(1) Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. (2) Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat: “Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka.“
(1 TAWARIKH 21)
Menghadapi situasi masa-masa yang sukar hari-hari ini kata harus tahu posisi kita di dalam Tuhan, jika kita sadar bahwa kita adalah warga Kerajaan Allah yang menjadi perwakilan-Nya di bumi ini maka akan ada perlindungan, penyediaan dan bahkan promosi dari Sang Raja kita Yesus Kristus Tuhan. Kita harus percaya bahwa di setiap krisis yang kita hadapi akan ada kesempatan dan terobosan-terobosan yang sedang Tuhan kerjakan karena Tuhan bertahta di atas air bah (Mazmur 29:10) dan atas setiap badai dalam hidup kita.
Kita akan belajar dari kebenaran Firman Tuhan bagaimana menolak bala penyakit sampar atau virus Covid-19 yang sedang bergerak hari-hari ini. Dalam 1 Tawarikh 21 diceritakan bagaimana Iblis memprovokasi Daud untuk melawan kepada Tuhan. Kita tahu bahwa bangsa Israel tidak akan pernah dikalahkan selama mereka menyenangkan hati Tuhan. Umat perjanjian tidak akan pernah dikalahkan oleh musuhnya selama mereka tidak melawan Tuhan. Daud memerintahkan kepada Yoab untuk menghitung bangsa Israel, menghitung tentara dan orang-orang yang sanggup untuk berperang. Hal ini tidak menyenangkan hai Tuhan dan membuat Tuhan marah.
Waktu itu usia Daud mulai tua dan mengalami puncak kesuksesan dalam hidupnya. Ia tidak lagi ikut berperang karena telah muncul pemimpin-pemimpin baru yang gagah perkasa. Setiap kemenangan dalam peperangan yang Daud lakukan selalu diawali dengan bertanya kepada Tuhan tetapi dalam peristiwa ini Daud tidak bertanya kepada Tuhan. Demikian juga dalam hidup kita, puncak kesuksesan yang kita peroleh merupakan saat-saat yang rawan untuk kita jatuh di dalam dosa. Apakah kita masih bertanya kepada Tuhan untuk setiap keputusanyang hendak kita ambil. Ada dosa yang saat ini jarang dibicarakan yaitu dosa kesombongan rohani (presumtion – ZUD / ZADON). Dalam kitab Ulangan 1:42-44, dituliskan bahwa jika tidak disuruh Tuhan maka akibatnya adalah malapetaka.
Kali ini Daud mengalami dosa kesombongan itu. Daud ingin memegahkan jumlah tentara dan pasukan yang ia miliki. Padahal ketika dikejar-kejar oleh Saul yang keluar dari mulutnya adalah puji-pujian. Ia tahu bahwa ketika ia bermegah dalam nama Tuhan, ia akan berdiri dan tetap tegak (Mazmur 20:7-9). Daud juga tahu bahwa Tuhan sangat tidak suka terhadap orang-orang yang memegahkan kekuatannya sendiri, tetapi TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya (Mazmur 147:10-12).
Contoh dosa presumtion dalam perjanjian baru adalah ketika Tuhan Yesus dibawa oleh iblis dan dicobai untuk menjatuhkan diri dari bubungan bait Allah, Yesus berkata kepadanya : ”janganlah engkau mencobai Tuhan Allahmu!”. Dosa ini juga pernah dialami oleh Rasul Petrus. Ketika Yesus memperingatkannya bahwa Yesus telah berdoa untuknya, supaya imannya jangan gugur, dengan yakin ia berkata: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!”. Tidak selang beberapa lama apa yang Yesus katakan terjadi yaitu ia menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok. (Lukas 22:31-34). Oleh sebab itu kita harus senantiasa berjaga-jaga agar tidak masuk dalam godaan iblis untuk merasa diri paling hebat, paling rohani dan menyombongkan diri atas setiap kesuksesan dan kemenangan yang dari Tuhan.
(23) Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, (24) tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” (YEREMIA 9:23-24)
Yoab sudah memperingatkan Daud akan hal ini, tetapi perintah raja lebih berkuasa. Daud tidak lagi mendengarkan nasehat dan masukan dari orang-orang disekelilingnya. Dengan terpaksa Yoab melakukan apa yang Daud perintahkan. Akibat kesombongan ini maka Tuhan menghadapkan Daud kepada tiga pilihan hukuman yaitu tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawannya, sedang pedang musuh akan menyusulnya, atau tiga hari pedang Tuhan, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini, dan malaikat Tuhan mendatangkan kemusnahan di seluruh daerah orang Israel (1 Tawarikh 21:12).
Daud memilih hukuman yang ketiga, yang sangat relevan dengan keadaan kita hari-hari ini. Sehingga pada hari itu tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu orang. Daud sangat menyesal dan bersujud kepada Tuhan bahwa itu semua adalah akibat kesalahannya. Ia memohon kepada Tuhan agar hukuman berhenti sebab dialah yang menyuruh menghitung rakyat dan dia sendirilah yang telah berdosa dan yang melakukan kejahatan terhadap Tuhan. Ketika Daud merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mendirikan mezbah dihadapan Tuhan maka malaikat yang memegang pedang kembali menyarungkan pedangnya.
Mari kita periksa hidup kita apakah saat ini kita mengalami dosa presumtion? Jika itu terjadi mari kita minta ampun kepada Tuhan dan merendahkan hati di hadapan-Nya. Cari kehendak Tuhan dan dirikan mezbah di hadapan-Nya maka Ia adalah Allah yang setia akan mengulurkan kebaikan-Nya kepada kita. Dengarkan setiap nasehat dari mentor dan orang tua rohani, sungguh-sungguh bertanya kepada Tuhan dalam segala hal maka Tuhan akan menyertai hidup kita. Amin. (RCH).
dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. (2 TAWARIKH 7:14)