Movement (Kegerakan) | Pdt. Eluzai Frengky Utana

Sebagaimana tubuh yang sehat membutuhkan gerakan dan pikiran yang sehat membutuhkan ketenangan, maka sebagai tubuh Kristus kita pun harus terus bergerak memberitakan kabar baik, dan memiliki pikiran yang tenang dengan selalu berada dalam hadirat Tuhan. Kegerakan ini dapat terjadi sekalipun ibadah dilakukan secara online, karena Tuhan kita tidak terbatas. Namun untuk hasil yang optimal, maka kegerakan tubuh Kristus memerlukan strategi.

Dari percakapan Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria di Yohanes 4:1-42, kita akan belajar tentang strategi untuk terjadinya kegerakan.

PERTOBATAN DAN KETAATAN

Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
(Yohanes 4:16-19)

Untuk mengalami kegerakan harus ada pertobatan dari masa lalu dan ketaatan. Sebagaimana perempuan Samaria ini, maka kita harus memiliki karakter jujur, terbuka, rendah hati dan menghargai karunia Tuhan.  Saat kita mau jujur mengakui kekurangan kita, maka Allah sang sumber kasih, mujizat dan keajaiban akan masuk dan melakukan kegerakan dalam hidup kita. Bertobat dari dosa memiliki hubungan erat dengan kegerakan besar. Kita harus bertobat dari kebencian, dan dari janji-janji kepada orang lain yang tidak kita tepati. Pertobatan dan ketaatan membawa sebuah perubahan kepada kegerakan yang besar.

PERJUMPAAN SECARA PRIBADI ATAU MENGALAMI TUHAN

Jawab perempuan itu kepada-Nya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia  akan memberitakan  segala  sesuatu kepada kami.”  Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” (Yohanes 4:25-26)

Pada saat kita mendengar Firman Tuhan yang disampaikan seorang hamba Tuhan atau dosen Alkitab, semua tetap harus diuji. Firman Tuhan tidak bisa sekedar kita dengarkan, namun harus kita alami secara pribadi dalam hidup kita.  Bagi orang yang memiliki perjumpaan pribadi, maka sebagai anak Allah ia pasti mengalami pencapaian pribadi yang bersumber dari Tuhan. Ia juga pasti memiliki rasa lapar dan haus akan pribadi Tuhan. Ia tidak sekedar ‘mengetahui kebenaran’ tetapi mengalaminya sehingga apa yang dialami itulah yang diberitakan sehingga membawa kepada sebuah kegerakan.

HATI YANG MENGASIHI

Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:  “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?”  Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. (Yohanes 4:28-30)

Perempuan Samaria ini mengasihi orang-orang di kotanya, sehingga ia bergerak pergi ke kota. Tanpa hati yang mengasihi, kita tidak akan mengalami kegerakan. Mengasihi berarti peduli kepada kebutuhan orang lain. Sekalipun kita tidak selalu bisa menolong kebutuhan finansial orang-orang di sekitar kita, namun kita bisa memberikan doa, membagikan Firman Tuhan, atau memberikan waktu untuk mengunjungi. Setiap kegerakan merupakan ekspresi dari kasih, dan itu tidak bisa dihalangi oleh keterbatasan sarana atau fasilitas.

MEMILIKI VISI

Perempuan Samaria ini tidak lagi memikirkan air dan tempayannya sehingga ia meninggalkannya di sumur itu. Ia melupakan tujuan awalnya dan kebutuhan pribadinya, karena ia memiliki visi untuk membawa orang-orang sekotanya untuk datang kepada Yesus. Ia sadar bahwa apa yang ia dapatkan, yaitu kesembuhan dari kepahitan dan pemulihan dari krisis kasih, begitu penting sehingga ia harus membagikannya kepada orang-orang lain. Saat hati seseorang murni, maka visi itu semakin jelas. Memiliki visi bukanlah proses yang instan. Itu memerlukan waktu yang panjang.  Dan orang yang memiliki visi yang kuat akan menarik orang-orang dengan visi yang sama.

Saat ini semua orang terdampak oleh pandemi. Jika kita benar-benar mengalami dan mengasihi Tuhan, maka pasti kegerakan akan terjadi. Jangan sia-siakan setiap berkat, talenta, inovasi dan potensi Ilahi yang telah kita terima. Amin.