Multiply | Pdt. Eluzai Frengky Utana

Hari ini kita akan belajar tentang kunci terjadinya mukjizat pelipatgandaan yang dilakukan Tuhan Yesus bersama dengan murid-murid-Nya, sehingga lima roti dan dua ikan bisa mencukupkan kebutuhan lima ribu laki-laki, belum termasuk para perempuan dan anak-anak. (Yohanes 6:1-15)

Berada di Tempat Yang Tinggi Bersama Tuhan.

Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. (Yohanes 6:3)

Pengikut hanya mencari mujizat dan tinggal di kaki atau lereng gunung, sebaliknya seorang murid hidup dalam mujizat karena ada di puncak gunung bersama Tuhan. Mereka senantiasa mendekat dan tinggal bersama Tuhan. Pelipatgandaan hanya terjadi jika kita berada di puncak tertinggi bersama dengan Tuhan, artinya kita tinggal bersama-Nya dan melibatkan Dia dalam segala hal. Melibatkan Yesus dalam segala hal membuat kita sadar bahwa semua yang kita capai semata-mata karena Yesus, sehingga kita tidak menjadi sombong dan selalu hidup bergantung kepada-Nya.

Memiliki Keyakinan Bahwa Setiap Masalah Pasti Teratasi.

Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. (Yohanes 6:5-6)

Tidak ada satupun pencobaan yang kita alami yang berada di luar kendali Tuhan. Saat kita percaya, artinya kita berserah untuk dilatih oleh Tuhan. Seorang pengikut hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, namun seorang murid memperhatikan kepentingan orang lain. Orang yang mementingkan kepentingan orang lain akan meninggalkan beban sakit hati, kecewa, kepahitan, karena ia tahu bahwa ia berada di tempat yang tinggi bersama Tuhan, sebagaimana burung rajawali yang justru naik tinggi ketika terjadi badai. Seberapa burukpun keadaan di luar tidak menentukan nasib kita, namun sepenuhnya tergantung pada kesediaan kita untuk memberi respon yang benar. Miliki keyakinan bahwa di dalam Tuhan segala masalah pasti bisa teratasi.

Jangan Menganggap Remeh Hal-Hal Kecil.

Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” (Yohanes 6:7-9)

Alkitab dipenuhi dengan kisah-kisah di mana Tuhan memakai hal-hal kecil untuk menunjukkan kuasa-Nya yang dahsyat. Misalnya lima batu kecil di tangan Daud untuk mengalahkan Goliat. Demikian juga segenggam tepung dan sedikit minyak di tangan nabi Elisa. Dalam kisah ini dikisahkan lima roti dan dua ikan untuk memberi makan ribuan orang. Untuk mengalami mujizat, tidak perlu ayat yang panjang-panjang atau doa berlama-lama. Juga tidak perlu latar belakang pendidikan yang tinggi. Asalkan kita memiliki iman yang benar, tidak peduli apapun latar belakang kita, tidak peduli seberapa buruk pengalaman hidup kita, jika dipersembahkan ke dalam tangan Tuhan, maka akan terjadi hal-hal yang besar.

Selalu Bersyukur Dalam Setiap Keadaan.

Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. (Yohanes 6:11)

Semua perubahan ke arah yang baik dimulai dengan bersyukur. Hidup kita sesungguhnya sangat bernilai dan sangat mahal. Apapun situasi yang kita hadapi, Tuhan sanggup melakukan perubahan. Kadang hidup menjadi sangat sulit dan penuh dengan tantangan, namun yang perlu dilakukan adalah menjaga hati untuk tetap bersyukur dan melihat sisi-sisi positif kehidupan kita. Ingatlah kebaikan-kebaikan yang telah dilimpahkan Tuhan dalam hidup kita, dan berterima kasih serta mengucapkan syukur atasnya.

Ada Penyediaan Untuk Masa Depan.

Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. (Yohanes 6:12-13)

Saat Tuhan Yesus mengadakan mukjizat pelipatgandaan, Dia menunjukkan ada penyediaan untuk masa depan. Kelebihan makanan menunjukkan bahwa Tuhan memperhatikan kebutuhan untuk waktu-waktu di depan. Karena itu jangan pernah membuat rencana tanpa berdoa. Doa adalah membangun hubungan komunikasi dengan Tuhan. Doa tidak hanya satu arah meminta dan menuntut kepada Tuhan, namun mengizinkan Dia berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, lalu mentaati dan melakukannya.  Ketika kita memiliki hubungan komunikasi yang baik dengan Tuhan, tidak hanya generasi kita yang mengalami pelipat gandaan, namun ada penyediaan sampai kepada generasi anak cucu kita.

Jika kita percaya dan melakukan ke lima hal di atas, maka pelipatgandaan akan terjadi dalam hidup kita. Semakin hari hidup kita semakin menjadi berkat dan nama Tuhan semakin dipermuliakan. Amin. (VW).