MISKOM

MISKOM 

Bacaan Setahun: 
Yer. 38-40 , Ibr. 12 

“Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah” (Yakobus 1:19)

Seorang kakek berusa 65 tahun tiba-tiba datang ke rumah tetangganya yang masih muda. Sang ‘ kakek berkata bahwa ia ingin bersembunyi sejenak karena disuruh istrinya untuk memotong rumput halaman rumahnya, namun ia malas untuk melakukannya. Sambil tersenyum ringan, anak muda ini mempersilahkan sang kakek masuk ke dalam rumah untuk bersembunyi

Tak lama kemudian istri sang kakek datang dan menyapa anak muda tersebut, menanyakan apakah dia melihat sang kakek. Si anak muda menjawab “oh tidak ada, saya tidak melihatnya”, kemudian dia balik bertanya kepada sang nenek: “Kenapa nenek mencarinya?” Sang nenek menjawab: “Itu ada seorang polisi datang ke rumah mencarinya, saya gak tau apa yang telah dia lakukan”. Mendengar bahwa sang kakek dicari oleh polisi, maka anak muda itu seketika menjadi sedikit tegang, karena dia mengetahui bahwa sang kakek bersembunyi di rumahnya

Setelah sang nenek pergi, tak lama kemudian datanglah seorang polisi menjumpai anak muda ini, dan anak muda ini pun bertanya kepada polisi tersebut. “Apakah yang telah dilakukan oleh tetangga saya pak sehingga bapak mencarinya?” Jawab polisi tersebut: “Tidak ada, saya hanya menemukan dompetnya yang tertinggal di supermarket di kota, dan saya bermaksud mengembalikannya.” Sontak anak muda ini tersenyum lega, kemudian tertawa mendengar jawaban polisi tersebut.

Kejadian ini adalah kisah nyata yang mengingatkan kepada kita bahwa miskomunikasi (miskom), dapat terjadi saat kita membangun hubungan dengan siapa saja. Sang kakek yang salah mengerti maksud sang istri mencarinya telah membuat sebuah cerita lucu yang membuat kita tertawa membacanya. Untunglah ada anak muda yang berusaha mencari informasi yang lebih detail sehingga miskomunikasi dapat berhenti sampai di sana.

Surat Yakobus 1:19 mengingatkan kita dałam berkomunikasi. Dikatakan dalam ayat tersebut, “hendaklah cepat untuk mendengar.” Lebih banyak mendengar memiliki makna agar kita mengupayakan untuk mencari lebih banyak informasi yang dapat kita renungkan sehingga kita mampu memprosesnya dałam pikiran kita sehingga memberikan konteks yang lebih luas. Konteks yang lebih luas memberikan kita gambaran umum yang cukup sehingga kita terhindar dari persepsi yang keliru.

Pada akhirnya dengan informasi yang cukup maka kita terbantu dalam mengambil keputusan yang tepat.Lebih banyak mendengar juga merupakan cerminan sikap hati yang mau mendahulukan orang lain dari pada keinginan/ego kita sendiri. Hati yang melayani dimulai dengan empati, sehingga kita mampu memahami sudut pandang (POV -Point of View) dari lawan bicara kita. Ada kalimat yang mungkin sudah sering kita dengar: “Put your feet in someone’s shoes” (Kenakan kakimu pada sepatu orang lain, karena dengan demikian kamu akan memahami sudut pandang orang tersebut). Anda mengerti? (SS)

Questions:
1. Apakah anda pernah mengalami miskomunikasi?
2.Bagaimana caranya agar tidak terjadi miskomunikasi?

Values:
Kasih memampukan kita menjadi pendengar yang baik.

Kingdom’s Quotes:
A servant leader is also a good listener (Pemimpin yang melayani adalah seorang pendengar yang baik).