MINUM AIR LAUT

MINUM AIR LAUT 

Bacaan Setahun: 
2 Raj. 20 
Yoh. 7 
Mzm. 140 

“Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”
(1 Yohanes 2:15).

Pernahkah kita bertanya untuk apa manusia diciptakan? Ada yang menjawab untuk menikmati kesenangan yang ada di dunia ini. Benarkah kita bisa dipuaskan dengan menikmati kesenangan di dunia ini? Bukankah kita sebenarnya tidak pernah puas? Selalu ada di dalam diri kita yang terus merasa kurang puas. Sebagai contoh, bila Anda punya mobil Avanza, Anda ingin mengganti dengan Innova, setelah Innova, Anda ingin ganti Fortuner dan seterusnya bahkan kalau sudah punya mobil termahal pun Anda tidak akan pernah terpuaskan. Bagi ibu- ibu juga demikian tidak pernah terpuaskan walaupun sudah memakai tas dengan harga yang paling mahal. Semua kesenangan dunia bagai minum air laut yang asin yang semakin kita minum semakin kita haus.

Mungkinkah sebenarnya kita tidak diciptakan untuk dunia, atau dunia ini bukanlah tujuan akhir kita, atau kesenangan dunia hanya sebuah gambaran akan dunia lain yang adalah tempat kita yang sebenarnya? Jika memang demikian kita harus bersikap lebih berhati-hati dan tidak menganggap kesenangan dan berkat duniawi sebagai segala- galanya yang harus kita perjuangkan. Kita seharusnya mengangap berkat dan kesenangan dunia adalah sebagai semacam pencicip atau bayangan dari hidup yang akan datang yang mempunyai kualitas yang lebih baik yang dapat memuaskan jiwa kita. Hal ini sejalan dengan bunyi firman Tuhan yang ditulis oleh Rasul Yohanes, “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya” (1 Yohanes 2: 16-17).

Kalau kita merenungkan lebih dalam ayat di atas, Yohanes tidak menganjurkan kita mengarahkan tujuan kita pada semata- mata keinginan dunia (seks, harta, dan kekuasaan). Hal ini tepat seperti gambaran tentang air asin yang semakin banyak diminum, maka semakin kita menjadi haus. Dan kalau kita minum terus kita akan cepat mati.

Kalau begitu, kita harus memperbaharui cara berpikir kita dan kita harus memprogram ulang cara berpikir kita. Memang kita makhluk jasmani yang memerlukan kebutuhan jasmani. Namun sebenarnya kita juga makhluk rohani yang tidak bisa dipuaskan dengan semua hal yang jasmani. Kita harus mengarahkan pikiran kita pada tujuan yang benar, yaitu melakukan kehendak Bapa. Karena tujuan kita adalah hidup selamanya bersama dengan Bapa. Di sanalah kepuasan yang sesungguhnya bagi roh dan jiwa kita.(DD)

Questions:
1. Menurut Anda benarkah kita harus mengkontrol keinginan kita mengingini atau mencintai hal duniawi? Kalau setuju apa alasannya?
2. Bagaimana cara mengkontrol keinginan daging menurut Anda?

Values:
Sebagai warga kerajaan kita harus menyukai hal rohani lebih dari hal hal jasmani.

Kingdom Quote:
Jika kita tidak mendisiplin diri dari perkara duniawi, maka dunia akan menjadikan kita hambanya.