MENGALAMI TUHAN

MENGALAMI TUHAN 

Bacaan Setahun: 
Ayub 5-6, Mat. 28 

“TUHAN baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari-Nya. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan” (Ratapan 3:25-26)

Seorang ayah membawa anaknya ke sebuah taman bermain, di sana terdapat pipa palang untuk bergantung. Anak tersebut ingin bermain dan berpegang pada pipa tersebut. Namun karena tubuh anak ini pendek, ayahnya mengangkat anak ini untuk membantunya mencapai pipa tersebut. Beberapa saat kemudian anak ini mulai lelah. Lalu ia berteriak meminta ayahnya untuk menggendongnya. Ayahnya berkata, “Lepaskan saja pegangan tanganmu.” Namun anak ini tetap berteriak meminta ayahnya menggendongnya. Ayahnya membiarkannya sampai tangan anak ini lepas dengan sendirinya karena kelelahan, dan kemudian menangkapnya sehingga tidak jatuh ke tanah.

Peristiwa yang lazim antara ayah dan anak ini menggambarkan hal yang sama antara kita dan Bapa kita di Surga. Ia tidak pernah benar-benar meninggalkan kita, kadang-kadang keadaannya sepertinya begitu kritis, dan kita berteriak karena merasa sudah tidak mampu. Namun seperti cerita di atas, sebenarnya Tuhan sebagai Bapa yang baik meminta kita melepaskan tangan kita yang sudah lelah dan percaya bahwa Bapa kita akan menangkapnya. Seperti anak kecil yang bermain dengan ayahnya, anak ini sedang diajar oleh ayahnya untuk memiliki pengalaman mempercayai pertolongan ayahnya. Dan tentu saja, pengalaman dalam keadaan yang kritis sangat tidak disukai oleh seorang anak. Namun pengalaman ini sangat diperlukan oleh seorang anak. Dengan demikian, di dalam jiwa anak ini terbangun rasa percaya bahwa ayahnya pasti sanggup menolongnya. Terbangun rasa percaya bahwa Ayahnya adalah “superhero idolanya” yang siap menolong saat ia menghadapi kesulitan.

Ada peristiwa lain yang juga menggambarkan kasih seorang ayah. Peristiwa ini terjadi pada seorang pemuda yang dikirim sebagai tentara. Pada suatu keadaan di medan perang, ia melihat temannya yang terluka di tengah pertempuran. Ia ingin menolong temannya yang posisinya berjauhan darinya, namun kemudian ia menundanya. Ia berulang-ulang melihat ke jam tangannya. Seorang teman lainnya bertanya, “Mengapa engkau terus melihat ke jam tanganmu?” Lalu ia menjawab, “Aku menunggu lima menit lagi, karena pada saat itu adalah waktu jam doa ayahku.” Anak ini yakin ia akan berhasil menolong temannya dengan selamat pada saat jam doa ayahnya. Dan memang akhirnya anak ini berhasil dengan selamat menolong temannya yang terluka.

Bagaimana dengan kehidupan Anda? Sudahkah Anda memiliki pengalaman yang berkesan dengan ayah Anda yang ada di dunia? Kalau pun ayah di dunia Anda tidak sempurna, Bapa di Surga adalah Bapa yang sempurna. Percayalah kepada-Nya dan alamilah pertolongan dari Bapa sorgawi. (DD)

Questions:
1. Benarkah Tuhan tidak jauh? Sudahkah Anda memiliki pengalaman dekat dengan Tuhan?
2. Mengapa Tuhan menyatakan dirinya sebagai seorang Bapa yang menyayangi anak-anak-Nya?
Values:
Warga Kerajaan bukan sekadar penduduk, tetapi setiap kita adalah putra yang dikasihi-Nya.

Kingdom Quotes:
Bapa adalah sumber Kasih dan sumber identitas bagi anak-anak-Nya; tanpa mengenal kasih Bapa, hidup kita akan menjadi hampa.