MENGAPA BERUNTUNG?

MENGAPA BERUNTUNG? 

Bacaan Setahun: 
Yes. 29, Luk. 9 

Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju.” (1 Raja-raja 2:3)

Profesor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire, Inggris, mencoba meneliti hal- hal yang membedakan antara orang yang beruntung dan orang yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu beruntung dan sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu sial dan bermasalah. Berdasarkan penelitiannya, Wiseman mengungkapkan empat faktor yang membedakan antara orang yang beruntung dan orang yang sial, yaitu:

Sikap terhadap peluang. Orang beruntung lebih terbuka dan peka terhadap peluang. Bahkan, mereka pandai menciptakan peluang dan bertindak ketika peluang datang. Mereka lebih rileks dan terbuka terhadap pengalamanpengalaman baru. Mereka senang berinteraksi dengan orang-orang baru dan menciptakan jaringan sosial baru. Sebaliknya, orang yang sial memiliki perasaan dan sikap yang lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinankemungkinan yang bisa terjadi.

Orang yang beruntung lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Mereka mempunyai perhitungan yang jelas dalam bekerja, berpikir sesuai kenyataan yang ada; bukan berarti segala sesuatunya harus dilihat dan dipahami secara logika, karena ada kalanya dalam berkarier kita bertemu dengan hal-hal di luar dugaan dan yang kita butuhkan bukanlah hal yang masuk akal atau tidak, melainkan suara hati yang tenang dan peka.

Selalu berharap bahwa kebaikan akan datang. Orang yang beruntung selalu bersikap positif terhadap kehidupan; percaya kepada segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu. Dengan sikap mental demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian kehidupan dan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Sementara itu, orang yang sial, orang yang merasa kurang beruntung, selalu curiga dan berprasangka buruk terhadap orang-orang sekitarnya.

Terakhir, orang yang beruntung selalu bisa mengubah hal buruk menjadi baik. Orang yang beruntung bukanlah orang yang tidak pernah mengalami hal buruk. Mereka adalah orangorang yang selalu bisa melihat sisi positif, sisi baik, dari hal-hal buruk yang dialaminya, bahkan bisa mengubahnya menjadi keberuntungan.

Sementara Firman Tuhan dengan jelas menyebutkan bagaimana supaya kita beruntung dalam segala yang kita lakukan dan tuju (1 Raja-raja 2:3) Yaitu dengan berlaku setia pada Tuhan. Ketika kita melakukan kewajiban dengan setia terhadap TUHAN, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, maka kasih kemurahan Tuhan akan menyertai kita. Amin.(JB)

Questions:
1. Menurut Anda apakah Anda seorang yang selalu beruntung?
2. Menurut Anda apakah orang beruntung ada secara alami ataukah dirinya sendiri yang membuat dirinya selalu beruntung?

Values:
S
etiap warga Kerajaan Sorga memiliki jaminan bahwa kebajikan dan kemurahan akan senantiasa mengikuti kemanapun mereka pergi (Mazmur 23:6) ini yang disebut orang dunia sebagai “keberuntungan”.

Kingdom’s Quotes:
Keberuntungan adalah akibat dari kesetiaan. (1 raja-raja 2:3)