MENGEKANG LIDAH
Bacaan Setahun:
Kej. 26-27; Mat. 7
“Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” (Yakobus 1:26)
Loncatan kemajuan teknologi informatika, yang ditandai dengan perkembangan internet, membuat batasan-batasan jarak, ruang dan waktu menjadi semakin sempit. Kita dengan mudah dapat memperoleh informasi tentang berbagai hal, dari seluruh penjuru dunia, dan dalam waktu yang sangat singkat. Saya teringat di tahun 1996, untuk dapat mengetahui informasi perkembangan ilmu dan teknik bermusik terkini di Amerika, saya harus membeli majalah-majalah import dengan biaya yang lumayan mahal dan dengan waktu yang agak lama karena dikirimkan langsung dari Amerika ke Indonesia. Saat ini kalau mau belajar ilmu musik dari para maestro di seluruh dunia, saya cukup membuka website youtube dan langsung menemukan banyak sekali video pelajaran musik dengan sangat mudah dan biasanya tanpa biaya.
Selain iformasi mengenai pengetahuan, kita juga dapat memperoleh, bahkan memberikan berita-berita terkini dengan sangat mudah dari seluruh penjuru dunia, secara langsung. Dulu kita masih mengandalkan telepon kabel, telegram, fax dan pos untuk mengirimkan informasi serta berita. Saat ini hanya dengan melalui jaringan internet di handphone kita dapat menonton secara live kejadian yang terjadi di belahan dunia lain. Kita juga dapat menyiarkan sendiri secara live kejadian yang sedang terjadi di tempat kita kepada seluruh orang di dunia ini tanpa harus memiliki jaringan televisi atau radio.
Akibat kecepatan arus isnformasi tersebut, menyebabkan berita-berita dapat mengalir deras tanpa tersaring. Sering sekali kita menerima berita hoax di media sosial kita. Sering juga kita melihat adanya berita-berita tendensius yang berisikan fitnah dan kata-kata yang menista pribadi atau golongan tertentu beredar di media sosial sehingga kemudian menggerakan sentimen masyarakat untuk berpihak atau tidak berpihak kepada individu atau golongan tertentu. Orang dapat dengan mudah menjelek-jelekkan atau menghina pribadi orang lain melalui kecanggihan teknologi informatika. Demikian pula pada masa menjelang Pemilu, ada begitu banyak berita di internet hingga podcast di youtube yang menyampaikan berbagai pendapat, namun ada juga yang berisikan hoax, fitnah dan penistaan kepada orang atau golongan tertentu. Akhirnya terjadi keributan dan kekacauan di masyarakat karena apa yang disampaikan di media sosial dapat dengan mudah diakses dan dicerna orang lain tanpa filter
Sebenarnya, entah menggunakan teknologi informatika atau tidak, Alkitab sudah dengan tegas mengajarkan kepada kita agar kita mengekang lidah kita. Bahkan dalam bacaan kita di Yakobus 1:26, ditegaskan bahwa orang yang tidak mengekang lidahnya membuat ibadahnya menjadi sia-sia atau tidak berarti. Sungguh sesuatu yang luar biasa, sebab seluruh ibadah kita kepada Tuhan, ternyata dapat menjadi mubazir hanya karena kita tidak mampu mengekang lidah kita. Alkitab menegaskan bahwa meskipun ukurannya kecil namun lidah kita dapat mengakibatkan hal-hal yang begitu besar (Yakobus 3:5).
Di masa menuju Pemilu 2024 ini, siapapun yang nanti kita akan pilih, kita tetap harus bersikap hati-hati dalam memberikan dukungan, dengan cara mengekang lidah kita terhadap kata-kata yang sia-sia dan tidak berguna. Kita tidak perlu memberikan dukungan dengan cara menjelek-jelekkan lawan kita. Justru kita harus memperbanyak kata-kata yang membangun dan positif, agar tidak terjadi perpecahan di antara masyarakat. Anda setuju? (YMH)
Questions:
1. Mengapa kita harus mengekang lidah kita?
2. Menurut Anda, dalam memberikan dukungan kepada calon/partai pilihan Anda, apa yang sebaiknya harus disampaikan?
Values:
Warga Kerajaan Allah yang sejati adalah pribadi yang beribadah dimulai dari menjaga lidahnya terhadap perkataan yang sia-sia.
Kingdom’s Quotes:
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. (Amsal 18:21)