MONSTER KESOMBONGAN
Bacaan Setahun:
Yes. 36
Mzm. 44
Rm. 8
“Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan? Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus” (1 Korintus 5:6-7)
Apa itu kesombongan? Secara sederhana kesombongan adalah sifat seseorang yang membuat orang disekitarnya tidak senang. Ini terjadi karena ia merasa dirinya paling penting sehingga orang lain tidak berarti. Jadi sifat sombong bersumber dari sifat egois seseorang. Kalau kita mau jujur ketika kita membahas “kesombongan”, kita bukan membicarakan orang lain tetapi kita membicarakan diri kita sendiri. Mengapa? Karena kesombongan dan egois adalah sifat dasar seluruh manusia yang telah “jatuh“ dalam dosa. Ketika tipu muslihat iblis si ular tua termakan oleh Adam dan Hawa, yaitu larangan makan buah pengetahuan itu tidak diindahkan, maka Iblis telah memasukkan kebohongan, yaitu jika makan buah pengetahuan Adam akan menjadi seperti Allah. Yang terjadi adalah justru terjadi “keterpisahan dengan Allah”, maka saat itulah “kesombongan“ masuk di dalam sifat manusia. Manusia kemudian berkeinginan hidup secara independan dan tidak lagi mau tergantung pada Allah. Manusia lalu punya sifat dasar seperti Iblis, yaitu: semua orang harus tunduk atau harus tergantung kepadanya. Itulah kesombongan. Namun kesombongan sekarang tersamar dengan budaya, etika, dan kesopanan. Itu menyamarkan sifat sombong kita.
Kita akan lebih gampang melihat “kesombongan“ orang lain daripada kesombongan diri sendiri. Kita merasa diri kita “rendah hati“ lebih dari orang lain, padahal merasa rendah hati adalah “kesombongan kuadrat.” Etika, kesopanan dan juga agama telah menyamarkan “monster kesombongan“ yang telah diinkubasikan iblis di hati manusia. Sejak saat itu perasaan “insecure” (perasaan tak aman), merasa iri dan tersaingi selalu ada dalam sifat manusia. Insecure adalah kesombongan dalam bentuk yang paling primitif. Ini semua dikarenakan sifat independen yang tidak lagi bergantung kepada Allah, maka manusia ingin menjadi pusat kehidupan.
Raja Saul mengalami ini ketika Daud muncul dan mendapat pujian lebih dari Saul. Timbullah suatu perasaan antara suka dan benci, namun pada akhirnya kita semua tahu, Saul ingin membunuh Daud. Itu sebabnya manusia selalu insecure dengan seorang yang menyainginya. Walau tersamar insecure pada akhirnya akan menampakkan taringnya dan bak drakula akan memangsa yang mengunggulinya.
Kapan “monster kesombongan“ menampakkan dirinya secara nyata? Abraham Lincoln (mantan presiden Amerika) berkata, “Jika ingin melihat karakter seseorang beri dia kekuasaan.” Ya, jika seseorang punya kekuasaan, atau menjadi kaya, atau berkedudukan tinggi, ketidakterbatasan yang ada pada manusia ini akan membuat “monster kesombongan“ mendapat makanan dan muncul. Tak heran, kita seolah-olah tak mengenal lagi teman kita yang dulu adalah seorang yang rendah hati ketika mereka telah mendapatkan kekuasaan.
Sekarang bagaimana “membunuh” monster kesombongan ini? Ketika monster telah menguasai hidup kita, membunuhnya sangatlah susah karena sama dengan membunuh diri kita karena monster itu telah bersatu dengan diri kita. Bayangkan, seperti sel kanker yang begitu ganas, kalau kita bunuh sel kanker, akan berefek membunuh sel yang baik di dalam diri kita. Itu sebabnya kenali dan pekalah akan “sel kanker” kesombongan sejak dini. Karena kalau tidak dan sudah terlambat, akan susah memusnahkannya.
Rasul Paulus menuliskan, kemegahan/kesombongan bagai ragi yang kecil. Buanglah ragi selagi kecil itu, sebelum mengkamirkan seluruh adonan. Jadilah adonan baru tanpa ragi yaitu menjadi rendah hati seperti teladan Kristus yang mati bagi dosa kita. (DD)
Questions:
1. Bisakah kita mendeteksi kesombongan kita?
2. Kapan “monster kesombongan” menyatakan keadaannya yang sesungguhnya ?
Values:
Warga Kerajaan harus terus mawas diri dan terus menyadarkan diri bahwa manusia lamanya telah mati.
Kingdom Quote:
Kesombongan karena prestasi dan materi gampang terdeteksi, namun kesombongan rohani susah terdeteksi.