MIKUL DUWUR, MENDEM JERUH

Bacaan Setahun:
Yer. 27-29
Ibr. 7

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”Matius 7:12

Mikul duwur, mendem jeruh, adalah sikap terhormat yang biasanya dilakukan di dalam budaya jawa untuk seseorang yang dihormati dan yang biasanya baru perpulang atau meninggal. Mikul duwur, artinya meninggikan dan menceritakan dengan terbuka peran baik seseorang semasa hidupnya, sedang mendem jeruh, artinya menyembunyikan dalam-dalam peran buruk yang pernah dilakukan sehingga tak seorangpun tahu.
Di era keterbukaan karena teknologi informasi yang tak terbendung saat ini memang bisa dibilang tak ada lagi yang bisa disembunyikan apalagi hal yang buruk mengenai seseorang. Informasi apapun dengan mudah dapat dicari jika telah ada jejak digitalnya. Hari ini tidak bisa dengan mudah menghilangkan jejak seseorang yang telah terinformasi ke media sosial. Bagi saya budaya “mikul duwur, mendem jeruh“ adalah budaya yang sesuai Firman Tuhan. Karena siapapun kita, jika kita berbuat sesuatau kesalahan dan keburukan, kita tidak ingin keburukan kita terekspos ke publik. Sesuai ayat bacaan, yang biasa disebut “Golden Rule“, kita seharusnya giat melakukan apa yang kita ingin orang lain perbuat kepada kita . Itu sebabnya Jangan pernah ikut “memviralkan” keburukan seseorang, karena kitapun tak ingin keburukan kita menjadi viral. Memang Tidak mudah untuk tidak membicarakan keburukan seseorang karena dengan membicarakan keburukan seseorang maka keadaan kita akan terlihat lebih baik. Bukankah kita sering berkata “kalau orang yang sehebat dia saja bisa terpeleset melakukan kesalahan seperti itu, apalagi kita yang orang awam?” Dengan memviralkan, sebenarnya kita mempersalahkan tanpa kita tahu detail mengapa hal yang kelihatan buruk itu terjadi pada seseorang artinya kita sedang menghakimi tanpa kita sendiri menyaksikan atau membuktikan, dan inilah nasehat Firman Tuhan tentang menghakimi, “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Matius 7:1-2)
Jika ditulis secara populer ayat tersebut bisa berbunyi, “jangan kamu memviralkan ke burukkan orang lain, supaya keburukanmu tidak diviralkan. Karena dengan memviralkan keburukan orang lain, keburukanmu juga akan diviralkan, dengan cara yang sama”. Beberapa hari belakangan orang terhormat dikalangan Gereja meninggal. Seperti biasa tak ada gading yang tak retak. Terjadi banjir pujian, tetapi kemudian yang menjadi viral adalah “keretakannya”. Jangan ikut memviralkan, tapi lakukan “Mikul duwur, mendem jeruh“. Anda setuju? (DD)

Questions :
1. Apa arti mikul duwur mendem jeruh?
2. Mengapa kita suka menceritakan keburukan seseorang?

Values :
Warga Kerajaan sejati bukan gembira melihat keburukan seseorang tetapi bersedih. Sehingga ia tak akan suka menyebarkannya.

Kasih yang sempurna bukan hanya mengampuni kesalahan tetapi menutupi kesalahan.