MENJADI ORANG YANG BERUNTUNG
Bacaan Setahun
Mzm 4
Kej 28
Luk 20
Sebab itu lakukanlah perkataan perjanjian ini dgn setia, spy ka mu beruntung dlm segala yang kamu lakukan. Ulangan 29:9
Profesor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire, Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan antara orang yang beruntung dan orang yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu beruntung dan sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu sial, bermasalah. Setelah melakukan penelitian, maka berdasarkan penelitiannya, Wiseman mengungkapkan empat faktor yang membedakan antara orang yang beruntung dan orang yang sial, yaitu: Sikap terhadap peluang. Orang beruntung lebih terbuka dan peka terhadap peluang.
Bahkan, mereka pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Mereka lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Mereka senang berinteraksi dengan orang-orang baru dan menciptakan jaringan sosial baru. Sebaliknya, orang yang sial memiliki perasaan dan sikap yang lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinankemungkinan yang bisa terjadi. Kemudian didapati pula bahwa orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Meskipun demikian, mereka tetap mempunyai perhitungan yang jelas dalam bekerja, berpikir sesuai kenyataan yang ada, namun bukan berarti segala sesuatunya harus dilihat dan dipahami secara logika. Karena ada kalanya dalam berkarier kita bertemu dengan hal-hal di luar dugaan, dan yang kita butuhkan bukanlah hal yang masuk akal atau tidak, melainkan suara hati yang tenang dan peka.
Berikutnya, orang yang yang beuntung selalu berharap bahwa kebaikan akan datang. Mereka selalu bersikap positif terhadap kehidupan, percaya kepada segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu. Dengan sikap mental demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian kehidupan dan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Sementara itu, orang yang sial, atau orang yang merasa kurang beruntung, selalu curiga dan berprasangka buruk terhadap orang-orang sekitarnya.
Terakhir, orang yang beruntung selalu bisa mengubah hal buruk menjadi baik. Orang yang beruntung bukanlah orang yang tidak pernah mengalami hal buruk. Mereka adalah orang-orang yang selalu bisa melihat sisi positif, sisi baik, dari hal-hal buruk yang dialaminya, bahkan bisa mengubahnya menjadi keberuntungan.
Firman Tuhan jelas mengingatkan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu (Efesus 1:11; Mazmur 115:3; Yesaya 46:9-10), sehingga tidak ada yang hanya bersifat kebetulan. Sehingga seperti yang ayat bacaan hari ini katakan, untuk hidup beruntung, cukup lakukan apa yang Tuhan kehendaki dengan setia. Amin (JB)
Questions:
1. Menurut Anda apakah orang beruntung ada secara alami ataukah dirinya sendiri yang membuat dirinya selalu beruntung?
2. Keberuntungan apakah yang baru saja Anda dapatkan? Apakah itu sebuah kebetulan, atau memang memiliki tujuan untuk Anda selesaikan?
Values:
Setiap warga Kerajaan Sorga memiliki jaminan bahwa kebajikan dan kemurahan akan senantiasa mengikuti kemanapun mereka pergi (Mazmur 23:6)
Keberuntungan adalah akibat dr kesetiaan melakukan kehendak Tuhan.