Bacaan Setahun:
Yeh. 43-44
Kis.6
MUJIZAT ATAU KUALITAS
“Ketika melihat orang banyak itu. Yesus naik ke atas bukit. Dan, setelah la duduk, murid-murid-Nya datang kepada-Nya.”Matius 5:1
Firman Tuhan yang kita baca hari ini merupakan sebuah awal dari sebuah peristiwa yang kemudian dikenal di seluruh dunia sebagai kotbah di bukit, di mana peristiwa ini digambarkan menghasilkan pengajaran-pengajaran dasar kekristenan yang begitu fenomenal, dan inspirasional. Gambaran peristiwa kotbah di bukit ini sering digambarkan melalui lukisan atau gambar, bahkan juga film bahwa peristiwa ini disaksikan ratusan orang. Namun jika kita membaca konteks kisah ini sejak pasal 4, kita akan temukan bahwa peristiwa ini diawali saat Yesus melakukan road show penginjilan dan juga pelayanan kesembuhan di seluruh Galilea. Dan akibat dari pelayanan Yesus tersebut digambarkan bahwa semakin banyaklah orang yang dibawa datang kepada Yesus untuk dilayani, bahkan kemudian berdampak kepada semakin banyaknya orang dari berbagai kota datang untuk mengikut Yesus dan tentunya berharap pelayanan Yesus pada diri mereka. (Matius4:23-25)
Dalam keadaan melihat orang yang banyak dan butuh pelayanan, respon Yesus justru melakukan sesuatu yang berbeda. Alih-alih langsung berespon, Yesus justru memutuskan untuk naik ke atas bukit meninggalkan jumlah orang yang banyak (multitude people). Yesus naik ke bukit terlebih dahulu dan kemudian saat itu hanya murid-murid-Nya yang disebutkan yang kemudian mengikuti Yesus naik. Apa yang Yesus lakukan menunjukkan bahwa Yesus menyadari ada hal yang lebih penting yang dibutuhkan lebih dari sekedar mujizat yaitu kualitas hidup, yang dibangun melalui pemahaman akan prinsip-prinsip hidup kebenaran. Prinsip kualitas ini membutuhkan sebuah sikap hati yang tepat, yaitu sikap mau belajar dan dengan perjuangan yang sungguh-sungguh.
Bagaimana dengan respon orang banyak? Mereka tetap memilih untuk hanya menunggu Yesus di bawah. Mereka menunggu Yesus turun dari bukit untuk kembali minta dilayani. Hal itu dapat kita lihat di Matius 8:1, “Setelah Yesus turun dari bukit, orang (multitude) banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.” Berapa banyak kita bersikap yang sama seperti orang banyak tersebut? Yaitu fokus pada mujizat, pertolongan Tuhan kepada diri kita dan bukan kepada upaya meningkatkan kualitas diri kita sendiri melalui proses belajar, mentoring. Tanpa belajar mengenai Allah dan Firman-Nya maka kita bisa menjadi tipe orang Kristen “supporter” yang kerapkali hanya bersuara tetapi tidak melakukan apa-apa. Siapkah kita mengikuti teladan Yesus yang tidak mudah teralihkan perhatian-Nya kepada kekaguman akan banyaknya jumlah pengikut, atau kesibukan aktivitas melayani tetapi justru fokus pada keseriusan melakukan mentoring dan mengajarkan nilai-nilai kualitas? Anda siap? (HA)
Questions:
1. Apa yang diingini Tuhan dalam pemuridan-Nya?
2. Mengapa Tuhan seolah tidak terlalu tertarik dengan jumlah orang banyak dalam pemuridan- Nya? Bagaimana dengan Anda?
Values :
Bukan soal banyaknya pengikut, tetapi bagaimana kualitas dari setiap orang yang dibimbing/dimentor.
Mujizat terbesar bukanlah karena kesembuhan atau kebangkitan dari kematian, melainkan perubahan kualitas hidup kita