MENGASIHI SECARA TOTAL

MENGASIHI SECARA TOTAL 

Bacaan Setahun: 
Mzm. 63, 2 Sam. 18-19 

“Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” (Markus 12:44)

Ada kisah nyata tentang seorang bapak tua bekas pecandu alkohol di Kalifornia. Sejak ia menerima Kristus sebagai Juru Selamat, ia tidak pernah lagi memakai nafkahnya untuk membeli alkohol. Meski hanya tinggal di kabin mobil, ia pun tidak berusaha menyewa tempat tinggal yang lebih baik. Ia memakai semua uangnya untuk membeli bahan makanan dan memasaknya bagi para tunawisma, sambil bercerita tentang Yesus yang telah memberi kemerdekaan dalam hidupnya. Ia mengatakan bahwa Tuhan-lah yang menyuruhnya memberi makan orang lain dengan uang yang Tuhan berikan, karena Tuhan mengasihi mereka.

Di dalam kehidupan berjemaat, tolok ukur keterlibatan seseorang di dalam kehidupan jemaat kadang diukur dari besar persembahan yang ia berikan. Jika ia secara rutin memberikan persembahan dalam jumlah yang cukup besar, ada kemungkinan orang tersebut diajak untuk ikut aktif aneka program jemaat, bahkan kalau perlu menjadi anggota majelis jemaat. Nilai seperti ini dijungkirbalikkan oleh contoh yang diberikan Tuhan Yesus.

Di dalam Alkitab, memberikan seluruh nafkah, juga dilakukan oleh seorang janda miskin yang datang ke Bait Allah. Persembahannya adalah dua keping mata uang yang terkecil nilainya. Namun, Yesus tahu apa arti uang itu bagi sang janda, seluruh nafkahnya. Orang-orang kaya bisa memberikan sebagian hartanya tanpa terganggu standar hidupnya. Namun persembahan janda itu mungkin membuatnya tidak bisa makan seharian. Belum lama berselang, murid-murid mendengar Yesus mengajar hukum yang terutama, yaitu mengasihi Tuhan dengan totalitas hidup (Markus 12:29-30). Kini, mereka diajak-Nya melihat orang yang mempraktikkan hukum itu secara nyata.

Ayat ini mengajak kita merenungkan bahwa sebagai warga Kerajaan Allah seharusnya siap berkorban seperti teladan sang janda. Walau pemberian itu secara angka begitu kecil, tetapi pengorbanan sang janda dari sudut pandang jumlah penghasilan, terbukti sangat besar. Kita pun dipanggil untuk berbuat demikian. Kita bisa dengan mudah memberi waktu dan uang untuk kegiatan-kegiatan berlabel rohani selama itu tidak mengganggu kehidupan pribadi atau keluarga kita. Tanpa sadar kita membagi ruang hidup kita menjadi ”yang sekuler” dan ”yang rohani”, yang ”milik kita” dan yang ”milik Tuhan”. Tuhan ingin kita mengasihi-Nya dengan totalitas hidup kita. Semua aspek dalam hidup kita adalah persembahan kita bagi-Nya. Bagaimana kita menerapkan perintah ini? Anda siap? (AU)

Questions:
1. Apa yang dimaksud Tuhan Yesus bahwa janda itu memberikan ”Seluruh Nafkahnya”?
2. Bagaimana kita menerapkan perintah Yesus dalam memberikan persembahan secara total?

Values:
Seorang warga Kerajaan seharusnya suka dalam membagikan berkat jasmani dan rohani ke sesama yang membutuhkan.

Kingdom Quotes:
Aplikasikan persembahan kita kepada Tuhan dengan memberi yang terbaik bagi orangorang sekitar kita, bukan sekedar korban lewat nyanyian di mulut.