang menjadi milik Bapa. Inilah yang harus menjadi label bagi setiap pelayan Tuhan tidak mencari kemuliaan dan keuntungan untuk kepentingan dirinya sendiri.
Pada akhir zaman banyak orang Kristen senang mengundang hamba Tuhan yang bisa memuaskan keinginan telinganya, seperti firman Tuhan katakan, “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (2 Tim. 4:3). Perhatikan bahwa yang dicari oleh jemaat ini bukanlah ajaran yang sehat tetapi guru-guru yang bisa menghibur mereka. Guru-guru ini akan menjadi “entertainer” yang handal yang bisa membuat orang tertawa dan yang bisa mengocok perut mereka dengan banyolan-banyolannya. Kelihatannya ajaran yang baik yang disampaikan, tetapi isi khotbahnya sama sekali tidak ada otoritas dan kuasanya. Khotbahnya tidak mengubah orang. Khotbahnya tidak membuat orang bertobat. Khotbahnya tidak lebih sebuah “konser” tunggal untuk menghibur manusia.
Adalah baik guru-guru yang berkhotbah dengan banyolan dan bahasa yang lugas dan enak didengar, tetapi juga harus disertai otoritas dan kuasa Allah. Sebagai jemaat Tuhan carilah guruguru yang mengajarkan firman Tuhan dengan murni dan yang tidak mencari kehormatan bagi dirinya sendiri. (DH)
Questions:
1. Mengapa khotbah Yesus sangat berbeda dengan para ahli Taurat?
2. Bagaimana caranya mengajar/berkhotbah dengan penuh kuasa?
Values:
Ajaran yang sehat membawa pertumbuhan yang sehat pula.
Kingdom Quotes:
Makanan sehat berasal dari bahan-bahan yang sehat dari racikan seorang koki yang sehat pula.