MENGAPA, MENGAPA OH MENGAPA
Bacaan Setahun:
2 Sam. 17-18
Ams. 28
“Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” (Efesus 5:17)
Kita mungkin pernah mendengar orang yang bertanya, mengapakah hal ini bisa terjadi, mengapa oh mengapa, jika saya tau akan begini…blabla bla… blabla bla dan seterusnya, lalu hidup galau, stress berkelanjutan dan bahkan ada yang tidak bisa hidup lagi, larut dalam kesedihan. Itu adalah ungkapan penyesalan yang hampir semua orang pernah mengalaminya, menyesal mengapa salah mengambil keputusan, salah memilih atau bahkan merasa salah mengapa justru tidak mengambil keputusan dan seterusnya.
Selalu saja ada orang yang merasa salah menikah, salah memilih pekerjaan, salah berinvestasi dan ujung-ujungnya tidak sesuai harapan. Lalu berharap, seandainya waktu bisa diulang, maka merasa yakin tidak akan melakukan kesalahan yang sama, merasa yakin pasti akan melakukan yang benar sehingga tidak perlu muncul penyesalan. Namun, benarkah seandainya waktu dikembalikan tidak akan melakukan kesalahan yang sama? Yakin akan memilih yang benar?
Masalahnya orang menyesal karena ketidaktahuan akan apa yang akan terjadi di depan. Orang biasanya hanya menduga-duga dan berharap sesuai imajinasinya. Atau sebenarnya sudah ada tanda-tanda tetapi akal sehatnya tertutup oleh kebodohan, keserakahan lalu terjerat dengan keputusannya yang salah. Sekarang setelah semua terjadi baru sadar kalau sudah melakukan kesalahan, baru tau tetapi sudah terlambat, tidak bisa diulangi. Atau sekalipun bisa diulangi, akan kembali ke kondisi bodoh dan tetap saja akan melakukan kesalahan yang sama. Tidaklah fair jika dikembalikan ke masa itu dengan kesadaran masa kini.
Nah sekarang, jika anda termasuk orang yang menyesal, seharusnya apa yang harus dilakukan karena itu lebih penting daripada berandai-andai kalau bisa diulangi, sesuatu yang tidak ada gunanya. Sesuai ayat bacaan hari ini, berusahalah untuk tidak bodoh, tetapi mengerti kehendak Tuhan. Bodoh di sini bukan dalam arti pendidikan dan pengetahuan tetapi tidak berhikmat, tidak mengerti akan tuntunan Tuhan. Padahal tuntunan Tuhanlah yang akan memampukan kita memahami hari esok dan bisa terhindar dari penyesalan.
Mungkin kita berkata akan belajar dari kesalahan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Masalahnya, jerat seringkali tidak akan datang dalam kemasan yang sama, walau prinsipnya sama tetapi caranya bisa berubah. Itulah sebabnya ada orang yang melakukan kesalahan berulang-ulang dan tidak pernah belajar dari kesalahan. Karena itu berusahalah mengerti kehendak Tuhan agar terhindar dari penyesalan yang tidak perlu. Halleluyah. (LS)
Questions:
1. Apakah ada penyesalan yang anda alami hari ini? Kesalahan apa yang sudah anda lakukan?
2. Keputusan apa yang anda lakukan agar terhindar dari penyesalan berikutnya?
Values:
Jerat seringkali tidak akan datang dalam kemasan yang sama, walau prinsipnya sama tetapi caranya bisa berubah, jadi berhikmatlah.
Mengerti kehendak Tuhan adalah jalan menuju kebenaran meninggalkan kesesatan.