Kita adalah orang-orang yang dipilih untuk masuk sebagai warga Kerajaan Allah di mana Tuhan mencurahkan kasih karunia-Nya dalam kehidupan kita. Namun ada hal-hal yang menghalangi kita untuk dapat menikmati kasih karunia-Nya secara terus-menerus dalam hidup kita. Untuk itu kita perlu belajar bagaimana kita dapat menikmati kasih karunia Sang Raja secara konsisten yang diuraikan dengan akronim ‘CROSS’.
Clean Heart (Hati yang Bersih)
Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (Ibrani 10:22)
Apa yang ada di dalam hati, haruslah sama dengan yang dikerjakan dalam hidup keseharian. Menghidupi kebenaran artinya tidak hidup dalam kemunafikan atau secara agamawi. Sebagai hamba Tuhan, kita harus terus-menerus bertanya pada diri sendiri, apakah aktivitas yang kita kerjakan murni untuk pelayanan atau apakah ada motivasi lain, misalnya motivasi mengumpulkan uang.
Respect the Sacrifice of God (Menghormati Pengorbanan Tuhan)
Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. (Kisah 3:18-20)
Godaan dunia akan terus ada. Saat kita digodai dengan ‘3 ta’ harta, takhta dan seksualita, ingatlah bahwa hidup kita telah dibayar dengan harga yang sangat mahal, yaitu dengan darah Yesus. Apa yang telah dilakukan Yesus sebagai korban penebus dosa di kayu salib, haruslah terus kita ingat, kita hargai dan hormati. Kita yang tidak layak, telah diberi anugerah karya pengorbanan yang luar biasa.
Open to The Words of God (Terbuka atas Perintah Tuhan)
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. (Yohanes 15:7)
Ketika kita hidup dalam hadirat Tuhan, maka kehendak Allah akan menyatu dalam hati dan pikiran kita, sehingga ketika kita berdoa, maka kita berdoa sesuai apa yang Ia kehendaki. Demikian pula ketika kita melakukan kesalahan, maka Firman-Nya akan menegur kita. Sebagai warga Kerajaan Allah, kita harus berani mengakui kesalahan. Tidak perlu malu menceritakan kekurangan kita, karena kita semua masih belajar. Karya salib akan terus membangun hidup kita dan memberi kita nilai tambah dari hari ke hari.
Satisfying God (Kehidupan yang Memuaskan Tuhan)
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1)
Memberikan persembahan yang hidup, artinya memberikan hidup yang ada saat ini, dan tidak perlu menunggu sampai kita menjadi sempurna. Ini dapat digambarkan sebagai: ‘Tidak ada orang yang bersih sebelum mandi’. Tuhan tidak terlalu peduli masa lalu kita, tapi ia mencari hati yang mau berubah. Ingatkan diri kita bahwa kita seperti keledai yang bodoh, namun tidak mau terperosok kedua kali dalam kesalahan yang sama. Sebagaimana Tuhan Yesus memilih keledai untuk memasuki kota Yerusalem, demikianlah Ia memilih kita. Tugas kita hanyalah mempersembahkan hidup kita untuk dipakai Tuhan. Jika Yesus yang memilih kita, maka tidak ada yang bisa menghalangi. Bahkan sang keledai ikut menikmati suasana saat Yesus disambut di Yerusalem.
Selfless (Tanpa Pamrih Menolong Orang Lain)
Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. (Ibrani 13:16)
Tuhan menghendaki kita hidup menjadi berkat. Ketika ada sesama yang membutuhkan bantuan, sudah selayaknya kita menolong mereka. Namun kita harus menjaga hati agar kita melakukannya dengan tulus. Sebagai contoh: jangan meminjamkan uang dengan harapan-harapan yang berlebihan. Menolong orang lain dengan tulus memang tidak mudah, apalagi jika orang yang ditolong tidak mau berubah. Kadang ada juga orang yang setelah ditolong, namun tidak berterima kasih. Ini ‘sulit tapi bisa’. Selalu periksa hati kita, apakah kita benar-benar tulus menolong orang lain?
Ketika kita bersedia belajar melakukan kelima poin di atas, maka kita akan menikmati kasih karunia Sang Raja secara konsisten. Kasih karunia akan semakin bertambah di dalam hidup kita, dan nama Tuhan semakin dipermuliakan. Amin. (VW).