MENGEJAR BAPA

MENGEJAR BAPA 

Bacaan Setahun: 
Wahyu 7 ,Yeh. 17-18 

Siapa yang tidak tahu kisah anak yang hilang di dalam Alkitab? Saya percaya para pembaca  renungan King’s Sword sudah pernah membacanya, atau mendengar dari kotbah para hamba Tuhan. Sebuah perumpamaan atau ilustrasi yang disampaikan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada murid-muridNya, yang menggambarkan begitu besar kasih Tuhan kepada manusia yang mau berbalik dan meninggalkan segala kejahatan atau dosanya. Bapa senantiasa memberikan pengampunan dan menantikan pertobatan kita.

Namun, kisah anak yang hilang ini tidak akan happy ending apabila tokoh anak yang bungsu tidak memiliki inisiatif duluan menyadari kesalahannya, dan bangkit pulang kembali ke rumah bapanya. Mungkin skenarionya akan berbeda, bila ia tidak melakukan hal itu. Ternyata, meskipun Anda memilki status atau identitas anak, Anda harus tetap memiliki inisiatif mengejar Bapa. Bukan soal benar atau salah, tetapi sikap hati atau respon kita, itulah yang menentukan. Kadang, mentang-mentang kita anak, kita berpikir bahwa orang tua akan mentolerir sikap kita, atau mengexcuse sifat kekanakan kita ketika diperhadapkan suatu masalah. Itu paradigma yang salah! Justru, karena kita memiliki identitas anak, maka kita punya hak untuk mengejar bapa kita, dan meminta arahan bapa kita, agar kita tidak sampai salah melangkah atau bertindak.

Seperti anak yang hilang, ia segera menyadari, bahwa ia anak, ia punya hak pulang kembali ke rumah bapanya, dan meminta pengampunan. Alih-alih pulang jadi karyawan bapanya, malah ia disambut oleh bapanya, dirangkul, diberi ciuman, diberi pakaian yang bagus, diberi sepatu, dikasih cincin, dan dibuatkan pesta yang besar untuk menyambut kepulangannya. Luar biasa, bukan? Bagaimana dengan Anda? Waktu Anda mungkin sedang melenceng, kita berlaku sama seperti anak yang hilang tadi. Kita mengeluh, menuntut hak kita, dan meninggalkan rumah. Kita pergi seolah-olah masalahnya akan selesai begitu saja. Tidak! Justru kita sedang menimbulkan masalah yang baru, jika kita semakin jauh dari Bapa dan dari rumah kita. Tidak akan ada kedamaian yang kita temui. Satu-satunya cara untuk kita bisa mengalami pemulihan adalah, memiliki inisiatif sadar dan mengejar bapa kita. Ketika itu kita lakukan, maka kita akan melihat dampaknya. Bukan saja menguntungkan di pihak kita, tetapi juga bagi orangorang yang ada di sekitar kita. (LA)

Questions:
1. Bagaimana seharusnya seseorang yang memiliki identitas sebagai anak kepada Bapanya, ketika ia dalam masalah?
2. Menurut Anda, apakah Bapa akan menolak jika seorang anak mengejar bapanya untuk sesuatu hal yang baik?

Values:
Seorang anak seharusnya menyadari dan menghargai anugerah yang diberikan Bapa kepadanya, apalagi bila hal tersebut diberikan dengan cuma-cuma.

Kingdom’s Quotes:
Mengejar Bapa adalah hak seorang anak, bukan sebuah beban.